Kerja Sama RI-Korea Termasuk Untuk Tumbuhkan Usaha Rintisan | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Kemenperin

Kerja Sama RI-Korea Termasuk Untuk Tumbuhkan Usaha Rintisan

Ceknricek.com -- Era baru ekonomi menumbuhkan perusahaan-perusahaan rintisan atau yang disebut dengan startup di dunia. Menurut data dari Kementerian Perindustrian, pada tahun 2013 lalu hanya terdapat 39 perusahaan rintisan di seluruh dunia yang memiliki valuasi lebih dari US$1 miliar atau masuk dalam kategori unicorn.

Angka ini melonjak drastis enam tahun berikutnya. TechCrunch melaporkan sudah ada 452 unicorn di seluruh dunia dengan valuasi kumulatif mencapai US$1,6 triliun. Lonjakan terbesar terjadi di tahun 2018 lalu, dimana terdapat lebih dari 170 startup mencapai status unicorn di tahun 2018 lalu.

Menurut laporan dari Bain & Company tahun 2018, semua unicorn di Asia Tenggara memiliki nilai pasar gabungan sebesar US$34 Miliar. Ternyata, 4 dari 10 startup di Asia Tenggara berasal dari Indonesia. Mereka ialah Gojek, Tokopedia, Bukalapak, Traveloka.

Gojek sendiri telah masuk kategori decacorn atau memiliki valuasi US$10 miliar. Sementara unicorn dari Asia Tenggara lainnya ialah Grab, Sea, Lazada, dan Razer dari Singapura, Revolution Precrafted dari Filipina, dan VNG dari Vietnam.

Untuk itu, kementerian Perindustrian berencana untuk terus mendorong penguatan pertumbuhan perusahaan rintisan demi mendongkrak pertumbuhan ekonomi kedua negara di tengah ketidakpastian kondisi global. Salah satunya dengan kerja sama Indonesia dan Korea Selatan, negara yang saat ini memiliki 6 unicorn.

“Kami ingin bersama-sama menginisiasi kerja sama di antara startup dan unicorn Indonesia-Korea,” kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan tertulis yang diterima ceknricek.com, Kamis (28/11).

Menperin sebelumnya turut mendampingi Presiden Joko Widodo menghadiri ASEAN-Republic of Korea (RoK) Startup Summit dan ASEAN-RoK Innovation Showcase di Busan Exhibition and Convention Center (Bexco).

Baca Juga: Kemenperin: Nissan Akan Hentikan Produksi Datsun pada Januari 2020

Rencananya, kolaborasi bilateral antara Indonesia dan Korea tidak sekadar mengidentifikasi sejumlah tantangan dan peluangnya saja, tetapi juga untuk membangun ekosistem inovasi bersama. Hal ini demi mendukung pertumbuhan, keberlanjutan dan bahkan upaya meningkatkan keuntungan bagi startup dan unicorn di kedua negara hingga ASEAN.

“Oleh karena itu, kami mengapresiasi penyelenggaraan ASEAN-RoK Startup Expo 2019. Dari ajang tersebut, kami berharap terjadinya berbagi informasi, pengalaman dan best practices dalam penyusunan regulasi,” kata Agus.

Sumber: Antara

Agus menilai saat ini merupakan waktu yang tepat bagi startup di ASEAN dan Korea untuk bersama-sama mendominasi dan memimpin lanskap startup dunia. Sekadar informasi, menurut data dari CBInsights pada November 2019, terdapat 10 unicorn di Korea Selatan, diantaranya Coupang, Bluehole, Yello Mobile, Wemakeprice, Woowa Brothers, dan Viva Republica.

Sementara total startup di Asia Tenggara mencapai 3.617 startup dan Korea sebanyak 302 startup.

“Indonesia dan Korea bisa saling berkolaborasi mengenai pameran teknologi inovasi dan produk antar-startup, atau bahkan mencakup perluasan jaringan antar startup, unicorn dan investor. Kami ingin melahirkan startup dan unicorn yang lebih besar, lebih tangguh dan berorientasi pasar,” kata Agus.

“Startup tersebut didukung dengan pendanaan kuat dan menciptakan bisnis yang out-of-the-box, sehingga mampu menunjukkan posisi mereka di dunia dan siap untuk bersaing dengan kompetisi startup yang kian ketat,” tutup Agus.

BACA JUGA: Cek OPINI, Opini Terkini Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini. 


Editor: Farid R Iskandar


Berita Terkait