Ceknricek.com -- "Pada 2016, Kivlan Zein juga turut serta membebaskan Warga Negara Indonesia (WNI) dari penyanderaan kelompok Abu Sayyaf di Filipina."
Kalimat yang sempat dilontarkan Menteri Pertahanan Kabinet Kerja Jenderal (purn) Ryamizard Ryakudu setidaknya memberi gambaran tentang sosok Kivlan Zen, yang kini dilaporkan ke polisi atas dugaan makar. Siapa sebenarnya dia?
Kivlan Zein merupakan tokoh militer di Indonesia. Ia lahir di Langsa, Aceh 24 Desember 1946, saat ini berusia 72 tahun.
Masa kecil Kivlan dihabiskan di Medan, mulai dari SD hingga Perguruan Tinggi. Ia sempat mengambil fakultas kedokteran di Universitas Islam Sumatera Utara agar bisa mengabdikan diri ke masyarakat.
Sebelum mengikuti pendidikan militer, Kivlan aktif di kegiatan organisasi pelajar dan mahasiswa. Ia bergabung dengan Pelajar Islam Indonesia (PII) pada 1962. Tiga tahun kemudian (1965), ia dipercayai sebagai sekretaris Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Medan, dan Ketua Departemen Penerangan KAMI Medan. Kivlan juga aktif dalam Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI).
Aktivitas di organisasi itu terhenti ketika ia masuk pendidikan militer di Akmil. Kivlan lulus tahun 1971 dan langsung mengabdi di kesatuan Infanteri, Kostrad, Angkatan Darat.
Negosiator Ulung
Kivlan juga dikenal sebagai negosiator penting. Pada 2016, Kivlan Zein juga turut serta membebaskan Warga Negara Indonesia (WNI) dari penyanderaan kelompok Abu Sayyaf di Filipina.
Kompas.com menulis, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyebutkan keberhasilan pembebasan empat sandera WNI dibantu Mayor Kivlan Zen.
"Pak Kivlan Zen kan pernah bertugas di Filipina, misi perdamaian keamanan. Dia kenal dengan Nur Misuari," ujar Ryamizard di Istana, Jakarta, Kamis (9/5).

Sumber: Detak
Nur Misuari adalah mantan petinggi MNLF. Ia dikenal dekat dengan Abu Sayyaf dan kelompoknya.
"Dia (Kivlan) enggak kenal (dengan Abu Sayyaf), tapi Nur dan Abu Sayyaf kan kenal," ujar Ryamizard.
Catatan karier Kivlan menyebutkan, saat berpangkat kolonel (1990), ia memimpin Kontingen Garuda XVII. Pasukan itu kemudian berperan menjadi pengawas gencatan senjata antara MNLF dengan Pemerintah Filipina.
Saat itulah Kivlan dekat dengan Misuari. Melalui Misuari, Kivlan bernegosiasi dengan Abu Sayyaf untuk membebaskan para WNI yang jadi sandera.
Karier Militer
Kivlan Zein masuk Akademi Militer setelah lulus SMA tahun 1965. Ia lulus dari Akmil pada tahun 1971. Perjalanan karier Kivlan terbilang mulus. Untuk naik ke brigadir jenderal dari pangkat kolonel, dia hanya butuh waktu 18 bulan.
Meski begitu, karier Kivlan Zein sempat tersendat. Pangkat mayor disandangnya selama enam tahun, dan letnan kolonel baru dia peroleh setelah tujuh tahun bertugas di Timor Timur. Sedangkan pangkat kolonel baru diraihnya pada 1994.
Karier puncak Kivlan Zein, didapatkan sampai jabatan Kepala Staf Kostrad dengan pangkat mayor jenderal di masa peralihan dari Orde Baru ke Era Reformasi.

Sumber: Farshya-Blogger
Dituduh Sebarkan Hoaks dan Makar
Seorang wiraswasta bernama Jalaludin melaporkan mantan Kepala Staf Kostrad, Kivlan Zen atas dugaan penyebaran hoaks dan makar.
Laporan itu bernomor LP/B/0442/V/2019/Bareskrim bertanggal 7 Mei 2019. Berdasarkan surat laporan, diketahui bahwa waktu kejadian ialah sekitar pukul 20.00 WIB, pada 6 Mei 2019.
Kivlan dilaporkan atas Tindak Pidana Penyebaran Berita Bohong dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP Pasal 14 dan/atau Pasal 15 serta Keamanan Negara atau Makar Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP Pasal 107 juncto Pasal 110 juncto Pasal 87 dan/atau Pasal 163 bis juncto Pasal 107.
Laporan terhadap Kivlan Zen dan Sungkharisma atas dugaan penyebaran berita bohong dan makar dibenarkan oleh kepolisian. Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, pelapor menyertakan barang bukti berupa "flash disk" berisi video pernyataan Kivlan. Penyidik masih menganalisis video itu untuk memastikan kebenarannya.