Korea Damai Jika Tidak Ada Yang Intervensi | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day

Korea Damai Jika Tidak Ada Yang Intervensi

Ceknricek.com Perdamaian di Semenanjung Korea bisa diwujudkan jika tidak ada  intervensi kekuatan asing yang ingin memanfaatkan situasi konflik untuk kepentingan sempit. Demikian disampaikan Sekjen Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea, Teguh Santosa, dalam keterangan yang diterima redaksi, Kamis (26/4).

Ia menanggapi rencana pertemuan tingkat tinggi antara pemimpin kedua Korea, Kim Jong Un dan Moon Ja-in, di Panmunjeom, Jumat (27/4). "Agar pertemuan Kim Jong Un dan Moon Jaein bisa menghasilkan perdamaian abadi saya minta Donald Trump tidak ngerecoki," sambungnya.

( Baca : Kim Jong Un Mendadak Ramah )

"Ketegangan di Semenanjung Korea adalah buah dari pertarungan kekuatan asing di kawasan itu sejak Perang Dunia Kedua usai. Pertemuan Kim Jong Un dan Moon Jaein diharapkan bisa memperbaiki hubungan kedua negara. Bagaimanapun, kedua Korea pernah bersatu sebelum dicabik-cabik kolonial," ujar dosen Hubungan Internasional di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta ini.

Jalan Panjang

Duta Besar Republik Korea Selatan untuk Indonesia Kim Chang-beom di Jakarta, Kamis (19/4)  mengatakan bahwa mewujudkan perdamaian di Semenanjung Korea adalah perjalanan panjang. "Paling tidak pertemuan ini bisa meletakkan fondasi untuk memulai diskusi yang tulus untuk mewujudkan perdamaian abadi di Semenanjung Korea," katanya. Tak ada yang menyangka jika tahun 2018 menunjukkan kemajuan substansial terhadap hubungan dua bangsa bersaudara yang terpisahkan terlalu lama di Semenanjung Korea.

(Baca:Korsel dan Korut Akan Bersikap Manis Pada Pertemuan Bersejarah )

Seorang pejabat Kemlu Korea Selatan yang ditemui Antara di Seoul, pada Maret 2018 menyatakan Korut telah sedikitnya melakukan 15 kali uji coba rudal balistik pada 2017. Dari tahun 2006 hingga 2017, tercatat Korea Utara sedikitnya melakukan uji joba nuklir selama enam kali.

Tes nuklir pertama kali Korea Utara memiliki kekuatan hanya 0,8 kilo ton. Hingga pada September 2017, Korea utara berhasil melakukan uji ledak bom hidrogen yang diklaim oleh mereka memiliki kekuatan ledak 50 kilo ton atau bahkan lebih dari itu, jauh lebih besar dari pada bom atom yang pernah dijatuhkan Amerika Serikat di Hiroshima pada Perang Dunia II yaitu sebesar 15 kiloton.

Kini warga kedua negara sedang dalam suasana hati yang bagus setelah melihat bendera unifikasi Korea berkibar di ajang Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018 pada Februari. Untuk pertama kalinya Korea Utara dan Korea Selatan bersatu, paling tidak untuk berjuang bersama di tim hoki es perempuan.

 



Berita Terkait