Ceknricek.com Pertumbuhan penyakit kanker di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Salah satu kanker menunjukkan angka kematian yang terus bertambah ialah kanker paru. Gaya hidup dan pola makan sangat mempengaruhi penyakit ini.
Data terbaru Globocan 2018 menunjukkan ada 2 juta kasus baru kanker paru di seluruh dunia, dengan kematian mencapai 1,8 juta. Di Indonesia, diperkirakan 40 per 100.000 orang berisiko kanker paru, terutama pria berusia di atas 40 tahun dan perokok aktif.
“Kanker ini sangat pintar. Ia memiliki kemampuan untuk lari dari radar sistem imun tubuh kita, sehingga sering tidak terdeteksi oleh sistem imun”, papar dr. Sita Andarini SpP(K), Ph.D, dari Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dalam Diskusi tentang “Imunoterapi Harapan Baru Kanker Paru” yang diadakan Forum Ngobras di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (28/02).
Sepanjang tahun 2010, data dari Poliklinik Onkologi Paru RS Persahabatan tercatat kasus baru hampir 1.500 per tahun, atau sekitar 6 orang per hari. Dan sampai 2018 angkanya terus meningkat, baik pada laki-laki maupun perempuan.
Kanker paru menyebabkan 27 persen kematian yang disebabkan oleh kanker, atau menjadi penyebab ke-5 dari seluruh penyebab kematian di seluruh dunia, dan saat ini naik menjadi peringkat ke-5.
“Pada pria, kanker paru menjadi kanker yang paling sering ditemukan setelah kanker prostat dan pada wanita, menduduki peringkat kedua setelah kanker payudara. Namun baik pada wanita maupun pria, kanker paru adalah penyebab kematian nomer satu karena kanker”, jelasnya.
Faktor risiko utama kanker paru adalah rokok. Perokok memiliki risiko kanker paru 13,6 kali lipat lebih besar dibandingkan orang yang tidak merokok. Pada perokok pasif risiko lebih besar 4 kali lipat dibandingkan orang yang tidak pernah terpapar asap rokok.