Oleh Redaksi Ceknricek.com
11/23/2023, 18:54 WIB
Ceknricek.com--Seorang lelaki parobaya, mengaku bernama Gufron, tiba-tiba mencegat dan mengajak masuk ke sebuah ruangan. Di dalam ruangan, nampak kain kain dan busana bermotif batik yang dibuat dengan teknik ecoprinting. Terjajar rapi menunggu peminat.
"Ini salah satu bentuk binaan Astra. Bukan batik biasa yang pakai canting mas. Ini eksklusif karena motifnya nggak ada yang sama,"kata Gufron antusias, saat sejumlah jurnalis mengunjungi Kampung Berseri Astra (KBA) di Pekayon, Bekasi, Kamis (23/11/23).
Gufron lantas menjelaskan, produk ecoprinting dijual lewat media online dan berbagai pameran yang diikuti pihaknya. Dengan yakin, ia menerangkan produknya bisa jadi gerakan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Foto: Istimewa
Rombongan jurnalis dan vloger yang dibawa Astra dengan tajuk "Workshop Wartawan Lingkungan 2023" itu memang akhirnya belajar langsung bagaimana caranya membuat kain motif dedaunan dari bahan asli dan pewarna alami.
Prosesnya sendiri tidak rumit. Beragam daun diletakan diatas kain basah. Keindahan motif berdasar selera kita, sebelum melewati beberapa proses hingga jadi sepotong kain yang indah. Dari kain ecoprinting inilah kemudian dijahit menjadi busana beragam bentuk.
Menariknya, tak hanya kerajinan ecoprinting. Kampung Berseri Astra di Pekayon ini juga menghadirkan proses pembuatan kompos, pupuk cair, kebun hidroponik, hingga produk produk UMKM seperti minuman teh bunga telang, serai campur lemon, salad buah, yoghurt yang diberi pewarna bunga telang, pangsit kelor, chesse stik kelor, lilin aroma minjel dan minuman sinom asem. Tak lupa, rombongan wartawan juga diajak berkeliling menggunakan mobil odong odong sekitar Pondok Pekayon Indah, yang banyak ditumbuhi tanaman hijau.
Foto: Istimewa
Menurut Eko Purwanto, Local Champion dan Ketua Kampung Berseri Astra Pekayon, kegiatan dikampungnya yang terdiri dari 3300 jiwa dan mendiami wilayah seluas 17 hektar berawal dari sekelompok ibu ibu yang mencintai lingkungan. Mereka mencoba menghijaukan lingkungan RW 11, kemudian berlanjut di RW 8,9 dan 10. Setelah 10 tahun bergumul mempercantik dan menghijaukan lingkungannya, pihaknya akhirnya bertemu dengan PT Astra, yang memiliki program kepedulian lingkungan.
"Kita punya semangat yang sama. Bukan hanya pemberdayaan warga tapi juga kecintaan terhadap lingkungan. Kebetulan di Astra ada program KBA peduli iklim. Dari 2018 sampai 2020 kita diasesmen, alhamdulilah kita akhirnya bisa mencapai level lestari,"kata Eko.
Foto: Istimewa
Eko melanjutkan, kampungnya sudah meraih 19 penghargaan. Kehadiran Astra membuatnya bisa mempercepat semua program program yang dibuat. Termasuk Program Kampung Iklim (Proklim) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLH) yang terbagi dalam level Pratama, Madya, Utama dan Lestari. Eko berbangga, saat pertama kali ikut Proklim, kampungnya langsung mendapat level utama, sebelum naik ke lestari.
"Kami berterima kasih atas semangat masyarakat dan dukungan penuh dari Astra, selama delapan tahun yang sangat komprehensif," ujar Eko yang memiliki target menciptakan Kampung Wisata Edukasi Lingkungan di tahun 2027.
Foto: Istimewa
Sementara menurut Boy Kelana Soebroto, General Manager-Head of Corporate Communications PT Astra International Tbk, pihaknya sudah mengadakan "Workshop Wartawan Lingkungan" ini selama 14 tahun. Sampai saat ini, Astra sudah memiliki 194 Kampung Berseri Astra, dimana Pondok Pekayon Indah salah satunya, dan 1060 Desa Berseri Astra di seluruh Indonesia.
"Di mana warga kampung bersama-sama melakukan mitigasi lingkungan, dan di KBA Pekayon, kita bisa melihat para ibu membuat ecoprint handmade. Kegiatan ini semoga menjadi inspirasi untuk masyarakat luas," kata Boy Kelana Soebroto.
PT Astra International Tbk sendiri sebuah perusahaan nasional yang memiliki 272 anak usaha antara lain di sektor otomotif, layanan pembiayaan, dan asuransi, serta memiliki program penganugerahan Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia. Lewat berbagai programnya dibidang lingkungan hidup, Astra turut berkontribusi menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup.
Editor: Ariful Hakim