Ceknricek.com -- Menteri Perdagangan (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia hampir sejajar dengan Jerman, terkait kontribusi sektor manufakturnya berada di angka 20,6 persen.
Menperin mengatakan industri pengolahan masih memberikan kontribusi terbesar kepada struktur Produk Domestik Bruto (PDB) nasional hingga 20,07 persen pada triwulan I tahun 2019. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah tersebut naik dibanding capaian sepanjang tahun 2018 sebesar 19,86 persen.
“Dari capaian 20 persen tersebut, laporan World Bank juga menunjukkan, Indonesia menempati peringkat kelima di antara negara G20,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Selasa (7/5).
Saat ini negara-negara industri di dunia, kontribusi sektor manufakturnya terhadap perekonomian rata-rata sekitar 17 persen. Mereka antara lain Meksiko, India, Italia, Spanyol, Amerika Serikat, Rusia, Brasil, Perancis, Kanada, dan Inggris.
“Artinya, sekarang tidak ada negara di dunia yang bisa mencapai di atas 30 persen,” ujarnya.
Maka itu, melalui sumbangsih sektor manufaktur yang cukup besar, tidak tepat kalau Indonesia dikatakan sebagai negara yang mengalami deindustrialisasi. Apalagi, saat ini Indonesia masuk dalam 16 besar negara yang memiliki perekonomian terkuat di dunia.
Bahkan, melalui Making, Indonesia 4.0 aspirasi besarnya adalah mewujudkan Indonesia masuk jajaran 10 negara yang memiliki perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030.
“Kalau hasil studi PwC dan McKinsey, kita bisa masuk 7 besar ekonomi dunia di 2045, sementara pada 100 tahun Indonesia merdeka nanti, kita menjadi ekonomi ke-4 terbesar di dunia,” kata Airlangga.