Ceknricek -- Produksi padi di Kabupaten Indramayu mengalami peningkatan yang cukup segnifikan. Terlebih, kondisi panen saat ini masih terus berlangsung. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam kunjungan kerjanya di Desa Tambi, Kecamatan Sliyeg, Kamis (4/4), meminta Badan Urusan Logistik (Bulog) segera melakukan penyerapan.
Amran mengatakan, Bulog tak boleh membuat petani rugi. Karena itu, Bulog harus menyerap tanpa batas, "kami juga sudah koordinasi dengan BUMN agar bekerja secara cepat," ujar Amran.
Mentan menegaskan, Bulog tidak boleh menyerap gabah kering petani di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp4.070. Keputusan ini sudah mutlak karena instruksi langsung dari Presiden Joko Widodo. Dengan begitu, penurunan harga gabah diharapakan kembali stabil.
"Apalagi Kabupaten Indramayu juga sudah mendapat bantuan sebesar Rp24 miliar yang terdiri dari benih, bibit, pupuk, dan traktor. Kita harapkan, seluruh bantuan ini mampu mendorong Indramayu terus menjadi penopang lumbung pangan nasional," ungkapnya.
Saat ini pertanian di Indramayu bergantung pada waduk Jatigede. Namun, nanti akan terbantu dengan dua waduk lain yang saat ini masih dalam proses. Kedua waduk itu masing-masing adalah Cipanas dan Sadawarna.
"Semua waduk itu sangat berkontribusi terhadap peningkatan produksi padi di Kabupaten Indramayu bagian tengah dan bagian barat," terangnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu Takmid menambahkan, saat ini harga gabah di wilayahnya mencapai angka Rp3.800 per kilogram. Sedangkan penyerapan Bulog hingga tanggal 3 April ini mencapai 135 ribu ton.
"Tapi posisi kita belum panen raya karena masih di angka 45 persen. Penghitungan kita justru pada saat puncaknya yang diperkirakan mencapai angka 1,8 juta ton gabah kering," jelas Takmid.
Untuk itu, Bulog diharapkan tidak hanya diam ketika harga gabah bergerak turun seperti saat ini. Menurut Takmid, petani hanya menginginkan harga gabah stabil, setidaknya sama dengan HPP Rp4.070.