Ceknricek.com -- Bank Indonesia (BI) merilis hasil Prompt Manufacturing Index (PMI) untuk triwulan III-2019. Hasilnya, PMI untuk triwulan III tahun ini ialah sebesar 52,04 persen atau lebih rendah daripada indeks terkait pada triwulan II sebesar 52,66 persen. Kendati demikian, BI menilai sektor industri pengolahan (manufaktur) Indonesia masih berada di fase ekspansif.
“Fase ekspansi terjadi pada hampir seluruh sub sektor, namun terpantau adanya perlambatan pada sub sektor Makanan, minuman & tembakau serta tekstil, Barang dari kulit dan alas kaki. Di sisi lain, kontraksi yang terjadi pada Barang kayu dan hasil hutan lainnya sejak triwulan lalu terlihat masih berlanjut pada triwulan III 2019,” tulis BI dalam laporannya yang diterbitkan Kamis (10/10).
Perkembangan PMI tersebut sejalan dengan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), yang memberikan sinyal bahwa kinerja sektor industri pengolahan triwulan III 2019 yang positif tumbuh melambat. Begitu pula dengan angka Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kegiatan usaha Industri Pengolahan triwulan III-2019 yang berada pada level 3,05 persen, lebih rendah dibandingkan triwulan II-2019 (3,57 persen) maupun triwulan III 2018 (3,85 persen).
Sumber: Istimewa
Perlambatan ekspansi kegiatan usaha industri pengolahan diprakirakan masih berlanjut di triwulan IV, yang mengakibatkan ekspansi pada sektor ini bersifat terbatas. BI memprediksi PMI pada triwulan IV sebesar 51,90 persen.
“Ekspektasi ekspansi diprakirakan terjadi pada sub sektor industri Makanan, Minuman & Tembakau seiring dengan ekspektasi pelaku usaha terhadap potensi peningkatan permintaan domestik seiring perayaan Natal dan liburan akhir tahun,” tulis BI.
Baca Juga: Pemerintah Diminta Terapkan Regulasi Tepat untuk Industri Vape
Sekadar informasi, sektor pengolahan atau manufkatur sendiri masih diandalkan dalam sebagai pilar utama pendapatan negara. Hal ini dapat terlihat dari besaran persentase pengaruh industri manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2018.
Sumber: Istimewa
Sektor manufaktur menyumbang Rp2.947,3 triliun atau sebesar 19,87 persen dari total PDB Indonesia atas dasar harga berlaku Indonesia di tahun 2018, yakni sebesar Rp14.897,4 triliun. Sektor manufaktur menjadi sektor penyumbang PDB terbesar diikuti sektor Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan motor (Rp1.931,9 triliun atau sebesar 13,02 persen), Pertanian, kehutanan dan perikanan (Rp1.900,3 atau 12,81 persen) dan Konstruksi (Rp1.562,3 atau 10.53 persen).
BACA JUGA: Cek POLITIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.