Ceknricek.com -- Perlombaan pengembangan vaksin COVID-19 melibatkan sejumlah raksasa farmasi dunia. Setelah Pfizer mengumumkan efektivitas vaksin mRNA yang mencapai 90 persen kini giliran Moderna unjuk vaksin buatannya.
Perusahaan farmasi yang berbasis di Massachusetts, Amerika Serikat ini mengungkapkan pihaknya sudah memegang data analisis sementara uji klinis tahap akhir vaksin COVID-19.
Analisis uji klinis tahap akhir tersebut akan membantu dalam menentukan kemanjuran vaksin. Data-data tersebut sedang disiapkan untuk diserahkan kepada otoritas independen yang menilai hasilnya dan memberikan rekomendasi.
Dalam pernyataan Rabu waktu AS atau Kamis, (12/11/20) waktu Indonesia, pihak Moderna belum menyebutkan rencana untuk merilis khasiat vaksin buatannya.
Moderna dalam pernyataan tertulisnya kepada media menyatakan pihaknya telah melihat peningkatan signifikan kasus COVID-19 di Amerika Serikat dan di antaranya adalah peserta uji klinis. Karena lonjakan kasus, analisis akan mencakup secara substansial lebih dari 53 infeksi yang telah menjadi titik pemicu jadi target analisis pertama.
Klik video untuk tahu lebih banyak - SOSIALISASI 3M DARI EKO PATRIO
Perusahaan tersebut mengaku uji klinis dilakukan secara rahasia. Jadi baik perusahaan maupun penyelidik penelitian tidak tahu peserta mana yang menerima vaksin atau placebo. Vaksin dianggap berhasil jika sebagian besar dari yang terinfeksi telah menerima placebo setelah hasil awal dilihat dewan pengawas.
Pakar Penyakit Menular AS Dr Anthony Fauci menyatakan Moderna mungkin sudah memiliki data terkait perkembangan vaksinnya. Tingkat kemanjuran vaksin Moderna hampir identic dengan vaksin Pfizer. .
“Mungkin tidak 95 persen, mungkin 90 persen atau 96 persen atau 89 persen tetapi akan terus naik,” katanya.
Sama seperti Pfizer, Moderna juga menggunakan teknologi dan metode mRNa dalam pengembangan vaksin COVID-19. Moderna masih terus menunggu data lanjutan selama dua bulan yang diwajibkan otoritas keselamatan kesehatan AS. Kemungkinan data tersebut akan dirilis pada pekan kedua November sebelum Moderna mengajukan izin penggunaan darurat. Hingga saat ini, belum ada vaksin yang mendapat persetujuan global namun beberapa perusahaan termasuk Moderna sedang melakukan uji klinis tahap akhir atau fase 3.
Baca juga: Sri Mulyani Siapkan Dana Jumbo Untuk Borong Vaksin COVID-19
Baca juga: Uji Klinis Fase 3 Vaksin Sinovac Dilaporkan Masih Aman