Ceknricek.com -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersama enam lembaga filantropi, meluncurkan program penggalangan dana dan penandatanganan kesepakatan untuk pembangunan Rumah Sakit Indonesia-Hebron atau RSIH di Palestina.
Ketua Panitia Pembangunan RSIH, Muhyiddin Junaidi mengatakan inisiatif awal pembangunan RSIH Palestina ini bermula dari permintaan Wali Kota Hebron, Tayseer Abu Sneinah, saat berkunjung ke Indonesia beberapa waktu lalu.
Kepada pimpinan MUI, Tayseer mengatakan pihaknya membutuhkan bantuan agar bisa dibuatkan rumah sakit khusus untuk pemulihan trauma, akibat konflik dan perang dari invasi Israel kepada masyarakat mereka.
"Jadi karena di Hebron belum ada RS seperti itu, maka Indonesia sebagai negeri berpenduduk muslim besar memiliki tanggung jawab moral untuk membantu umat Islam di Palestina," kata Junaidi di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Timur, Kamis (2/5).
Junaidi yang juga Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri MUI itu berharap, apabila kebutuhan dana yang mencapai US$7 juta atau Rp98 miliar untuk membangun RSIH tersebut sudah terkumpul, maka pembangunan bisa segera dilaksanakan.
Sumber: Garuda Militer
Dia memprediksi proses pembangunan RSIH itu akan memakan waktu dua tahun. Semakin cepat dana terkumpul maka akan semakin cepat pula proses pengerjaannya dimulai.
"Mudah-mudayan proyek amal ini bisa dirampungkan dalam waktu tidak lama sesuai dengan MoU dengan walkot Hebron. Insya Allah rampung dalam kurun waktu dua tahun," ujar Junaidi.
Diketahui, program ini digagas MUI bersama lembaga-lembaga filantropi seperti Baznas, Islamic Dakwah Fund atau IDF-MUI, Dompet Dhuafa, LazisNU, LazisMU, dan Lembaga Zakat Al-Azhar.
Rencananya, RSIH yang akan berlokasi di Hebron, Tepi Barat itu, akan dibangun empat lantai di atas tanah wakaf seluas 4.000 meter persegi.
