Ceknricek.com -- Museum Nasional berhasil merestorasi 78 lukisan suku-suku bangsa karya Mas Pirngadie yang dibuat pada 1930. Dilansir dari rilis museum nasional, Selasa (26/3), kegiatan restorasi tersebut dimulai pada awal 2016. Langkah pertama melakukan identifikasi material untuk mengetahui jenis cat, struktur, dan material lain yang mungkin terdapat dalam lukisan tersebut hingga klasifikasi tingkat kerusakan.
Setelah berjalan selama dua tahun, pada tahun 2018 Museum Nasional telah merestorasi 78 lukisan suku bangsa karya Mas Pirngadie. Rencananya lukisan yang dianggap sebagai cagar budaya tersebut akan kembali dipamerkan di tahun 2019 dengan story line yang baru.
Restorasi memang memerlukan waktu lama selain karena jumlah koleksi yang tidak sedikit juga dari berbagai varian kerusakan yang beragam.

Salah Satu Lukisan Suku Bangsa Sumber : Museum Nasional
“Sebelum dilakukan restorasi, koleksi harus diobservasi terlebih dahulu untuk diklasifikasikan berdasarkan kondisinya, dari kondisi baik, rusak ringan, sedang, dan kondisi rusak berat.” kata Dani Wigata, Kepala Bidang Perawatan dan Pengawetan Museum Nasional.
Tahapan-tahapan dalam merestorasi lukisan meliputi tingkat kerusakan koleksi, pembersihan ringan, pengangkatan varnish lama, pemberian anti jamur dan rayap karena lukisan tersebut dibuat dengan media cat minyak pada panel kayu.
Selain itu, penambalan struktur lukisan yang rusak atau hilang, pewarnaan kembali, sampai pengawetan koleksi dengan menggunakan varnishmenjadi bagian yang tak terpisahkan agar lukisan dapat bertahan lama.

Lukisan Mas Pirngadie Sumber : Mutualart
Raden Mas Pirngadie atau lebih dikenal sebagai R. M. Pirngadie (1875- 1936) adalah pelukis kelahiran Banyumas, Jawa Tengah. Ia merupakan salah satu dari tiga pelukis pelanjut tradisi berkesenian Raden Saleh yang dibesarkan pada mazhab Hindia Molek atau Mooi Indie. Dua pelukis lainnya, Abdullah, berkiprah di Bandung, sementara Wakidi di Padang.
Mas Pirngadie bekerja di Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (sekarang Museum Nasional). Ia ditugaskan membuat lukisan 78 wajah dari semua suku bangsa dengan mengelilingi peta besar nusantara yang juga digambar olehnya.
Lukisan suku bangsa dan peta besar nusantara akhirnya mendapat kehormatan untuk dipamerkan secara internasional dalam Koloniale Tentoonstelling (Pameran Kolonial) di Paris tahun 1931 yang kemungkinan dilukis kembali pada tahun 1935.