Nadiem Makarim, Selamat Tinggal Gojek | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Detik

Nadiem Makarim, Selamat Tinggal Gojek

Ceknricek.com -- Pendiri perusahaan ride-hailing Gojek, Nadiem Makarim menyatakan telah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai CEO. Menurut Nadiem, ia pamit dari perusahaan yang didirikannya itu mulai hari ini, Senin (21/10).

Nadiem menyampaikan hal itu ketika disinggung kesediaannya menempati posisi menteri untuk Kabinet Kerja Jokowi 2019-2024. "Posisi [CEO] Gojek sudah mundur, tidak ada kewenangan sama sekali di Gojek," ujarnya kepada awak media di Istana Negara, Jakarta.

Menurut Nadiem, kehadiran dirinya di Istana Negara karena dipanggil langsung oleh Presiden Joko Widodo untuk membicarakan sejumlah hal seperti reformasi dan birokrasi.

"Kami (obrolan bersama Presiden Joko Widodo) mengenai visi dan misi untuk mengembangkan Indonesia ke masa depan, terutama di bidang SDM (sumber daya manusia), reformasi, dan birokrasi," terangnya.

Sumber: Antara

Nadiem menyatakan kesiapannya ditunjuk sebagai pembantu presiden. Namun, ia menolak menyebut posisinya sebagai menteri karena hal itu bukan kewenangannya.

Sekilas Gojek

Gojek merupakan perusahaan teknologi asal Indonesia  yang melayani angkutan melalui jasa ojek. Perusahaan ini didirikan Nadiem Makarim pada 2010. Saat ini, Gojek telah tersedia di 50 kota di Indonesia. Gojek juga mempunyai layanan pembayaran digital yang bernama Gopay. Layanan ini juga telah tersedia di Thailand, Vietnam, dan Singapura.

Sumber: Merdeka.com

Ide mendirikan Gojek muncul dari pengalaman pribadi Nadiem menggunakan transportasi ojek hampir setiap hari ke tempat kerjanya untuk menembus kemacetan di Jakarta. Saat itu, Nadiem masih bekerja sebagai Co-Founder dan Managing Editor Zalora  Indonesia dan Chief Innovation Officer Kartuku.

Sebagai seorang yang sering menggunakan transportasi ojek, Nadiem melihat sebagian besar waktu yang dihabiskan oleh pengemudi ojek hanya sekadar mangkal menunggu penumpang. Padahal, pengemudi ojek akan mendapatkan penghasilan lebih bila banyak penumpang.

Sumber: Republika

Baca Juga: Nadiem Makarim Muncul di Istana Kepresidenan

Nadiem juga melihat ketersediaan ojek tidak sebanyak transportasi lain sehingga seringkali cukup sulit untuk dicari. Ia menginginkan ojek yang bisa ada setiap saat dibutuhkan. Dari pengalamannya tersebut, Nadiem melihat adanya peluang untuk membuat sebuah layanan yang dapat menghubungkan penumpang dengan pengemudi ojek.

Pada tanggal 13 Oktober 2010, Gojek resmi berdiri dengan 20 orang pengemudi. Pada saat itu, Gojek masih mengandalkan call center untuk menghubungkan penumpang dengan pengemudi ojek. Pada pertengahan 2014, berkat popularitas Uber kala itu, Nadiem Makarim mulai mendapatkan tawaran investasi. Pada 7 Januari 2015, Gojek akhirnya meluncurkan aplikasi berbasis Android dan IOS untuk menggantikan sistem pemesanan menggunakan call cent.

Sumber: Istimewa

Wikiedia menulis, Gojek pertama kali mendapatkan kucuran dana dari NSI Ventures pada Juni 2015 dengan besaran dana yang tidak dipublikasikan. Pada Oktober 2015, Gojek kembali mendapatkan kucuran dana dari Sequoia Capital dan DST Global yang juga tidak disebutkan jumlahnya.

Pada Agustus 2016, Gojek secara resmi mengumumkan pendanaan senilai US$550 juta atau sekitar Rp7,2 triliun dari KKR, Warburg Pincus, Farallon Capital, dan Capital Group Private Markets dan investor-investor sebelumnya. Dengan adanya pendanaan tersebut, Gojek resmi berstatus sebagai unicorn pertama di Indonesia, yaitu startup dengan valuasi lebih dari US$1 miliar. Pada saat itu, valuasi Gojek telah mencapai US$1,3 miliar (sekitar Rp17 triliun).

Rp8,2 triliun per Tahun

Riset dilakukan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia menyebut, menyebut Gojek telah memberi kontribusi Rp8,2 triliun per tahun bagi perekonomian Indonesia melalui penghasilan mitra pengemudi. Gojek juga berkontribusi Rp1,7 triliun per tahun melalui penghasilan mitra UMKM. Penelitian yang melibatkan 3.315 responden di 9 wilayah tersebut menunjukkan rata-rata penghasilan mitra pengemudi mencapai Rp3,31 juta lebih tinggi dari UMK 9 wilayah itu yang hanya Rp2,8 juta.

Sumber: Istimewa

Keberhasilan itulah tampaknya yang membuat nama Nadiem Makarim masuk dalam daftar (calon) menteri dalam Kabinet Kerja Presiden Jokowi 2019-2024.

Saat ditanya posisi menteri yang ditawarkan, Nadiem hanya mengangkat bahu. Ia menolak menyebut karena merasa bukan kewenangannya. Yang jelas, "saya bersedia dan menerima (tawaran Presiden Jokowi). Saya sangat senang sekali hari ini menunjukkan kalau kita siap maju ke depan," ucapnya. 

BACA JUGA: Cek BIOGRAFI, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.


Editor: Farid R Iskandar


Berita Terkait