Ceknricek.com -- Tepat pada tanggal hari ini, 136 tahun yang lalu, 4 Oktober 1883, Orient Express, kereta api mewah kelas satu yang mengangkut penumpang jarak jauh dari Paris menuju Istanbul, mulai beroperasi.
Orient Express dioperasikan oleh perusahaan asal Belgia bernama Compagnie Internationale des Wagons-Lits et des Grands Express Européens. Pada awalnya, perusahaan yang didirikan oleh Georges Nagelmackers ini hanya melayani perjalanan Paris-Giurgiu (Rumania).
Hingga akhirnya, enam tahun kemudian, pada 1889, rute perjalanan Paris menuju Istanbul resmi dibuka. Rute perjalanan darat melintasi Eropa itu diilustrasikan dengan apik oleh Agatha Christie dalam bukunya, Murder on the Orient Express (1934).
Agatha Christie yang Terjebak Banjir
Suatu hari, pada tahun 1929, novelis Agatha Christie ingin menikmati perjalanan setelah beberapa waktu merampungkan salah satu novelnya yang agung, The Mistery of Blue Train (Misteri Kereta Api Biru). Untuk meluangkan waktu sejenak, Pseudoname dari penulis roman Mary Westmacott itu kemudian ingin berlibur ke Paris.
Dari, London, Inggris, ia membeli tiket seharga sekitar $3.342 (Rp44 juta) dan menaiki layanan yang tersisa, yakni Simplon Orient Express. Dengan merogoh koceknya yang cukup mahal itu ia dapat menikmati layanan yang bukan kaleng-kaleng alias mewah dalam perjalanan di atas benua biru tersebut.
Setelah perjalanan selama sehari penuh, kereta tersebut tiba di Calais, salah satu kota di Perancis bagian utara. Ia menikmarti makan malam dengan alunan musik jazz di bawah temaram lampu dengan desain interiornya yang klasik nan estetis. Tentu saja dengan bunga Lili di atas meja dan beberapa gelas wine terbaik.
Sumber: Istimewa
Perjalanan yang awalnya tanpa hambatan itu, setelah beberapa jam berangkat dari Calais memberikan inspirasi kepada Agatha Christie tatkala ia terjebak di atas kereta mewah itu selama hampir 24 jam karena banjir yang menutupi rel kereta.
Di tengah-tengah keadaan itu, ia pun teringat suatu hari kereta yang ia tumpangi juga pernah terjebak badai salju selama 6 hari di Cerkezkoy, Turki. Tidak hanya itu, ia juga teringat sebuah kisah penculikan yang pernah ia baca di koran, tentang penculikan bocah 20 bulan anak tokoh internasional Charles Lidenberg.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Eksekusi Mati dengan Guillotine Terakhir Kali Digunakan di Perancis
Situasi berubah, alih-alih berlibur, Christie malah mendapatkan inspirasi yang meletup-letup untuk karya barunya kelak yang 5 tahun kemudian diterbitkan dengan judul Murder on The Orient Express. Sebagaimana terjadi dalam novel detektif, lewat tokohnya, Hercule Poirot, mantan agen polisi swasta berkumis ala Dali itu kemudian terlibat dalam sebuah peristiwa pembunuhan yang tidak diketahui siapa dalangnya.
Sumber: Pin it
Korbannya adalah Simon Rachet, seorang miliuner yang pada hari sebelumnya meminta bantuan Poirot karena ia dalam bahaya. Mayatnya ditemukan dalam kompartemen terkunci dimana terdapat 12 luka tusukan. Lewat peristiwa ini, Poirot kemudian mewawancarai selusin orang yang diduga tersangka, serta menentukan siapa pembunuhnya?
Dengan mengambil setting cerita di dalam kereta legendaris Orient Expres, novel misteri itu laris manis di pasaran literasi dunia, hingga difilmkan oleh Sidney Lumet pada 1974. Empat dekade sesudahnya, film itu kembali di-remake oleh sutradara kenamaan Keneth Branagh dengan judul yang sama Murder on the Orient Express (2017) dengan bintang besar Hollywood sekaliber Johnny Deep, Daisy Ridley, dan Michelle Pfeiffer.
Orient Express Dalam Lintasan Sejarah
Pada era 1930-an kereta api Orient Express mengalami masa-masa kejayaannya sebagai salah satu alat transportasi nan mewah yang melayani rute perjalanan dengan sensasi berbeda di Eropa.
Kereta yang pada awalnya menyediakan tiga layanan pararel, yakini, Orient Express, Simplon Express, dan Alberg Orient Express itu melayani perjalanan lintas negara yang mencakup lebih dari 1.700 mil (sekitar 2.740 km).
Rute pertama kereta ini, adalah dari Paris-Giurgiu-Munich-Wina-Budapest-Bucharest. Pada 1885, rute lain untuk kereta ini kemudian dibuka. Hingga pada 1889 pengoperasian kereta ini mulai melayani rute hingga Varna (ujung timur Bulgaria) di mana kemudian penumpang dapat menggunakan kapal untuk menuju Istanbul.
Sumber: Istimewa
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Tank Pertama Kali Digunakan dalam Pertempuran
Layanan ini sempat juga dihentikan selama Perang Dunia I (1914-1918), namun kembali dibuka pada 1919. Setelah perang berakhir, pada 1930-an menjadi masa-masa "jaya" dari kereta ini. Perusahaan asal Belgia itu kemudian memberikan tambahan pelayanan untuk mendukung Orient Express.
Kereta Simplon Orient Express dan Arlberg Orient Express mendukung layanan kereta mewah pada masa itu. Di mana rute perjalanannya ditambah yakni dari Calais (Paris) menuju Lausanne, kemudian melalui terowongan Simplon untuk menuju Milan, Venice, Belgrade, dan berakhir di Istanbul.
Pada Perang Dunia II kereta ini juga sempat terganggu perjalanannya. Meskipun demikian, perusahaan Mitropa Jerman sempat juga mengoperasikan sejumlah rute layanan yeng melewati Balkan, walaupun pemberontak sering menyabotase jalur ini.
Tahun 1962, Orient Express dan Arlberg Orient Express mengentikan layanan operasinya dan hanya menyisakan Simplon Orient Express. Kereta ini juga mengurangi jam pelayannya, yakni layanan harian dari Paris menuju Beogard, dan layanan dua kali seminggu dari Paris menuju Istanbul dan berakhir di Athena.
Hingga era 2000-an kereta mewah ini masih menyediakan layanan perjalanan jarak dekat, namun pada 2009 kereta ini secara resmi dinyatakan berhenti beroperasi. Rute-rutenya pun dinonaktifkan dari perjalanan kereta api Eropa.
Salah satu penyebabnya adalah berkembangnya teknologi kereta api cepat dan maskapai penerbangan yang lebih murah dan efisiensi waktu. Dan kini, kereta tersebut tinggal menjadi kenangan sebagaimana kereta-kereta uap di Indonesia yang berada di Museum Kereta Ambarawa.
BACA JUGA: Cek AKTIVITAS KEPALA DAERAH, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini