Ceknricek.com -- Jika Ketua Umum Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI), Deddy Mizwar, mendesak pemerintah segera mengeluarkan protokol kesehatan untuk syuting, Ketua Bidang Peredaran PPFI,Manoj Punjabi,menyoroti kerugian industri perfilman Indonesia selama masa PSBB 3 bulan. Menurut Manoj, sebagai produser ia seperti menghadapi buah simalakama.
"Mau apapun masalahnya, kita harus syuting. Karena SDM ada. Pasar ada. Tapi disisi lain, kapan mau syuting? Kapan bisa syuting? Nggak mungkin kita nggak syuting. Sementara bioskop masih tutup dan aturannya masih abu-abu,"ujar Manoj, dalam konferensi pers via Zoom, Selasa (16/6/2020).
Sumber: Istimewa
Menurut Manoj, daripada diam, lebih baik syuting. Untuk itu, ia minta pemerintah mengambil sikap tegas, terkait protokol kesehatan. Sebab, jika tidak mulai syuting saat bioskop masih ditutup, apa yang akan disajikan ketika kemudian bioskop nanti dibuka.
Baca juga: Deddy Mizwar Desak Pemerintah Keluarkan Protokol Kesehatan Untuk Syuting Film
"Jangan sampai kita jalan sendiri-sendiri pakai protokol kesehatan sendiri. Itu namanya coboy. Karena kalau boleh jujur, secara hitung-hitungan selama masa pandemi, industri film mengalami kerugian 200 milyar sebulan. Ini hitung-hitungann kasar. Tapi ini jadi masalah besar,"ujar Manoj.
Manoj pun menganggap solusi dari masalah itu sebetulnya mudah. Tinggal pemerintah punya keinginan dan niat tidak untuk menuntaskan. Hal ini didukung oleh Sekjen PPFI, Zairin Zein, yang mengaku protokol kesehatan untuk pengambilan gambar film layar lebar dan konten televisi sudah lengkap. Bukan masalah teknisnya. Tinggal pemerintah segera mengambil keputusan untuk mengeluarkannya.
BACA JUGA: Cek Berita SELEBRITI, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.