Ceknricek.com – Perusahaan raksasa internet Google didemo ribuan karyawannya di seluruh dunia. Para staf ini melakukan protes bertajuk “Walkout For Real Change” (Pemogokan untuk Perubahan Nyata).
Demo berupa mogok kerja ini dilakukan para staf Google di New York, San Francisco, Tokyo, Toronto, London, Zurich, Dublin, dan Singapura.
Mereka memprotes kelunakan perusahaan terhadap eksekutif yang dituduh dan terbukti melakukan pelecehan seksual terhadap karyawan.
Demo itu dilakukan sepekan setelah media berpengaruh Amerika, New York Times (NYT) merilis rincian pelanggaran seksual yang dilakukan pencipta Android, Andy Rubin.
Dalam laporan itu, Rubin disebut menerima uang senilai US$ 90 juta (sekitar Rp950 miliar) tahun 2014. Padahal, Google telah menyimpulkan bahwa tuduhan pelecehan seksual yang dilakukan Rubin dapat dipercaya.
Melalui akun twitter, Rubin menampik tuduhan dalam tulisan NYT adalah tidak akurat.
Dilansir dari ABC.net, sekitar seribu pekerja Google di San Francisco berkumpul di depan Ferry Building sambil meneriakkan “Women’s rights are workers’ rights!”(Hak perempuan adalah hak pekerja!).
Karyawan perempuan dan laki-laki di kantor Google New York melakukan aksi jalan kaki tanpa bicara sekitar 10 menit di lingkungan luar kantor. Sebagian dari mereka menuliskan pesan yang termasuk “Respect for women” (hormati wanita)
Melalui laporan yang sama, NYT juga membeberkan tuduhan pelanggaran seksual yang dilakukan Richard DeVaul, direktur laboratorium X. Ia terlibat dalam proyek pembuatan mobil tanpa pengemudi dan balon internet.
DeVaul tetap bekerja di laboratorium X selama beberapa tahun, hingga memutuskan berhenti pada Selasa (30/10). Google mengonfirmasi mundurnya DeVaul dan menyatakan tidak memberikannya pesangon.
Beragam Tuntutan Pekerja Google
Diberitakan The New York Times, lebih dari 3.000 orang berkumpul di taman kota dan membawa tulisan “O.K. Google, really?” seakan meniru salah satu fitur Google pada Kamis (1/11).
Begitu pula di Silicon Valley, ribuan karyawan bertumpah ruah ke luar kantor dan meneriakkan “Stand up! Fight back!” (Bangkit! Lawan!).
Para karyawan yang berunjuk rasa menyampaikan beberapa tuntutan kepada Google agar mengubah caranya dalam penanganan kasus kekerasan seksual.
Pertama, mereka menutut untuk menghentikan arbitrase terkait kasus seperti ini. Mereka juga meminta Google melakukan publikasi secara transparan tentang laporan kekerasan seksual yang pernah terjadi.
Mereka juga ingin Google menyampaikan informasi gaji dan kompensasi secara terbuka. Selain itu, karyawan diizinkan menunjuk seorang Chief Diversity Officer sebagai perwakilan untuk masuk ke jajaran dewan.
Chief Executive Officer Googe, Sundar Pichai menyatakan telah memecat 48 pegawai yang terbukti melakukan kekerasan seksual 2 tahun terakhir. Ia juga menegaskan bahwa mereka tidak mendapatkan pesangon.
“Ini adalah waktu yang sulit. Ada kemarahan dan frustasi di dalam perusahaan. Kita semua merasakan itu. Saya juga merasakannya,” ujar Pichai pada konferensi The Times’s DealBook, Kamis (1/11).
Pichai menambahkan bahwa ia mendukung para karyawan yang melakukan aksi “Walkout”. Ia berjanji bahwa Google akan mengambil langkah serius terkait tuntutan yang telah disampaikan.