Ceknricek.com -- Era kebiasaan baru (new normal) selama pandemi COVID-19 mendorong para pengusaha sektor pariwisata berimprovisasi dengan sejumlah strategi baru demi mempertahankan dan mengembangkan usahanya.
Tiga pengusaha muda dari HIPMI seperti Safitri Siswono, Sona Maesana dan Rucita Permatasari mengakui bahwa new normal membutuhkan new strategy agar lokomotif bisnisnya tetap berjalan.
Sebagai pengusaha hotel Sona dan Rucita Permatasari menyatakan transformasi digital menjadi pilihan primadona selama era kebiasaan baru.
“Kita harus tetap menggeret pasar, salah satunya lewat channel digital dan media sosial,” papar Fitri.
Pemilik usaha sejumlah taman rekreasi di pulau Jawa dan beberapa wilayah Tanah Air ini menyatakan saat ini pihaknya sedikit diuntungkan dengan keberadaan komunitas sepeda.
Sumber: Istimewa
“Kegiatan gowes di beberapa taman rekreasi kami cukup meningkat selama pandemi ini,”ujarnya.
Sementara Sona Maesana dari group The Sunan hotel menyampaikan, pihaknya mulai menggarap aktivasi digital.
“Salah satu yang mulai kami garap yaitu virtual wedding. Usaha ini cukup menjanjikan bahkan kami menjadi contoh penyelenggara virtual wedding di Jawa Tengah,”kata Sona.
Sona mengakui minat masyarakat terhadap virtual wedding selama pandemi corona cukup tinggi.
“Terobosan harus dilakukan, supaya roda bisnis tetap jalan,”kata dia.
Para pengusaha hotel dan taman rekreasi melihat new normal sebagai kesempatan berbenah sekaligus promosi. Rucita Permatasari mengaku, dirinya giat berkolaborasi dengan pihak luar sehingga memberikan andil pada kebangkitan pariwisata Indonesia.
“Kami melakukan edukasi dan komunikasi dengan teman-teman dari luar negeri bahwa pariwisata Indonesia tidak kalah dari negara lain,” jelas Rucita.
Kampanye digital menjadi pilihan favorit pemilik group Amithya ini. Interaksi dengan member dan follower semakin digencarkan.
“Kita sering mengadakan lomba bagi para member dan follower kita agar tetap bisa saling mendukung,”kata dia.
Dalam menghadapi long weekend pada akhir Oktober nanti, ketiga pengusaha muda ini kompak bahwa tempat usahanya akan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
“Kita Ikuti protokol kesehatan, kursi diatur dengan jarak yang ditentukan semua fasilitas dibuka tapi dengan jumlah yang terbatas,”pungkas Cita.
Baca juga: Pelaku Pariwisata Tegaskan Protokol Kesehatan Sebagai Harga Mati
Baca juga: Kenapa Usia 0-18 Tahun dan 60 Tahun ke Atas Bukan Prioritas Vaksinasi COVID-19?