Ceknricek.com -- Sebagian besar warga pendatang di Aceh Barat yang ingin mudik lebaran ke daerah asal seperti Jakarta, beberapa kota di Pulau Jawa, Sulawesi, Kalimantan lebih memilih penerbangan transit di Malaysia.
"Sampai saat ini masih banyak warga di Aceh Barat yang bikin paspor agar bisa mudik Lebaran melalui Malaysia, karena selisih harga tiket bisa mencapai Rp1 juta dibanding kalau harus penerbangan transit bandara di dalam negeri," kata Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Non-Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Meulaboh, Imam Santoso di Meulaboh, dilansir dari Antara, Selasa (21/5).
Untuk diketahui, harga tiket pesawat di rute domestik dari Aceh Barat ke Jakarta dan sejumlah daerah di Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan rata-rata di atas Rp2 juta.
Kantor Imigrasi Kelas II Non-TPI Meulaboh, Aceh Barat telah menerbitkan dokumen hingga 700 paspor per hari, dibanding saat hari biasa sekitar 500 paspor per bulan.
Menurut pengakuan warga pemohon paspor didapati bahwa masyarakat di Aceh lebih senang untuk terbang ke Kuala Lumpur di Malaysia dari Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda di Aceh Besar.
Mereka kemudian melanjutkan perjalanan ke daerah tujuan seperti Jakarta, dan rute lain di Jawa, Sulawesi, Kalimantan, dan daerah lainnya di Indonesia.
"Jika mereka menggunakan rute domestik, maka biaya yang harus dikeluarkan pemudik mahal mencapai belasan juta sekali terbang. Belum lagi pemudik membawa anak dan istri ke kampung halaman," terang Imam.
Manajer Pelayanan dan Operasi Bandara Internasional SIM, Surkani sebelumnya mengutarakan tiga maskapai mengurangi frekuensi terbang di empat rute penerbangan ke bandara setempat akibat minimnya jumlah penumpang di awal Ramadhan tahun ini.
Air Asia terbang tiga kali sehari, tapi mulai awal pekan ini cancel satu penerbangan sampai 22 Mei 2019, selain ada Garuda Indonesia, dan Lion Air.
Penerbangan yang berkurang, yakni maskapai Air Asia yang memiliki rute internasional dari Kuala Lumpur-Banda Aceh-Kuala Lumpur dengan nomor penerbangan AK 422/423. Penerbangan tersebut sejak 6 Mei dibatalkan sementara, dan baru beroperasi kembali, Kamis (23/5).
"Setiap tahun di awal Ramadan, memang kegiatan (seperti) kedinasan di luar kota itu sudah berkurang. Jadi dampak itu dirasakan maskapai," katanya.