Ceknricek.com -- Memperingati Hari Ibu 22 Desember mendatang, Badan Musyawarah Masyarakat (Bamus) Betawi didukung Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI menggelar lomba desain Kebaya "Kerancang" (istilah lain kebaya Encim) di lantai dasar gedung Blok G, Balai Kota, Jakarta Pusat.
"Lomba desain Kebaya Kerancang ini sebagai upaya untuk melestarikan serta memopulerkan kebaya Betawi yang termasuk delapan ikon Betawi," ujar Sekjen Bamus Betawi, Syarif Hidayatullah, Rabu (11/12).
Ia menambahkan, dengan kegiatan tersebut masyarakat diharapkan bisa semakin mengenal serta belajar mengenai desain unik, indah, dan makna filosofis dari Kebaya Kerancang.
Ketua Panitia Perempuan-perempuan Betawi Hebat, Ache Nurseha menjelaskan, lomba yang digelar 9-11 Desember 2019 itu, juga sebagai upaya untuk memperingati Hari Ibu yang diperingati setiap 22 Desember mendatang.
Kegiatan ini diikuti sebanyak 52 peserta dari lima wilayah kota dan satu kabupaten di Jakarta.
Baca Juga: Anies Baswedan: Desain Taman Benyamin Sueb Representasi Perjalanan Budaya Betawi
Selain lomba Kebaya Kerancang, pihaknya juga menyelenggarakan lomba marawis yang diikuti sebanyak tujuh grup marawis dari lima wilayah kota dan satu kabupaten serta diskusi tentang ''Perempuan Betawi Hebat''.
Sekilas Kebaya Kerancang
Kebaya Kerancang adalah busana Betawi yang resmi harus dikenakan dalam pesta perkawinan oleh ibunda kedua calon/pengantin.
Kebaya Kerancang memiliki filosofi sebagai perlambang keindahan, kecantikan, kedewasaan, keceriaan dan pergaulan yang mengikuti kearifan, aturan dan tuntutan leluhur. Tujuannya untuk memelihara keanggunan dan kehormatan perempuan.
Foto: Blimbi
Busana ini terdiri atas kebaya dan kebaya dan kain. Busana ini digunakan untuk keperluan resmi atau bepergian. Dahulu hanya bisa dikenakan oleh para nyai, gundik tuan Blande yang kaya, karena harga kebaya ini memang selangit pada zamannya.
Setelahnya datang orang Tionghoa yang juga beradaptasi menggunakan adat busana setempat dengan menggunakan kebaya bergengsi ini yang kemudian orang Betawi menyebut kebaya ini sebagai kebaya encim. Oleh Persatuan Wanita Betawi, nama ini kemudian diganti dengan ''kebaya kerancang'', kerancang berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti berlubang.
Kebaya ini dibuat dengan model kartini dengan ujungnya yang sondai (meruncing ke bawah di bagian depan 20 cm-30 cm dari bagian datar di pinggul). Selain itu model lain dari kebaya ini adalah berbentuk Kebaya Panjang Nyak Betawi, yang bawahnya datar sebatas 3 cm sampai 5 cm di atas lutut yang disebut kebaya panjang.
Di masa sekarang jenis kebaya ini telah banyak berkembang dan dimodifikasi dengan menggunakan beragam jenis bahan sutra, brokat, sutra alam, dan sebagainya. Kebaya ini digunakan oleh berbagai kalangan usia wanita. Biasanya oleh remaja putri kebaya ini dikombinasikan dengan rok panjang ataupun celana panjang.
BACA JUGA: Cek SEJARAH, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.
Editor: Farid R Iskandar