Perlunya Pendampingan Psikososial Bagi Pasien COVID-19 dan Tenaga Kesehatan | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Ilustrasi penanganan pasien COVID-19 (BNPB)

Perlunya Pendampingan Psikososial Bagi Pasien COVID-19 dan Tenaga Kesehatan

Ceknricek.com -- Selama pandemi COVID-19 merebak, para pasien corona tidak saja menderita karena penyakit yang menyerang saluran pernapasan itu tapi juga mengalami beban psikologis.

Bukan hanya pasien COVID-19, para tenaga kesehatan juga merasakan tekanan psikologis dan stres saat merawat para pasien tersebut.

Oleh karena itu, demi menjaga keseimbangan psikososial, Direktur Jenderal Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial Kementerian Sosial (Kemensos) memberikan pendampingan kepada para pasien COVID-19 dan tenaga kesehatan.

Dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, (25/11/20) Dirjen Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial Sunarti menyatakan pendampingan psikososial dibutuhkan sekali kepada pasien COVID-19 dan tenaga kesehatan yang merawat pasien.

Menurutnya, Kemensos sejak awal telah mengantisipasi kemungkinan terburuk bagi penderita maupun petugas kesehatan di rumah sakit dengan mengirimkan tenaga psikososial yang bertugas memberikan pendampingan.

Klik video untuk tahu lebih banyak - SOSIALISASI 3M DARI EKO PATRIO

“Sebetulnya kita sudah melakukan penguatan psikososial di Wisma Atlet. Ada tim kami yakni Pelopor Perdamaian termasuk unit terkait lainnya dari Kemensos,” ujarnya.

Dukungan psikososial merupakan layanan kebutuhan dasar bagi seseorang di luar kebutuhan dasar fisik. Hal itu tidak hanya diberikan kepada orang yang terpapar COVID-19 tapi juga bagi penyelenggara penanganan seperti tenaga kesehatan dan petugas lapangan lainnya.

Pemberian dukungan psikososial tidak hanya diberikan kepada korban namun juga bagi orang yang menanganinya. Sebab banyak tenaga kesehatan yang selama pandemi COVID-19 kurang berinteraksi langsung dengan keluarganya sehingga dikhawatirkan berdampak pada emosionalnya.

“Kami akan fokus kepada orang-orang (tenaga kesehatan) yang sudah delapan bulan belum pulang,” ujar Sunarti.

Pihaknya mengkhawatirkan para dokter yang belum pulang selama berbulan-bulan tersebut mengalami tekanan mental yang bisa membuatnya stres dan depresi.

Menurutnya beban pekerjaan yang tinggi ditambah tanggung jawab lainnya, bahkan pantang pulang sebelum corona tumbang bisa menjadi tekanan mental tersendiri. Tanpa disadari hal-hal demikianlah yang bisa membuat mereka cemas dan stres.

"Oleh karena itu psikososial ini penting, dan kami tidak hanya menangani korban kebakaran atau kabut asap tapi juga bagi tenaga kesehatan yang menangani pandemi COVID-19," tandas Sunarti.

Pemerintah terus mengingatkan masyarakat untuk menerapkan perilaku 3M memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak. Kebiasaan tersebut harus diterapkan sekaligus dan berkesinambungan agar persiapan adaptasi kebiasaan baru lebih lagi sehingga pandemi COVID-19 segera berlalu.

Baca juga: Terjadi Kenaikan Jumlah Pasien, Prof Wiku: Peringatan Penanganan Covid-19

Baca juga: Tekan Penyakit Penyerta, Masyarakat Diajak Rutin Periksa Kesehatan




Berita Terkait