Oleh Redaksi Ceknricek.com
01/27/2020, 15:05 WIB
Ceknricek.com -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan keinginan untuk memastikan bahwa program pengembangan alat utama sistem senjata (alutsista) itu betul-betul dapat memperkuat industri pertahanan di negara Indonesia.
Permintaan itu ia sampaikan saat memimpin Rapat Terbatas (ratas) tentang Kebijakan Pengembangan Alat Utama Sistem Senjata (alutsista) di Hanggar Fasilitas Produksi Kapal Selam, PT PAL, Surabaya, Jawa Timur, Senin (27/1).
“Siang hari ini kita akan membahas mengenai strategi besar ke depan terhadap industri strategis pertahanan kita yang terutama berkaitan dengan kebijakan pengembangan pengadaan alat utama sistem senjata,” ujar Presiden Jokowi.
Setkab.go, melaporkan ratas dihadiri Menko Polhukam Mahfud MD, Menko PMK Muhadjir Effendy, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan, Seskab Pramono Anung, KSP Moeldoko, Menlu Retno Marsudi, Menhan Prabowo Subianto, Menkeu Sri Mulyani, Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita, Menkominfo Jhonny G Plate, Menristek/BRIN Bambang Brodjonegoro, Menteri BUMN Erick Thohir, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Idham Aziz, dan para eselon satu di lembaga kepresidenan.
Sumber: Antara
Pada kesempatan itu, kepala negara mempertegas lagi untuk fokus terhadap pembenahan ekosistem industri pertahanan, baik yang berkaitan dengan fasilitas pembiayaan bagi BUMN klaster industri pertahanan, juga ketersambungan dengan industri komponen baik itu pendukung maupun bahan baku.
“Termasuk di dalamnya adalah reformasi supply chain dan pengembangan industri lokal untuk mengurangi ketergantungan kita kepada barang-barang impor, juga yang berkaitan dengan peningkatan efisiensi, pembenahan manajemen tata kelola, semuanya,” tutur presiden.
Baca Juga: Sesuai Arahan Presiden, Menhan Prabowo Beli Alutsista yang Bermanfaat
Flashback pada 2015, presiden melihat saat itu tampak seperti tidak ada manajemen di pabrik ini atau workshop ini. Ia menambahkan bahwa saat itu mesin-mesin berjajaran.
“Saat itu juga langsung saya perintah kepada menteri untuk dibenahi kemudian seingat saya dikucurkan juga setelah itu PMN sebesar Rp1,5 triliun,” tambah presiden. Ia menyampaikan kegembiraan saat masuk kembali ke PT PAL karena sudah ada perubahan.
Sumber: Antara
Kepala Negara mengakui bahwa dirinya pernah di pabrik sehingga dapat melihat bagaimana manajemen dan tata kelola perusahaan. Menurut presiden, hal yang paling penting adalah perubahan dari product driven kepada market driven.
“Ini penting sehingga kita bisa memproduksi bukan hanya untuk kepentingan militer, tetapi juga alat-alat pertahanan, tetapi juga menghasilkan produk untuk menghasilkan produk nonmiliter sampai kepada mendorong agar lebih banyak pesanan, order, dari dalam negeri,” tambahnya.
Terutama, soal belanja pertahanan dalam APBN yang mencapai sebesar Rp127 triliun. Ia menegaskan bahwa minimal paling tidak seperti di negara yang lain paling tidak 15 tahun industri-industri strategis harus memiliki order atau pesanan.
“Sehingga arahnya, tata kelolanya bisa direncanakan, bisa dibangun sebuah rencana panjang yang baik dan investasinya menjadi lebih terarah,” ujar presiden.
BACA JUGA: Cek POLITIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini
Editor: Farid R Iskandar