Psikolog: Pandemi COVID-19 Mulai Bikin Warga Jenuh | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Istimewa

Psikolog: Pandemi COVID-19 Mulai Bikin Warga Jenuh

Ceknricek.com -- Pandemi COVID-19 yang berlangsung hampir delapan bulan menyebabkan warga mulai jenuh. Kejenuhan tersebut dipicu terbatasnya ruang gerak dan aktivitasnya lebih banyak dilakukan di rumah saja.

Kondisi tersebut menurut Direktur Minauli Consulting Medan Dra Irna Minauli MSi, menyebabkan warga mulai jenuh. Meski demikian, warga juga harus tetap waspada.

Irna Minauli yang juga seorang psikolog ini menyebutkan lamanya masa pandemi COVID-19 membuat sebagian masyarakat stres dan tidak nyaman.

"Wabah COVID-19 ini lama-kelamaan menimbulkan stres sehingga kita mulai merasa tidak nyaman," katanya di Medan.

Wabah COVID membuat beberapa orang kemudian mencari hiburan dengan keluar rumah dan bahkan ke tempat-tempat keramaian dan hiburan.

Saat keluar rumah, orang-orang tersebut merasa bahwa hal itu tidak berdampak apapun pada dirinya dan keluarga dan mulailah timbul keraguan tentang bahaya penularan atau penyebaran COVID-19.

"Terlebih ketika mereka mempercayai pendapat orang-orang tertentu yang meragukan keberadaan virus corona," papar Minauli.

Kesadaran biasanya baru muncul kembali ketika melihat atau mendengar langsung orang yang tertular virus corona dan dampaknya. .

"Pada saat itu biasanya kita akan belajar dari apa yang dilakukan orang lain," ujarnya.

Minauli seperti dilansir Antara Selasa, (13/10/20) menjelaskan ketika mereka berhasil sembuh dari penyakit COVID-19 ini misalnya dengan cara pengobatan tertentu atau mengonsumsi vitamin C dosis tinggi, minum obat herbal, berjemur dan berolahraga, maka orang lain akan menirunya.

"Tidak mengherankan jika obat-obatan saat atau jamu-jamuan tertentu menjadi laris di pasaran," katanya.

Irna Minauli menegaskan kewaspadaan terhadap penularan COVID-19 harus tetap dijaga termasuk disiplin dalam penerapan protokol kesehatan. Menurut dia, mencegah tertular virus itu lebih baik daripada mengobatinya.

Baca Juga: Psikolog: Pengetahuan Tentang COVID-19 Perlu Diajarkan Sejak Dini



Berita Terkait