Ceknricek.com - Rako Prijanto kembali didapuk sebagai sutradara untuk menggarap layar lebar. Kali ini pada film berjudul 'Pemburu di Manchester Biru', yang mengisahkan tentang perjuangan seorang jurnalis Indonesia bernama Hanif Thamrin yang bekerja di Manchester City.
Film tersebut diadaptasi dari novel best seller karya Hanif Thamrin berjudul sama. Hanif sendiri merupakan satu-satunya pewarta asal Indonesia yang bekerja di negara The Three Lion.
Walaupun sudah menelurkan sekira 20 judul film, bagi Rako 'Pemburu di Manchester Biru' adalah sesuatu yang menarik. Pria kelahiran Magelang, Jawa Tengah ini menilai walaupun bergenre drama, film ini menghadirkan sensasi yang berbeda.
"Dengan film Indonesia yang lagi naik sekarang ini butuh dengan suguhan yang berbeda. Menceritakan bagaimana Hanif Thamrin yang hadir di era millenials dan satu-satunya orang Indonesia yang bekerja di sebuah klub besar, tapi film ini banyak suguhan entertainment-nya," kata Rako saat ditemui di kantor Oreima Films, Senopati, Jakarta Selatan, Jumat (11/5/2018).
Meskipun menceritakan tentang Hanif Thamrin yang merupakan wartawan olahraga, tapi 'Pemburu di Manchester Biru' justru menyajikan bagaimana lika-liku hidup pria kelahiran Payakumbuh, Sumatera Barat itu. Bukan mengenai cerita di lapangan hijau, melainkan di luar lapangan.
"Karena Hanif ini bekerja sebagai jurnalis juga, jadi bagaimana dia mengemas pekerjaanya, berinteraksi itu jadi hal yang sangat menarik," ucap Rako.
Di samping itu, hal menarik pada film non-fiksi ini adalah bagaimana nanti proses produksinya. Mulai dari sentuhan warna, angle, pengambilan gambar, dan lain sebagainya.
"Style production design juga menarik. Saya mengulik bagaimana film-film di Inggris," ujar Rako Prijanto.
Seperti halnya film yang diadaptasi dari sebuah novel, Rako Prijanto tidak menuturkan semua yang ada di buku. Ia hanya mengambil benang merah dari novel tersebut. Tapi apa yang difilmkan nanti tanpa rekayasa, dan mengisahkan bagaimana kehidupan Hanif Thamrin dari sebelum sampai sesudah bekerja sebagai pewarta bertaraf internasional.
Karaktater Hanif Thamrin diperankan oleh Adipati Dolken. Sedangkan sahabatnya bernama Pringga dimainkan Ganindra Bimo. Film ini akan mulai syuting pada bulan Mei 2018 dan mengambil latar tempat 90 persen di Inggris.