Rumah Gadang Dinaiki, Gubernur dan Raja Hadir | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto : Istimewa

Rumah Gadang Dinaiki, Gubernur dan Raja Hadir

Ceknricek.com - Rumah Gadang, kaum Datuk Sati, suku Koto Dalimo, Supayang, Tanah Datar dinaiki, Sabtu (16/3). Acara meriah. Hadir Gubernur Sumatera Barat dan Raja Alam Pagaruyung beserta permaisuri. Rumah gadang ini dibangun dengan bantuan dana revitalisasi desa adat Dirjen Kebudyaan, Kemendikbud.

Selama beberapa dekade di Minangkabau, proses alamiah sedang berlangsung. Rumah-rumah gadang yang berusia puluhan hingga ratusan tahun kian lapuk dimakan usia. Banyak di antaranya sudah roboh. Ada pula yang ditinggali penghuni dan pindah ke rumah-rumah modern.

Kondisi miris itu memicu keprihatinan sejumlah tokoh di Sumatera Barat, Sabtu (16/3), saat berkumpul bersama di Nagari Supayang, Kecamatan Salimpauang. Mereka berjumpa dalam prosesi adat bernama Syukuran Menaiki Rumah Gadang Datuak Sati Koto Dalam.

“Sungguh prihatin kita. Rumah gadang di Minangkabau kini sudah banyak yang roboh, termasuk di  Tanah Datar. Padahal kita amat menyadari, dari rumah gadang yang lapuk dan roboh itu telah lahir dan terbentuk tokoh-tokoh nasional asal Minangkabau. Mereka amat berpengaruh dalam berbagai lini kehidupan,” ujar Raja Alam Minangkabau/Sultan Pagaruyuang Dr. Muhammad Farid Thaib, saat memberi sambutan pada prosesi adat yang berlangsung khidmad itu.

Bupati Tanah Datar H. Irdinansyah Tarmizi juga menyebut, rumah gadang sudah banyak lapuk dimakan usia. Tak sedikit pula yang sudah tak dihuni lagi, karena anak kemenakan kaum pemilik rumah gadang sudah pergi merantau atau mendirikan rumah sendiri. Perannya pun sudah jauh berkurang dibanding masa-masa lalu.

Sumber : Istimewa

Baik Irdinansyah maupun Farid sepakat, masyarakat perlu terus diajak untuk kembali menyemarakkan ruah gadang, sekaligus mengembalikan fungsi utamanya selalu pusat pembangunan karakter dan membentuk watak generasi muda Minangkabau. Program revitalisasi desa adat yang dilakukan pemerintah, tuturnya, dipandang memiliki makna strategis dalam mengembalikan kejayaan peran rumah gadang tersebut.

“Kami tentu turut memujikan pemimpin beserta kaum Datuak Sati Suku Koto Dalam di Nagari Supayang ini, karena berhasil melakukan pendekatan ke pemerintah pusat yang berbuah dibantunya revitalisasi rumah gadang mereka, yang pada kesempatan ini kita mengiuti prosesi menaikinya kembali, setelah selesati dibangun kembali,” kata bupati.

Sumber : Istimewa

Di Tanah Datar, program revitalisasi rumah gadang mulai berlangsung sejak beberapa tahun belakangan, ada yang dibantun melalui anggaran pemerintah ada juga bantuan pemerintah pusat. Selain revitalisasi rumah gadang di Supayang itu, pemerintah pusat tahun ini juga mengalokasikan anggaran revitalisasi 36 buah rumah gadang di Nagari Pariangan. Sebelumnya, sebuah perusahaan swasta nasional juga membantu revitalisasi rumah gadang di Nagari Sumpu.

Gubernur Sumbar Prof.Irwan Prayitno  menegaskan, syukuran yang dilakukan masyarakat Suku Koto Dalam itu merupakan aplikasi rekad untuk mengembalikan posisi dan fungsi rumah gadang di Minangkabau.Bila itu dapat dilakukan, tuturnya, terbit suatu harapan untuk kembali lahir insan-insan berkarakter dan berpengaruh di tengah-tengah masyarakat.

Sejak 1910

Rumah gadang suku koto dalam di Nagari Supayang mulai dibangun 1910. Menurut salah seorang tokoh masyarakat nagari itu yang juga merupakan komisaris PT Semen Padang; Khairul Jasmi, usia rumah gadang tersebut sama dengan umur pabrik semen kebanggaan masyarakat Minangkabau.

“Didirikan 1910 dan selesai tahun 1914. Tahun 1942 direhab kembali. Kini direvitalisasi atas bantuan dari pemerintah pusat. Kami aturkan terima kasih atas bantuan itu,” ujar KJ, sapaan akrab Khairul Jasmi yang juga pemimpin redaksi pada Harian Umum Singgalang, Padang.

Sumber : Istimewa

Kepala Kaum Suku Koto Dalam, Khairil Anwar Dt. Sati juga menyampaikan terima kasihnya kepada pemerintah, karena telah sepenuhnya membantu revitalisasi rumah gadang kaum mereka. Dia berjanji akan memfungsikan rumah gadang itu sebagaimana mestinya.

Agus Setyabudi dari Direktorat Jendral Kebudayaan pada Kemendikbud RI yang turut hadir pada kesempatan tersebut menyebutkan, sejak tahun 2012 pihaknya berkomitmen untuk merevitalisasi desa-desa adat di Indonesia, termasuk di antaranya revitalisasi rumah gadang di Minangkabau.

“Revitalisasi rumah gadang ini juga untuk memajukan kebudayaan. Dengan budaya kita hidup, maju, dan bekembang bersama. Kami menyadari, rumah gadang di Minangkabau memiliki makna penting dan sakral, membangun tatanan harmoni antara adat budaya dan Agama Islam,” tuturnya.

Sejak 2015 hingga 2018, pemerintah pusat melalu Direktorat Jendral Kebudayaan telah membantu revitalisasi enam buah rumah gadang di Sumbar, ditambah dengan bantuan pengebangan sebelas sanggar seni.

Selain para pejabat dan pemuka adat, terlihat pula hadir pada kesempatan itu Walikota Payakumbuh Reza Pahlevi, pimpinan DPRD Sumbar, Wakil Ketua DPRD Tanah Datar Irman, Bupati Tanah Datar Periode 2005-2010 dan 2010-2015 M. Shadiq Pasadigoe, direktur utama PT Semen Padang beserta beberapa orang direktur, Pemimpin Umum Singgalang H. Basril Djabar, beseta pejabat daerah lainnya.

Gulai kerbau

Semua tamu memuji masakan gulai kerbau dalam acara itu, enak. Mantan bupati Tanah Datar, Shadiq Pasadigue misalnya menyatakan, masakannya enak. Undangan lainnya juga mengapresiasi hal serupa. Kokinya bernama Ali, memasak gulai kerbau di atas lima kancah, kuali besar dengan api yang menyala-nyala selama beberapa jam.

Sumber : Istimewa

Dirut PT Semen Padang, Yosviandri yang hadir memberi apresiasi pada acara adat tersebut. Hal serupa juga dikemukakan Komut BRI, Andrinof Chaniago dan Wako Payakumbuh, Reza Palepi. (*)



Berita Terkait