Ceknricek.com -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Jumat (14/2) pagi masih melemah dibayangi sentimen virus COVID-19 yang terus memakan korban jiwa.
Pada pukul 10.42 WIB, rupiah bergerak melemah 9 poin atau 0,06 persen menjadi Rp13.703 per dolar AS dari sebelumnya Rp13.694 per dolar AS.
"Adanya penambahan signifikan dalam laporan terbaru jumlah yang terinfeksi dan meninggal karena virus korona di Provinsi Hubei, menyebabkan kekhawatiran di pasar keuangan," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, seperti dilansir Antara.
Provinsi Hubei China kini menggunakan metode baru dengan mengikutsertakan deteksi lewat CT Scan. Akibatnya, pasar menganggap masih banyak kasus virus COVID-19 yang tidak terungkap.
"Ini menyebabkan harga aset berisiko tertekan dan aset safe haven emas melonjak lagi," ujar Ariston.
Komisi Kesehatan Provinsi melaporkan 116 kematian baru seperti diberitakan Reuters, Jumat (14/2). Dari kematian baru, 88 di antaranya tercatat di ibu kota provinsi Wuhan, yang diyakini sebagai tempat pertama kali muncul virus seperti flu pada Desember lalu.
Baca Juga: Korban Meninggal Akibat Korona di Hubei Bertambah 116 Kematian
Sebanyak 4.823 kasus lainnya terdeteksi di Hubei, menambah jumlah total di provinsi tersebut menjadi 51.986 kasus. Lebih dari empat perlima dari kasus baru di provinsi itu terdapat di Wuhan.
Hari ini, lanjut Ariston, pasar masih mewaspadai perkembangan terbaru. Harga aset berisiko termasuk rupiah mungkin saja bisa menguat lagi bila ada komentar-komentar yang meredakan kecemasan.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp13.707 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp13.679 per dolar AS.
BACA JUGA: Cek OLAHRAGA, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini