Sejarah dan Keistimewaan Masjid Kubah Emas | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: fanpop.com

Sejarah dan Keistimewaan Masjid Kubah Emas

Ceknricek.com - Masjid Dian Al Mahri dikenal juga dengan nama Masjid Kubah Emas adalah sebuah masjid yang berdiri di tepi jalan Raya Meruyung, Limo, Depok di Kecamatan Limo, Depok.

Masjid Kubah Emas dibangun oleh Dian Djuriah Rais binti Muhammad Rais, yang dikenal sebagai Dian Al Mahri wafat Jumat (29/3) pukul 02.15 WIB, dinihari di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan. 

Sumber: Tempo.co

Sejarah Masjid Kubah Emas

Hj. Dian Djuriah Maimun Al Rasyid, pengusaha asal Banten ini memulai pembangunan Masjid Kubah Emas bersama suaminya, Maimun Al Rasyid dengan membeli tanah di tahun 1996.

Dikutip dari Suara Hidayatullah (2008), proses pembangunan Masjid Kubah Emas memakan waktu 6 tahun. Masjid mulai dibangun pada 2001, dan selesai sekitar akhir tahun 2006. Masjid ini dibuka untuk umum pada 31 Desember 2006, bertepatan dengan Idul Adha, untuk pelaksanaan Salat Ied tahun 1427 Hijriah saat itu.

Dengan luas kawasan 50 hektare, bangunan masjid menempati luas area sebesar 60x120 meter atau sekitar 8000 meter persegi. Masjid Kubah Mas mampu menampung sekitar 20.000 jemaah.

Sumber: Islampos

Arsitektur Termegah di Asia Tenggara

Masjid yang dibangun dengan gaya arsitektur khas Timur Tengah itu disebut-sebut sebagai masjid termegah di Asia Tenggara. Predikat tersebut bukan tanpa alasan. 

Yuswohady dalam buku Marketing to the Middle Class Muslim (2014) mengungkapkan, Masjid Kubah Emas memiliki 5 kubah utama dan 4 kubah kecil. Kubah-kubahnya itu dilapisi emas setebal 2 sampai 3 milimeter, dengan mozaik kristal. Bentuk kubah utama menyerupai kubah Taj Mahal di India atau kubah-kubah masjid khas Persia.

Logam emas memang menjadi daya tarik Masjid Dian Al Mahri. Tak hanya pada kubah, emas juga dijadikan ornamen untuk beberapa bagian masjid. Salah satunya di mimbar tempat imam memimpin salat terdapat relief hiasan yang terbuat dari emas 18 karat. Begitu pula dengan pagar di lantai dua dan hiasan kaligrafi di langit-langit masjid.

Sumber: indonesiakaya.com

Lampu yang tergantung di ruang tengah bangunan utama, dilansir Pikiran Rakyat, November 2007, terbuat dari kuningan berlapis emas seberat 2,7 ton. Dian Al Mahri mendatangkan ahli khusus dari Italia untuk mengerjakan bagian ini. Tak hanya itu, Prada atau serbuk-serbuk emas digunakan untuk melapisi mahkota pilar masjid yang berjumlah 168 buah. 

Enam menara melambangkan rukun iman, yang terdapat di luar bangunan masjid dibalut dengan batu granit dari Italia dengan ornamen melingkar. Di puncak keenam menara itu diletakkan kubah berlapis mozaik emas 24 karat. Sebagian besar bahan untuk membangun masjid ini diimpor dari Italia dan Turki.

Majalah Akses terbitan Direktorat Jenderal Asia Pasifik Kementerian Luar Negeri RI menulis, Masjid Kubah Emas Dian Al Mahri, menjadi salah satu destinasi wisata religi yang dikunjungi lebih dari 50 ribu orang setiap akhir pekan. Selain sebagai tempat ibadah, masjid itu menyelenggarakan melaksanakan berbagai aktivitas keagamaan. 



Berita Terkait