Sejarah Hari Ini: Bagaimana Kabel Menghubungkan Hindia Belanda dan Dunia? | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Sumber: Sciencepholibary

Sejarah Hari Ini: Bagaimana Kabel Menghubungkan Hindia Belanda dan Dunia?

Ceknricek.com -- Hingga abad ke-18 manusia masih berhubungan jarak jauh dengan menggunakan surat dan jasa pos. Sistem ini tentu memiliki kelemahan, khususnya dalam hal kecepatan penyampaian pesan. Keterbatasan ini pun berdampak pada pesan-pesan penting yang terlambat datang pada penerima pesan di berbagai belahan dunia.

Hal ini pun dirasakan pemerintah Hindia Belanda selama Perang Jawa (1825-1830) berlangsung. Namun, itu tidak berlangsung lama. Beberapa dekade kemudian, setelah ditemukannya telegraf oleh William Fothergill Cooke dan Charles Wheatstone pada tahun 1837, Raja Willem III menyetujui usul pemerintah jajahan untuk memasang telegraf di Hindia Belanda.

Tepat hari ini, 163 tahun yang lalu, 23 Oktober 1856, telegraf untuk kali pertama dipasang antara Batavia (Jakarta) dan Buitenzorg (Bogor), dari sinilah kemudian secara perlahan kabel kawat menghubungkan masyararakat umum di Hindia Belanda dan dunia.

Dunia Sebelum Telegraf

Pada masa imperium Eropa pada akhir ke-18, untuk menghubungkan koloni-koloni jajahan dan memperluas pasar, mereka membutuhkan sarana-sarana yang lebih praktis untuk mengirimkan pesan yang pada saat itu masih menggunakan jasa pos lewat kapal uap di laut.

Pengiriman pesan ini pun membutuhkan waktu berbulan-bulan sebelum akhirnya sampai ditempat tujuan. Belum lagi jika ada kendala cuaca buruk, keamanan di tengah perjalanan, atau karamnya kapal ditengah laut. Keterbatasan ini pun berdampak luar biasa bagi Nederlands-Koloniale Rijk, Imperium Belanda.

Bagaimana Kabel Menghubungkan Hindia Belanda dan Dunia?
Sumber: Kumparan

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Kantor Pos di Hindia Belanda Berdiri

John Tully dalam A Victorian Ecological Disaster: Imperialism, the Telegraph and Gutta-Percha, dimuat di Journal of World History terbitan University of Hawaii Press, edisi No 4 tahun 2009, menulis bahwa pemerintah Belanda tak bisa tahu kebutuhan pengiriman bala bantuan ke Jawa untuk menghentikan perlawanan Diponegoro. Perang yang berlarut-larut ini disebabkan karena kendala komunikasi.

Sementara itu di belahan bumi lain, dua bersaudara Claude dan Ignace Chape tengah membangun sistem telegraf visual di Perancis pada 1791. Sistem telegraf ini memanfaatkan menara-menara dengan lengan mekanik di puncaknya untuk mengirim kode semafor. 

Sistem telegraf lain juga dikembangkan oleh George Murray di Inggris. Berbeda dengan sistem Chape bersaudara, sistem Murray ini memanfaatkan kombinasi enam daun jendela sebagai kodenya. Sistem telegraf visual untuk menyampaikan jarak jauh ini terus dipakai hingga pertengahan abad ke-19.

Encyclopedia Britannica menuliskan pada 1820, Ilmuwan Denmark Hans Christian Oersted menemukan bahwa jarum magnet dapat diputar dengan menggunakan arus listrik. Lalu pada 1825, William Sturgeon dari Inggris menemukan elektromagnetik multi-putaran. 

Puncaknya terjadi pada 1831, ketika dua ilmuwan dari Inggris dan AS berduet, yakni Michael Faraday dan Joseph Henry menyempurnakan sains elektromagnetik yang dapat diaplikasikan untuk merancang suatu alat transmisi kode elektrik yang praktis.

Bagaimana Kabel Menghubungkan Hindia Belanda dan Dunia?
Sir William Fothergill Cooke dan Sir Charles Wheatstone (Sumber: Wikipedia)

Dari sinilah titik awal berkembangnya telegraf elektrik yang ditemukan oleh dua Ilmuwan Inggris bernama, Sir William Fothergill Cooke dan Sir Charles Wheatstone pada tahun 1837. Duo ilmuwan ini mengembangkan sistem enam kawat transmisi yang menggerakkan lima jarum pada mesin penerima. 

Di saat bersamaan, Samuel Morse juga baru selesai merancang kode titik dan garis untuk mewakili huruf dan angka. Dengan dibantu mekanik Alfred Vail, tahun itu Morse pertama kali mendemonstrasikan telegraf ciptaannya dan mendapatkan hak paten pada tahun 1937.

Tujuh tahun kemudian, pada 1844, dengan dukungan pemerintah AS jalur telegraf pertama sepanjang 60 km dipasang antara Washington dan Baltimore. Morse mengirimkan pesan pertamanya pada bulan Mei di tahun yang sama: “Apa yang diciptakan Tuhan?” Era awal telegraf untuk menyatukan dunia pun dimulai.

Telegraf di Hindia Belanda

Hindia Belanda memasuki era komunikasi pada masa Gubernur Jenderal Albertus Jacobus Duymaer van Twist (1851-1856). Pada saat itu Raja Willem III menyetujui usul pemerintah jajahan mengenai proyek telegraf. Di akhir masa jabatan Gubernur Jenderal ke-50 ini, proyek pemasangan kawat telegraf sejauh 60 km kemudian dipasang dari Batavia ke Buitenzorg. 

Pembangunan ini dipimpin oleh Insinyur Groll dengan dibantu ahli-ahli telegraf dari Eropa. Kabel kawatnya ditautkan pada pohon-pohon randu yang berdiri di sepanjang jalan dan diwajibkan oleh pemerintah kolonial untuk ditanam oleh rakyat. Setahun kemudian, secara resmi pengiriman telegraf pertama dilakukan oleh Groll dengan mengirimkan pesan ke kediaman Gubernur Jenderal Charles Ferdinand Pahud (1856-1881) di Buitenzorg. 

Bagaimana Kabel Menghubungkan Hindia Belanda dan Dunia?
Sumber: Atlantic Cable

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Adrian Valckenier dan Rapat Darurat Dewan Hindia Belanda

Mulanya penggunaan telegraf ini terbatas untuk keperluan pemerintah saja. “Namun, sejak 1857, kawat antara Batavia dan Surabaya dibangun dan dapat digunakan pula oleh swasta. Pada 1859, jaringan di Jawa panjangnya 2.700 km dan terdapat 28 pos untuk umum,” tulis Denys Lombard dalam Nusa Jawa: Silang Budaya.

Sementara itu dalam buku Sejarah Pos dan Telekomunikasi di Indonesia Jilid I (1980) menuliskan, jaringan telegraf di luar Jawa, khususnya Sumatera dan Kalimantan baru mulai dibangun pada 1886. Mulanya, kabel-kabel telegraf ditautkan pada tiang kayu. Namun, karena mudah rusak pemakaiannya digantikan tiang besi. Juga, jaringan itu dibangun paralel dengan jalur kereta api untuk memudahkan pemeliharaan.

Berkat Kabel Bawah laut

Hindia Belanda mulai terhubung dengan dunia luar pada 1859 ketika kabel pertama dipasang R.S Newwal & Company, sebuah produsen kabel yang berkantor di Gateshead, Inggris. Jaringan ini dibangun melewati Bangka dan dicabangkan ke Palembang. Namun, tidak berapa lama setelah dipasang jaringan ini sering rusak atau putus, utamanya disebabkan oleh jangkar kapal laut.

Satu dekade kemudian, jalur ini kembali diperbaiki oleh British-Australia Telegraph Company pada 1870. Tidak hanya itu, selain memasang kembali kabel di jalur yang sama, perusahaan ini juga memasang kabel di rute yang lain, yakni dari Banyuwangi ke Darwin yang melewati Laut Jawa. 

Pembangunan jaringan telegraf yang cukup masif ini juga ditulis oleh Bill Glover di Atlantic Cable. “Pemerintah Hindia Timur mulai memasang kabel di antara berbagai pulau dan pada 1882 jaringan kabel sepanjang 290 mil disambungkan oleh kapal-kapal dari Eastern Extension Company."

Bagaimana Kabel Menghubungkan Hindia Belanda dan Dunia?
Sumber: Kumparan

Jaringan-jaringan kabel baru yang dibangun pada akhir abad ke-19 kemudian meliputi Jawa-Bali-Makassar, kemudian menyusul Aceh (1892), Bali-Lombok-Olehleh-Sabang (1897) Jawa-Banjarmasin (1901), Balikpapan-Kwandang (1903), Manado-Yap-Guam-Shanghai (1904), Balikpapan-Makassar (1905), Balikpapan ke Surabaya dan Kema-Ternate (1913), serta Surabaya-Makassar-Donggala-Manado (1921). 

Untuk perawatan kabel-kabel tersebut, pemerintah Hindia Timur Belanda kemudian membeli sebuah kapal yang diberi nama Telegraaf. Kapal ini sendiri bertugas hingga 1924 sebelum digantikan oleh CS Zuiderkruis yang dibangun oleh Nederlandse Scheepsbouw, Maatschappij, Amsterdam.

Akan tetapi pada dekade awal 1930-an, pemerintah mulai meninggalkan telegraf elektrik dan berpindah menggunakan telegraf radio. Seturut catatan Bill Glover pemerintah kolonial mulai benar-benar meninggalkan penggunaan telegraf elektrik.

“Pada 1933 pemerintah memutuskan meninggalkan jaringan kabelnya dan beralih pada nirkabel. Kegagalan demi kegagalan pada jaringan kabel (akhirnya) benar-benar membuatnya ditinggalkan.” tulis Glover.

Jasa telekomunikasi telegraf ini pun kembali dianggap usang setelah pos udara mulai digunakan di Batavia. Tidak hanya itu, dunia sepertinya kembali bergerak cepat dengan penemuan-penemuan teknologi lain. Hingga sampailah kita pada era saat ini. Era dunia dalam genggaman tangan.

BACA JUGA: Cek BUKU & LITERATUR, BeritaTerkini Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.


Editor: Thomas Rizal


Berita Terkait