Ceknricek.com -- Tepat tanggal hari ini, 208 tahun yang lalu, 17 September 1811, pasukan Inggris berhasil merebut kekuasaan di Pulau Jawa dari tangan Belanda.
Belanda terpaksa menyerah setelah Inggris melakukan penyerangan sampai ke Tuntang, hingga tercetuslah Perjanjian Tuntang.
Perjanjian itu antara lain menyebutkan, wilayah Jawa, Palembang, dan Makassar harus diserahkan kepada Inggris. Sejak itu, dimulailah babak baru selama lima tahun (1811-1816) roda pemerintahan kolonial di bawah Britania Raya.
Sumber: Harian Aceh
Dampak Peristiwa di Eropa
Pada 1800 Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) dinyatakan bangkrut dan dinasionalisasi oleh pemerintah Belanda. Akibatnya, aset-asetnya yang meliputi pelabuhan laut, gudang, benteng, permukiman, tanah, dan perkebunan di Hindia Timur dinasionalisasi sebagai koloni Belanda, terutama di Jawa.
Satu dekade kemudian, Belanda dianeksasi Perancis dalam Perang Napoleon (1803-1815). Hal ini berdampak pada negara jajahan Negeri Kincir Angin tersebut, yakni wilayah Hindia Belanda berada di bawah kekuasaan Perancis.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Jepang Menyerah Terhadap Sekutu
Di bawah kekuasaan Napoleon, pemerintahan jajahan Belanda yang berpusat di Batavia diubah menjadi kerajaan Hollandia, sebuah kerajaan boneka Perancis yang diperintah oleh saudara laki-laki ketiga Napoleon: Louis Bonaparte.
Raja Louis Bonaparte kemudian memerintahkan Herman Willem Daendels untuk menjadi gubernur jenderal di Hindia-Belanda. Tugas Herman Willem Daendels adalah mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris dan membereskan keuangan pemerintahan.
Sumber: Wikipedia
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Sultan Haji Menandatangani Kesepakatan Dengan VOC
Pada pertengahan April 1811, gelombang pasukan Inggris tengah bersiap-siap meninggalkan India untuk menyerang Jawa yang tengah berada di bawah Kekuasaan Perancis. Dengan melibatkan belasan ribu tentara dan ratusan kapal mereka menyerang pasukan Belanda di Jawa lewat penegerahan militernya.
Inggris Tiba di Jawa
Setelah empat bulan mengarungi lautan, pasukan Inggris mendarat di Pulau Jawa pada Agustus, di daerah Cilincing, pantai utara Jakarta. Pasukan ini kemudian melakukan penyerangan pada 26 Agustus 1811, dimana tampuk kekuasaan Deandels sudah berpindah ke tangan Jan Willem Janssens.
Pasukan gubernur jenderal ke-37 itu pun terdesak hingga ke Bogor untuk kemudian menarik pasukannya mundur lagi ke Semarang dengan mencari bala bantuan dari pasukan Eropa beserta prajurit Keraton Surakarta. Meskipun mendapat tambahan bala bantuan, mereka terdesak mundur ke Tuntang.
Janssens pun akhirnya menyerah pada pasukan Inggris yang dipimpin Jenderal Auchmuty hingga tercetuslah perjanjian Tuntang, yang saat itu menjadii tempat peristirahatan para pembesar Hindia Belanda, di tepi danau Rawa Pening.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Penyerangan Mataram ke Batavia
Setelah Belanda tunduk melalui perjanjian Tuntang, Letnan Gubernur Thomas Stamford Raffles kemudian menduduki pucuk pimpinan pemerintahan Inggris di Jawa. Di tangannya, sejumlah kebijakan pun dilakukan, termasuk menghapus sistem kerja paksa, memberikan perhatian terhadap candi-candi Hindu-jawa, dan menuliskan History of Java.
Sumber: Wikipedia
Sementara itu, perang Napoleon terus berlanjut. Kekalahan demi kekalahan pun dialami Kaisar Perancis Napoleon Bonaparte hingga berakhir pada tahun 1814. Dalam surat perjanjian di London, Inggris, pada tanggal 13 Agustus 1812, Inggris kemudian menyetujui wilayah Hindia Belanda dikembalikan kepada Belanda, yang tidak lagi berada di bawah kekuasaan Perancis.
BACA JUGA: Cek BIOGRAFI, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.