Ceknricek.com -- Pada 5 Januari 1896, tepat hari ini 123 tahun silam, fisikawan Jerman, Wihelem Conrard Rontgen (1845-1923) berhasil menemukan sinar X-Ray atau yang dikenal dengan sinar Rontgen.
Penemuan ini menjadi salah satu bentuk kemajuan sains dan dan menandai dimulaianya zaman fisika modern yang berguna di berbagai bidang penelitian, khususnya kedokteran.
Lewat gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh teknologi ini memungkinkan ilmuwan dan peneliti untuk melihat sesuatu menguji apakah sinar katoda dapat menembus kaca.
Sumber: Wikipedia
Di tempat ini Rontgen mengadakan berbagai percobaan dengan aliran arus listrik dalam tabung gelas yang dikosongkan sebagian (tabung sinar katode) dan mengamati nyala hijau pada tabung yang sebelumnya menarik perhatian Sir William Crookes (1832-1919).
Rontgen selanjutnya mencoba menutup tabung itu dengan kertas hitam dan berharap tidak ada cahaya tampak yang dapat dapat keluar. Namun setelah ditutup ternyata masih ada sesuatu yang dapat lewat menerobos kaca.
Rontgen lalu menyimpulkan bahwa ada sinar-sinar tidak tampak yang mampu menerobos kertas hitam tersebut. Dia pun menjuluki sinar yang menyebabkan hal itu dengan nama Sinar X atau X-Ray, karena sifatnya yang tidak diketahui.
Lewat eksperimen lanjutan X-Ray akhirnya diketahui sebagai gelombang energi elektromagnetik yang bertindak serupa dengan sinar cahaya namun memiliki panjang gelombang seribu kali lebih pendek dari sinar cahaya.
Rontgen akhirnya intens melakukan penelitian di laboratoriumnya untuk melakukan serangkaian percobaan agar lebih memahami penemuannya tersebut. Singkat cerita, ia kemudian mengetahui bahwa X-Ray mampu menembus daging manusia dan bisa difoto.
Sumber: Istimewa
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Thomas Alva Edison Menemukan Fonograf
Pada beberapa percobaannya seperti dituliskan The Nobel Prize, Rontgen juga sempat menggunakan tangan kiri istrinya untuk mengamati perkembangan lempengan pada gambar yang disinari oleh X-Ray.
Dari sinilah kemudian diketahui bahwa sinar itu tidak dapat menembus bagian-bagian yang lebih padat seperti tulang atau timah (pada saat itu cincin) yang dikenakan oleh Istrinya.
Penemuan ini pun mendapat label sebagai 'keajaiban medis' karena dapat melihat ke dalam tubuh manusia untuk pertama kalinya tanpa melakukan operasi.
Berhasil Menemukan Peluru
Teknologi X-Ray pertama kali digunakan di medan perang pada 1897, ketika awal mula Perang Turki-Yunani yang belakangan memicu Perang Balkan (1912-1913) untuk menemukan peluru dan tulang patah dalam tubuh pasien militer perang.
Para ilmuwan dengan cepat menyadari manfaat X-Ray, akan tetapi mereka terlambat memahami efek negatif radiasi yang cukup berbahaya bagi tubuh dan kesehatan.
Sumber: Istimewa
Pada mulanya, X-Ray diyakini hanya melewati daging seperti cahaya tanpa menimbulkan bahaya sebagaimana cahaya pada umumnya.
Efek negatif X-Ray baru mulai dipertanyakan ilmuwan setelah asisten Thomas Edison, Clarence Dally yang telah bekerja secara ekstensif dengan sinar tersebut meninggal akibat kanker kulit.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Jalan Panjang Jam, dari Matahari hingga Digital
Kematian Dally kemudian membuat para ilmuwan mulai memperhatikan secara serius radiasi yang diakibatkan oleh X-Ray, meski belum sepenuhnya mengerti apa yang sebenarnya terjadi.
Dekade 1930 hingga 1950-an, bahkan banyak toko sepatu Amerika sengaja menampilkan fluoroskopi pemasangan sepatu dengan menggunakan X-Ray dan memungkinkan pelanggannya untuk melihat tulang di kaki mereka. Praktik ini akhirnya dilarang pemerintah karena berbahaya dan beresiko bagi kesehatan.
Sumber: Wikipedia
Setelah berbagai penelitian lanjutan, teknologi X-Ray hasil penemuan Rontgen akhirnya banyak digunkan di bidang kedokteran, analisis bahan, dan perangkat pemindai seperti pada keamanan bandara namun dengan dosis radiasi yang sangat kecil sehingga tidak menimbulkan efek negatif.
Atas penemuannya itu, Wilhelm Rontgen menerima Hadiah Nobel pertama dalam bidang fisika pada tahun 1901. Namun ia tetap menjadi seorang fisikawan sederhana tanpa pernah mencoba mematenkan penemuannya itu hingga akhir hayatnya.
BACA JUGA: Cek BIOGRAFI, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini
Editor: Farid R Iskandar