Oleh Redaksi Ceknricek.com
02/08/2021, 12:01 WIB
Ceknricek.com -- Belum juga selesai masalah pandemi Covid-19 yang saat ini masih menghantui negaranya, dinas kesehatan Republik Demokratik Kongo (RDK), mengumumkan kebangkitan wabah Ebola di timur negara itu pada Minggu (7/2/21) waktu setempat.
Pengumuman itu menyusul kematian seorang wanita setelah terpapar wabah penyakit yang dinyatakan berakhir di negara itu tiga bulan lalu, tepatnya pada November 2020.
"Kami mengalami episode lain dari virus Ebola di zona kesehatan Biena di provinsi Kivu Utara," kata Menteri Kesehatan Eteni Longondo kepada televisi negara RTNC, Minggu (7/2/21).
"Seorang petani, istri dari korban Ebola, menunjukkan gejala khas penyakit itu pada 1 Februari," tambahnya, seperti dilaporkan AFP.
"Dia meninggal pada 3 Februari, setelah sampel darahnya dinyatakan positif Ebola," kata kementerian kesehatan.
Pemerintah RDK memang sempat mengumumkan pada 18 November 2020, bahwa wabah ebola telah berakhir di negaranya. Penggunaan vaksinasi Ebola yang meluas, yang diberikan kepada lebih dari 40.000 orang, berhasil membantu mengekang penyakit tersebut.
Ebola pertama kali diidentifikasi pada 1976, setelah para ilmuwan menyelidiki serangkaian kematian yang tidak dapat dijelaskan di tempat yang sekarang disebut RDK utara. Virus penyebab Ebola sendiri diyakini hidup di kelelawar.
Gejala parah yang dialami akibat penyakit tersebut di antaranya: demam tinggi dan nyeri otot diikuti dengan muntah dan diare, erupsi kulit, gagal ginjal dan hati, perdarahan internal dan eksternal.
Tingkat kematian rata-rata akibat Ebola adalah sekitar 50 persen tetapi ini dapat meningkat hingga 90 persen untuk beberapa epidemi, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.
Kongo, saat ini juga telah mencatat 23.599 kasus virus korona dengan 681 kematian dalam populasi sekitar 80 juta orang. (Rmol.Id)
Baca juga: Wabah Ebola di Kongo Capai 60 Kasus Baru
Baca juga: WHO: Virus Ebola Infeksi Dua Warga di Kongo