Ceknricek.com -- Cara unik dilakukan Siloam Hospitals Sriwijaya dengan menggelar diskusi tentang Kanker Serviks di dalam gerbong Light Rail Transit atau LRT Palembang, Kamis (25/4). Dilansir laman website bumn.go.id, Minggu (28/7) Direktur RS Siloam Sriwijaya Palembang Bona Ferndando, Jumat (26/4) mengungkapkan, ide diskusi terbuka di LRT Palembang ini, sebagai salah satu cara jemput bola ke masyarakat luas.
"Penyuluhan akan pentingnya deteksi dini harus disebarkan seluas-luasnya kepada publik, yaitu dengan mengambil perhatian masyarakat melalui fasilitas layanan publik. Ini tentu menarik perhatian masyarakat," ujar Bona.
Monica A. Susanti, dokter kebidanan dan kandungan-konsultan obstetri sosial RS Siloam Sriwijaya mengatakan, edukasi tentang pengenalan dan pencegahan kanker serviks dianggap perlu untuk kembali diingatkan ke masyarakat.
"Setiap satu jam, ada satu wanita meninggal karena kanker serviks, ada 26 wanita setiap harinya meninggal karena kanker serviks," ujarnya kepada penumpang.
Didampingi moderator Weny Ramdiastuti, Monica A. Susanti juga memaparkan di dalam LRT Palembang yang melaju dari Stasiun DJKA menuju Stasiun Garuda Dempo Palembang, bahwa ada 58 kasus baru kanker serviks terjadi setiap hari.
Seiring meningkatnya jumlah korban pengidap kanker serviks, mengimbau agar masyarakat, khususnya para wanita agar terbiasa melakukan pencegahan melalui deteksi dini.
"Untuk pencegahan ini bisa dilakukan sejak dini mulai dari usia 9 tahun, dengan vaksinasi HPV. Untuk wanita dewasa bisa melakukanpap smear," katanya.
Kanker serviks adalah kanker yang terjadi saat ada sel-sel di leher rahim yaitu serviks yang tidak normal. Lalu berkembang dengan tidak terkendali, sehingga mengakibatkan tumor pada serviks.
Tumor yang ganas nantinya berkembang jadi penyebab kanker serviks. Penyakit ini adalah salah satu jenis kanker yang paling banyak terjadi pada wanita di seluruh dunia. Namun, tes pap smear yang rutin, dapat membantu mengetahui adanya kanker serviks secara dini.
Kanker serviks paling banyak dialami wanita dengan usia 36-55 tahun. Di Indonesia, lebih dari 70 persen pasien datang dan sudah dalam stadium lanjut. Paling banyak dialami wanita dalam tingkat stadium 3.