Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Yudian Wahyudi dalam pidatonya menilai Sinta Nuriyah pantas mendapatkan anugerah doktor kehormatan sebab telah berkontribusi memperkuat persatuan bangsa.
"Selamat kepada Ibu Sinta dan keluarga, juga kepada bangsa Indonesia. Mudah-mudahan dari ini kita mengambil pelajaran bagaimana tokoh-tokoh yang sudah memberikan kontribusi bagi persatuan Indonesia kita beri penghargaan," kata Yudian dalam rapat terbuka melansir dari Sindo.
Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Ema Marhumah, selaku promotor pemberian gelar Dr. HC bagi Sinta Nuriyah Wahid pun mengatakan, sebelum pemberian gelar doktor HC ini telah melakukan ujian kelayakan di rumah Sinta Nuriyah, 30 November 2019. Pemberian gelar doktor HC kepada Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid juga berdasarkan beberapa faktor. Di antaranya, dia yang berprofesi sebagai aktivis yang memperjuangkan hak-hak perempuan, pemberdayaan dan avokasi kepada perempuan korban kekerasan seksual.
Baca Juga: Shinta Nuriyah Wahid: Semua Komponen Bangsa Mesti Junjung Tinggi Persamaan Derajat
Kepedulian dan perjuangannya terhadap persoalan ini juga dapat dilihat dari gagasan-gagasan progresif yang dituangkan dalam bentuk tulisan, baik di media massa maupun buku serta menjadi pelopor inklusi kemanusian.
“Dasar lainnya, Sinta Nuriyah juga merupakan aktivis perempuan yang memperjuangkan perdamaian dan pluralisme,” ucapnya.
Dalam penganugerahan itu, Sinta Nuriyah Wahid menyampaikan pidato ilmiahnya yang bertajuk ”Inklusi Dalam Solidaritas Kemanusiaan: Pengalaman Spiritualitas Perempuan dalam Kebhinekaan" yang mengupas pengalaman spiritual hidupnya. Sinta menceritakan pengalaman hidupnya dari satu kota ke kota yang lain, serta pergaulan dengan berbagai macam suku, agama, dan budaya, telah menorehkan berbagai macam warna dalam spektrum pola pikir dan aktivitasnya.
"Inilah yang mendorong saya untuk menciptakan program-program pluralisme dan kemanusiaan, sebagaimana yang saya lakukan sampai sekarang," ujar Sinta.
Beberapa tokoh nasional pun hadir dalam acara tersebut, di antaranya Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) Mahfud MD, mantan Menteri Agama 2014-2019 Lukman Hakim Saifuddin, dan Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa.
BACA JUGA: Cek INTERNASIONAL, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.