Ceknricek.com -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengapresiasi pencapaian pasar modal Indonesia di tahun 2019. Untuk itu Menkeu berharap Bursa Efek Indonesia mampu menjaga reputasi Indonesia sebagai negara tujuan investasi khususnya di pasar modal.
"Ini reputasi yang kita jaga dan pertahankan karena Indonesia ke depan butuh capital inflow baik internasional dan masyarakat kita sendiri," kata Sri Mulyani setelah menghadiri pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (2/1) seperti dilansir Antara.
Menurut statistik dari BEI, pada 2019 besarnya nilai perdagangan dari investor asing adalah sebesar Rp723,3 triliun atau 32 persen dari total perdagangan sepanjang 2019. Adapun besarnya net buy asing selama 2019 sebesar Rp49,19 triliun.
Baca Juga: Menkeu Harap Pasar Modal Bisa Terlibat dalam Program Prioritas Pemerintah
Dengan kepercayaan yang tinggi, ucap Menkeu, survei Bloomberg yang menyatakan Indonesia menuju arah yang baik dan benar dari sisi kinerja dan integritas membuat Indonesia menjadi tempat yang dianggap sebagai tempat yang paling menarik. Ini reputasi yang harus dijaga.
“Indonesia membutuhkan capital inflow dari internasional dan masyarakat sendiri. Capital Ini mampu menggerakkan ekonomi sesuai kebutuhan pembangunan apabila bisa menjaga kepercayaan tadi,” tukas Menkeu.
Sumber: Inews
Sri Mulyani mengatakan Kementerian Keuangan bersama denga Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), hingga Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) akan berupaya membangun stabilitas ekonomi bagi para investor. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengungkapkan aliran modal yang masuk Indonesia itu mampu menggerakkan ekonomi sesuai kebutuhan pembangunan apabila semua pihak menjaga kepercayaan investor kepada RI.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan meski selama 2019, perekonomian dunia terdampak perang dagang, namun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa bertahan dan tumbuh positif sebesar 1,7 persen. Wimboh menilai pertumbuhan itu merupakan pertumbuhan yang moderat, dimana IHSG yang ditutup 6.299,5 akhir tahun 2019.
Dari sisi aliran dana yang masuk, Wimboh juga menyebut net sell investor asing di pasar saham meningkat cukup signifikan yaitu sebesar Rp50,7 triliun pada 2018 menjadi net buy Rp49,19 triliun tahun 2019 dan jumlah investor yang turut meningkat signifikan pada 2019.
Sumber: IDX
Selain itu, lanjut Wimboh penghimpunan dana di pasar modal terbilang cukup baik yakni sebesar Rp166,8 triliun dengan 60 emiten baru dan tiga equity crowd funding. Jumlah itu, lanjut dia, terbilang cukup stabil jika dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp166,1 triliun dengan 62 emiten baru.
Wimboh menilai hasil survei dari Bloomberg menunjukkan Indonesia paling menjanjikan sebagai tujuan investasi di antara negara-negara emerging market lain khususnya investasi di pasar saham dan surat utang.
"Hal ini menandakan bahwa kepercayaan pasar terhadap Indonesia dari investor masih cukup tinggi. Ini dalam sejarah kita bisa mengalahkan Tiongkok dan India. Ini belum pernah terjadi sebelumnya," kata Wimboh.
BACA JUGA: Cek SEJARAH, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.