Tangani Stunting, UNICEF Gandeng Pemda NTT | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Antaranews.com

Tangani Stunting, UNICEF Gandeng Pemda NTT

Ceknricek.com -- United Nations Children’s Fund (UNICEF) menggandeng Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk menangani masalah kekerdilan pada anak (stunting) di provinsi berbasiskan kepulauan itu. Pihak pemerintah daerah NTT pun telah menggelar lokakarya bersama UNICEF di Kupang pada Rabu (18/12) dengan fokus utama membicarakan berbagai strategi penanganan kekerdilan anak di NTT.

"UNICEF ini fokus pada kesehatan anak, karena itu mereka hadir di sini menggandeng Pemprov NTT untuk bersama-sama menangani masalah stunting," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Provinsi NTT, Lecky Frederich Koli di Kupang, Rabu (18/12) diwartakan Antara. 

Menurut Lecky, UNICEF akan memberikan dukungan untuk berbagai kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan kesehatan anak-anak. 

"Jadi mereka akan mendukung hal-hal yang bersifat memfasilitasi pertemuan-pertemuan, kemudian juga mempersiapkan asupan nutrisi yang bergizi untuk anak-anak yang sudah terkena stunting," katanya. 

Sebagai contoh, katanya, di Manulai, Kabupaten Kupang UNICEF bersama pemerintah menginventaris anak-anak yang terkena stunting dan sudah menunjukkan perubahan positif di sana. Ia menjelaskan angka kekerdilan anak di NTT saat ini masih tinggi mencapai 42,6 persen di mana setiap dua anak di NTT salah satunya terkena stunting.

Baca Juga: Universitas Indonesia Kembangkan Alat Deteksi Stunting

Meski demikian, pemerintah provinsi terus menekan angka kekerdilan dengan melakukan kolaborasi bersama berbagai pihak terutama dengan UNICEF, karena ini menyangkut pembangunan sumber daya manusia yang saat ini jadi perhatian utama pemerintah pusat hingga daerah.

Salah satu indikator yang akan dikerjakan, yaitu pembangunan rumah layak huni di daerah-daerah mulai 2020 mendatang untuk menciptakan lingkungan yang sehat bagi anak-anak. Ia menyebutkan, total rumah layak huni yang akan dibangun ditargetkan mencapai 41.600 unit rumah dengan dukungan dana desa maupun dana kabupaten. 

"Jadi untuk penanganan stunting ini kita keroyok bersama-sama baik dengan Unicef, pemerintah kabupaten/kota maupun pihak terkait lainnya," ucapnya.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kondisi gagal tumbuh ini bisa mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak. Di masa dewasa, anak stunting juga memiliki risiko lebih tinggi menderita penyakit kronis.

Sekadar informasi, Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan 27,6 persen atau sekitar 7 juta balita menderita stunting dibanding data pada 2013 yang menunjukkan stunting balita mencapai 37,2 persen.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization atau WHO), Indonesia adalah negara ketiga dengan angka prevalensi stunting tertinggi di Asia pada 2017 yaitu mencapai 36,4 persen. WHO sendiri menargetkan agar angka stunting di bawah 20 persen.

BACA JUGA: Cek BREAKING NEWS, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini


Editor: Thomas Rizal


Berita Terkait