Ceknricek.com -- Peluit akhir ditiup wasit asal Bulgaria, Georgi Kabakov, menutup pertandingan fase grup Liga Champions 2019/2020 antara Real Madrid vs Club Brugge, di Santiago Bernabeu, Selasa (1/10) atau Rabu (2/10) dini hari WIB. Papan skor menunjukkan angka 2-2, tanda pertandingan berakhir imbang.
Sebagian kecil suporter asal Belgia pendukung Club Brugge masih bertepuk tangan menyambut hasil yang didapat tim besutan pelatih Philippe Clement itu. Sementara para Madridista, pendukung setia Madrid justru terdiam. Sebagian dari mereka bahkan sudah keburu pulang sebelum peluit akhir ditiup.
Sumber: Voetbalmagazine
Malam yang sejatinya menjadi pesta kemenangan bagi Madrid itu berubah menjadi misi penyelamatan yang menegangkan. Luka Modric cs tertinggal dua gol terlebih dahulu di babak pertama, lewat brace dari Emmanuel Bonaventure Dennis di menit 9 dan 39.
Madrid memperkecil ketinggalan lewat sundulan dari kapten Sergio Ramos di menit 55, sebelum menyamakan kedudukan melalui sundulan Casemiro setengah jam berselang. Bahkan mungkin saja kalau bukan karena Ruud Vormer, kapten Brugge diusir wasit lantaran mendapatkan kartu kuning kedua beberapa menit sebelum gol Casemiro, malam di Bernabeu bisa berakhir lebih tragis bagi Los Blancos.
Sumber: Fox Sport
Hasil imbang ini menempatkan Madrid ke dasar klasemen sementara Grup A. Madrid baru mengoleksi 1 poin dari dua laga, sementara posisi puncak diduduki oleh jawara Ligue 1, Paris Saint-Germain dengan 6 poin. PSG di laga terakhir menang 1-0 saat bertandang ke Galatasaray, setelah sebelumnya menang 3-0 di laga perdana saat menjamu Madrid di Parc des Princes.
Club Brugge berada di posisi kedua dengan 2 poin, setelah sebelumnya bermain imbang tanpa gol kala menjamu Galasaray di matchday 1, dua pekan lalu. Madrid memiliki poin sama dengan Galatasaray, namun kalah selisih gol (-3) dari juara Liga Turki itu (-1).
Bagi Zinedine Zidane sang entrenador Madrid, dua laga awal tanpa menang di fase grup ini adalah sesuatu hal yang tidak mengenakkan. Bisa dikatakan, performa Madrid semalam seolah-olah menunjukkan tak ada yang tersisa dari kejayaan mereka saat meraih Piala Si Kuping Besar dalam empat edisi beruntun (2013/2014-2017/2018).
Sumber: Marca.com
“Dua gol yang kami derita adalah lelucon, itu saja yang bisa saya gambarkan. Apa yang terjadi pada kami di babak pertama bisa terjadi pada siapa pun,” ucap Zidane seusai laga seperti dilansir BBC.
Baca Juga: Performa Impresif, Mengapa Zidane Membuang Bale?
Sumber: Reuters
“Kami berusaha mendapatkan tiga poin dari awal laga dan menjadi tidak mungkin di babak kedua. Kami menang 2-0 di babak kedua dan berakhir dengan satu poin,” tambahnya.
Hasil imbang ini menjadikan Madrid belum menang dalam tiga laga Liga Champions terakhir di Bernabeu. Sebelumnya mereka kalah memalukan 1-4 dari Ajax Amsterdam di babak 16 besar musim lalu, serta dibabat 0-3 oleh wakil Rusia, CSKA Moskow di pertandingan pamungkas fase grup.
Kemenangan Madrid terakhir saat bermain kandang ialah saat menang 2-1 atas wakil Ceko, Viktoria Pizen, 23 Oktober 2018. Publik Bernabeu tentu berharap Los Galacticos bisa menang di laga kandang berikutnya, menjamu Galatasaray 6 November mendatang. Terlebih lagi, para Madridista tentu berharap tim kesayangan mereka bisa bangkit di sisa fase grup dan lolos ke babak 16 besar.
Satu Poin Rasa Tiga Poin
Beda halnya dengan sang lawan, Club Brugge justru menilai hasil imbang ini terasa seperti kemenangan bagi juara Belgia itu. Pasalnya, hasil imbang ini menjadikan tim Biru Hitam belum terkalahkan di enam laga terakhir (1 kali menang dan 5 imbang).
“Saya puas dengan hasilnya, namun juga kecewa. Tapi saya hanya bisa bangga dengan para pemain, karena saya telah meminta banyak dari mereka,” ujar pelatih Club Brugge, Philippe Clement seperti dilansir UEFA.com.
Sumber: Liputan6
“Saya meminta tim untuk lebih berani, untuk keluar dan bermain sepak bola. Kami menerapkan taktik untuk mencoba mengisolasi lapangan tengah mereka dengan empat pemain depan kami yang memiliki kecepatan,” kata Clement, mengungkap rahasia permainan militan timnya.
Sementara bagi Bonaventure sang pencetak dua gol, mencetak gol di Santiago Bernabeu seperti menghapus kekecewaan karena idolanya, Cristiano Ronaldo sudah tak lagi berseragam Madrid. Dirinya bahkan melakukan selebrasi khas CR7 usai mencetak gol ke gawang Thibaut Courtouis.
“Ya, saya melakukan selebrasi gol khas Cristiano Ronaldo. Saya adalah penggemar setia Cristiano dan saya sangat sedih dia meninggalkan Madrid. Jadi saya memutuskan untuk melakukan selebrasi itu di Bernabeu saat mencetak gol,” ucap Bonnaventure.
Gol pertama yang dicetak Bonnaventure juga merupakan gol tercepat yang dicetak Brugge dalam kasta tertinggi kompetisi antar klub benua biru itu. Tepatnya, gol pemain berusia 21 tahun itu dicetak pada menit 8 detik 9.
Selain itu, Bonnaventure menjadi pemain ketiga Nigeria yang sukses membobol gawang Madrid, setelah James Obiorah (Lokomotiv Moskow, 2002/2003) dan Ayila Yussuf (Dynamo Kiev, 2004/2005).
BACA JUGA: Cek SEJARAH, Opini Terkini Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.