Ceknricek.com -- Menteri Kesehatan (Menkes) dr. Terawan Agus Putranto mengatakan, akan melakukan koordinasi dengan Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan untuk menindaklanjuti arahan-arahan yang terjadi diskusi di dalam rapat kabinet. Salah satunya adalah temuan banyaknya pelayanan berlebihan yang tidak sesuai dengan literatur.
“Ya contoh pelayanan jantung sampai Rp10,5 triliun tagihannya. Kemudian adanya tinjauan dari jurnal-jurnal yang mengatakan bahwa pengobatan dengan obat-obatan apalagi pencegahan itu tidak lebih, tidak efisien dibandingkan stent (ring), operasi, dan sebagainya,” kata Menkes kepada wartawan usai mengikuti Rapat Terbatas tentang Program Kesehatan Nasional, di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (21/11) sore.
Menkes meyakini, pelayanan jantung masih bisa diperbaiki, khususnya yang berlebihan. Menurutnya, untuk pemberian layanan jantung harus sesuai dengan diagnosa, apakah itu melalui operasi atau stent.
“Itu bisa menurunkan mungkin 50 persen tagihan, dari Rp10 triliun itu. Kalau bisa turun separuh saja itu sudah membuat kita berdua bahagia, Rp5 triliun dihemat,” ucap Menkes.
Selain itu, Menkes dr. Terawan Agus Putranto juga melihat adanya indikasi-indikasi tagihan seksio atau operasi sesar yang naik luar biasa, hingga Rp5 triliun lebih.
“Itu kan menunjukan kita tidak dalam grade yang baik. Nah, itulah yang maksud saya berlebihan dan ternyata tidak menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi atau anak secara nasional. Percuma saja uang dikeluarkan,” kata Menkes.
Baca Juga: Ini Tarif Baru Iuran BPJS Kesehatan, Berlaku 1 Januari 2020
Karena itu, lanjut Menkes, harus ada upaya yang sifatnya lebih preventif, promotif, dan edukasi pada masyarakat. Menyiapkan sarana-sarana sehingga yang punya potensi untuk terjadi kematian bisa diturunkan.
“Kalau ada nanti kita akan pilah-pilah bersama Direktur Utama BPJS mana yang masih di bawah standar kita coba naikkan,” sambung Menkes.
Menkes mengingatkan, bahwa pelayanan kesehatan itu harus mencapai seluruh pelosok nusantara. Tidak hanya di Jakarta, tetapi juga sampai Asmat, sampai ujung di Pulau Rote, sampai Sabang sana. Untuk itu, dirinya meninjau apakah perlu didirikan pusat-pusat kesehatan lagi di daerah-daerah itu.
“Apakah menggunakan sistem rujukan, atau sistem telemedicine, atau bahkan menggunakan alat-alat canggih seperti drone dan sebagainya. Ya nanti kita lihat, kita evaluasi bersama. Paling penting adalah rakyat terlayani kesehatannya sesuai standar kesehatan yang sesuai dengan undang-undang,” tegas Menkes.
BACA JUGA: Cek POLITIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini
Editor: Thomas Rizal