Testing Itu Penting | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Istimewa

Testing Itu Penting

Ceknricek.com -- Saya mempertegas bahwa intervensi testing merupakan program utama dan penting dalam merespon suatu pandemi, termasuk covid-19. Berawal dan berakhirnya suatu pandemi ditentukan oleh Testing.Jika dalam suatu pandemi ditemukan bahwa kasus tidak bergejala dapat menularkan penyakit serta merupakan proporsi yang dominan, MAKA testing menjadi SANGAT PENTING.

Negara yang memiliki angka kematian covid-19 sangat tinggi diakibatkan oleh rendahnya  testing rate sejak awal terjadinya pandemic. Testing rate yang tinggi akan mencegah tingginya kematian dan kesakitan.

Saat ini ada kesalahfahaman dalam melihat intervensi testing, yang dikeluarkan pemimpin dunia seperti presiden AS atau beberapa ahli kesehatan dan juga kepala daerah. Salah faham ini lahir karena ketidaktahuan arti dan makna testing sebenarnya. Oleh karena itu saya akan jelaskan sebagai berikut:

Testing itu memiliki tiga peran kunci:

Pertama, KLINIS: testing untuk menentukan status kesehatan seseorang/individu. Sehingga kita tahu sakit yang diderita seorang pasien.

Jika anda mengalami gejala dan dokter ingin menentukan apakah anda  terinfeksi covid-19 atau tidak, dan anda juga ingin tahu status ini sehingga dapat mencegah penularan pada teman dan keluarga maka test covid dapat dilakukan. 

Testing untuk kesehatan individu/personal ini dilakukan/ditargetkan pada orang yang mengalami gejala jelas (demam, batuk, gangguan penghidu dll.)

Idealnya semua orang yang bergejala atau merasa memiliki potensi (suspek) harus segera melakukan/mendapatkan test covid-19. Test yang dilakukan adalah RT-PCR atau Antigen Testing. Karena tes inilah yang dapat menentukan adanya infeksi. 

Test antibody yang umumnya berupa rapid test (tes cepat) selain belum memiliki akurasi yang tepat/ideal, juga hanya bersifat mendeteksi bahwa seseorang pernah terinfeksi covid-19. Sehingga akan memerlukan test RT-PCR untuk memastikannya lagi. Hal ini tentu menjadi tidak efektif dan efisien, selain juga kita akan kehilangan waktu berharga untuk reaksi cepat intervensi testing dan isolasi. 

Baca juga: Jika Jubir Covid-19 Secantik dr Reisa

Program testing RT-PCR ini idealnya harus tersedia di seluruh wilayah, mudah diakses public, efisien, gratis atau berbiaya sangat minimal, dengan hasil test yang cepat, 24 jam adalah yang terlambat/terjelek dan dalam rentang 2 jam atau lebih cepat adalah yang terbaik. 

Kedua,SURVEILANS: testing untuk  surveilans. Sehingga kita tahu permasalahan dan situasi yang terjadi dan kita bisa menyusun / merubah strategi. Testing jenis ini untuk menentukan suatu kebijakan/program yang disesuaikan dengan perubahan prevalensi covid-19 yang terjadi di komunitas.

Dalam testing jenis ini akan sangat ideal dilakukan secara skema campuran sampling. Dengan cara ini kita akan mengetahui kelompok individu terinfeksi covid yang bergejala dan tidak bergejala. Random sampling pada populasi yang besar seperti DKI akan cukup sulit tapi akan sangat bermanfaat. 

Testing untuk surveilans dapat dilakukan dengan melakukan test pada kelompok kecil dari suatu populasi setiap hari, dan menggunakan metode statistic untuk melakukan kesimpulan hasil tentang  populasi secara umum. 

Untuk testing surveilans, baik RT-PCR dan test antibody sangat bermanfaat. Test antibody (rapid test) akan membantu kita melacak prevalensi (angka kejadian infeksi) dan insidensi setelahnya (jumlah total yang terinfeksi sejak awal pandemic). Kedua informasi di atas sangat bermanfaat untuk menyusun strategi pengendalian. Dari sudut pendekatan surveilans, meski sensitivitas satu rapid test hanya 50%, tidak jadi masalah, selama kita dapat mengontrol intervensi dan tepat menilai hasilnya.

Ketiga, KONTROL:  testing untuk mitigasi sehingga  orang-orang yang terinfeksi covid-19 tidak menyebarkan/menularkan virusnya ke orang lain. Peran atau fungsi ketiga dari suatu testing adalah untuk mengidentifikasi siapa saja yang pre-symptomatic, asymptomatic atau hanya berderajat ringan symptomatic, sehingga bisa langsung dilakukan isolasi mandiri untuk mencegah penularan covid-19. 

Baca juga: KPK Gelar Rapid Test Korona untuk Pegawai hingga Tahanan

Testing untuk mitigasi ini tentunya akan harus dilakukan secara rutin dan sering. Testing untuk mitigasi melibatkan banyak kelompok besar masyarakat yang di test. Namun sangat bermanfaat untuk mengetahui jumlah infeksi perhari secara proporsional sekaligus dapat menghindari penambahan kasus dengan langsung melakukan isolasi.

Bila kita berasumsi bahwa orang yang terinfeksi covid-19 dan memiliki gejala yang jelas akan melakukan isolasi mandiri, maka testing untuk mitigasi harus menargetkan orang-orang yang saat ini tidak menunjukkan gejala atau yang bergejala ringan. Orang yang memiliki riwayat kontak dengan penderita covid seperti keluarga pasien dan tenaga medis adalah contoh target testing yang penting.

Testing untuk mitigasi ini harus menggunakan RT-PCR atau antigen testing, karena kedua test ini akan mendeteksi secara awal adanya infeksi covid-19 pada tubuh seseorang sehingga dapat langsung dilakukan intervensi isolasi dan melakukan tracing (pelacakan kasus kontak). 

Strategi dan berapa banyak kita harus melakukan testing?

Kendala utama saat ini adalaah masih terbatasnya mesin dan SDM untuk pemeriksaan RT-PCR. Selain itu juga harganya yang mahal.  Namun kebutuhan melakukan testing untuk mitigasi tidak bisa diabaikan dan harus dilakukan agar kita dapat melakukan isolasi terhadap seluruh kasus infeksi covid yang terdeteksi dari suatu populasi.

Satu strategi yang relatif murah dan efektif adalah dengan menggunakan Rapid Test Antigen, meskipun sensitivitasnya 50% (tidak boleh di bawah 50%). Secara logika program, tetap lebih baik melakukan test pada 100.000 orang dengan rapid test antigen yang 50% sensitivitasnya daripada test yang dilakukan pada 50.000 orang dengan rapid test yang 70% sensitivitasnya. 

Penutup: 

Setiap daerah/wilayah harus memahami tujuan dan manfaat testing. Sehingga dapat menyusun rencana testing yang tepat. Kita TIDAK DAPAT mengendalikan pandemic covid-19 tanpa TESTTING TRACING ISOLASI!

Sehingga setiap data dapat diolah dengan tepat, karena sebagai contoh: tentu ada overlap antara data dari hasil testing individu yang sering juga digunakan untk tujuan surveilans. Sekali lagi testing itu penting dan urgent! Jika kita lakukan test maka kita akan mencegah banyak kesakitan dan kematian. 

*Dicky Budiman (Dokter, Epidemiolog,  PhD Kandidate Global Health Security & Pandemi Griffith University)

BACA JUGA: Cek POLITIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini



Berita Terkait