Tetty Paruntu, Ada yang Jegal Saya | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Ashar/Ceknricek.com

Tetty Paruntu, Ada yang Jegal Saya

Eksklusif: Wawancara Khusus dengan Christiany Eugenia Paruntu

Ceknricek.com -- Christiany Eugenia Paruntu yang akrab dipanggil Tetty Paruntu akhirnya buka suara tentang pembatalan dirinya mendapat tawaran Menteri untuk Kabinet Kerja Jilid II. Kepada Ceknricek.com, secara eksklusif ia bercerita tentang apa yang sebenarnya terjadi selama dua hari terakhir.

“Saya sebenarnya tidak mau bicara, namun karena saya percaya dengan Pak Ilham Bintang (Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat) teman saya, maka saya berani menyampaikan yang sebenarnya,” ujar Tetty saat ditemui Ceknricek.com di Kawasan Villa Meruya, Jakarta Barat, Selasa (22/10) malam.

“Namanya politik, sudah biasa itu jika ada yang menjegal. Namun saya percaya jabatan itu merupakan kepercayaan, bukan hak saya. Kalau dipercaya ya Puji Tuhan, jika tidak maka saya akan mengabdi untuk negara dan masyarakat dengan jalur lain,” ujarnya.

Tetty Paruntu, Ada yang Jegal Saya
Foto: Ashar/Ceknricek.com

Ia mengaku terkejut dengan simpang siur pemberitaan mengenai dirinya usai batal bertemu Presiden. Beberapa menyebut dirinya memang dari awal tidak diundang, sebagian ada yang menyebut ia terseret kasus yang melibatkan terdakwa suap distribusi pupuk, Bowo Sidik.

“Saya diundang Pak Pratikno (Menteri Sekretaris Negara) untuk menghadap Bapak Presiden Senin (21/10) pukul 11.00. Saya diminta untuk bertemu bagian protokol Bey Triadi Machmudin untuk mendapat akses masuk istana. Saya juga dihubungi Bapak Airlangga (Hartanto, Ketua Umum Golkar) yang mengatakan bahwa saya termasuk dari empat nama dari Partai Golkar yang diusulkan menjadi anggota kabinet,” ujar Tetty.

Setelah sempat menandatangani pakta integritas bahwa dirinya tidak tersangkut kasus hukum dan tidak memiliki dwikewarganegaraan, ia diminta menunggu sekitar dua jam. Tetty terkejut ketika akhirnya ditemui oleh Airlangga yang memintanya mengklarifikasi beberapa hal.

“Saya diminta menjelaskan terkait kasus Bowo Sidik. Saya sudah jelaskan fakta di pengadilan bahwa saya tidak memberi ataupun menerima uang dari Bowo dan itu sudah jelas. Saya dipanggil sebagai saksi. Lalu yang kedua saya diminta menjelaskan terkait mutasi ASN di Pemkab Minahasa Selatan,” kata Tetty.

Terkait kasus terakhir ini, Tetty menjelaskan saat itu ada anggota dewan dari partai PDIP yang meminta tolong agar adiknya menjadi Kepala Dinas. Setelah melakukan proses seleksi secara profesional, ternyata adik anggota dewan tersebut tidak terakomodir untuk menempati posisi tersebut.

Tetty Paruntu, Ada yang Jegal Saya
Foto: Ashar/Ceknricek.com

Baca Juga: Tetty Paruntu: Saya Diundang Pak Pratikno

“Entah mengapa, ternyata setelah itu malah kami diisukan ada jual beli jabatan di Pemerintahan Kabupaten Minahasa Selatan. Padahal kasus itu juga tidak pernah naik ke tahap penyelidikan apalagi masuk pengadilan,” ujar Tetty.

Setelah dianggap tersangkut kasus, Pratikno lalu menjelaskan kepada Tetty bahwa presiden sangat berhati-hati untuk memilih para menterinya. Tetty pun menerima dengan legawa apa yang menjadi keputusan presiden.

“Saya mengerti kehati-hatian dan menghargai hak prerogratif beliau. Namun saya agak bertanya-tanya, bukannya saya dipanggil karena sebelumnya sudah ada proses screening yang ketat? Mengapa sekarang baru diperkarakan? Tentu saya kaget dan berharap ada koreksi terkait pemberitaan yang beredar,” katanya.

Tak Cuma Tetty

Terkait prinsip kehati-hatian presiden, sebenarnya nama beberapa tokoh yang telah diundang ke istana untuk mendapat tawaran resmi posisi menteri dari presiden juga ada yang pernah atau terseret beberapa kasus.

Sebut saja Yasonna Laoly yang pernah dipanggil KPK sebagai saksi untuk kasus E-KTP. Dalam surat dakwaan KPK terhadap dua pejabat Kemendagri, Irman dan Sugiharto, Yasonna disebut menerima aliran dana US$84 ribu dari proyek e-KTP saat dirinya masih menjadi anggota Komisi II DPR.

Begitu pula Budi Karya Sumadi yang pernah dipanggil sebagai saksi oleh komisi antirasuah atas kasus pemberian suap Komisaris PT Adhiguna Keruktama, Adiputra Kurniawan. Lalu juga Abdul Halim Iskandar, kakak dari Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, Ketua PKB, yang pernah dipanggil sebagai saksi dalam kasus gratifikasi yang menjerat mantan Bupati Nganjuk, Taufiqurrahman.

Tetty Paruntu, Ada yang Jegal Saya
Foto: Ashar/Ceknricek.com

Baca Juga: Eks Bupati Minahasa Selatan Christiany Eugenia Paruntu Juga Merapat ke Istana

Jangan lupakan pula nama Zainudin Amali, kader Golkar lainnya yang pernah berurusan dua kali dipanggil sebagai saksi oleh KPK di 2 kasus korupsi, yakni kasus korupsi mantan Ketua MK, Akil Mochtar dan kasus dugaan gratifikasi yang menjerat eks Sekjen ESDM, Waryono Karno. Begitu pula dengan Ida Fauziah yang pernah diperiksa dalam kasus korupsi penyelenggaraan ibadah haji yang membuat mantan Menteri Agama, Suryadharma Ali.

Terkait banyaknya calon menteri yang ternyata juga pernah terlibat beberapa kasus, Tetty merasa dirinya mendapat ketidakadilan. “Tentunya saya bertanya-tanya, mengapa yang lain tidak dipermasalahkan, namun saya dipermasalahkan,” katanya.

Padahal selama 8 tahun menjabat sebagai Bupati Minahasa Selatan, dirinya mengaku tidak pernah tersandung kasus apapun. Ia hanya berniat untuk mengabdi untuk rakyat dan daerahnya.

“Tentu saya merasa dizalimi, apalagi dengan pemberitaan yang ada. Bahkan ada yang menyebut saya ke istana karena asal nyelonong. Tentu tidak mungkin, makanya saya minta Pak Bey Triadi untuk klarifikasi,” ujar Tetty yang juga menyebut hingga saat ini belum ada permintaan maaf atau klarifikasi dari pihak istana.

Lanjut Berkarya

Tetty yang sudah dari Minggu (20/10) berada di Jakarta, usai wawancara dengan Ceknricek.com berencana langsung kembali ke daerah asalnya untuk melanjutkan tugas sebagai Bupati Minahasa Selatan. Ia  masih memiliki masa bakti hingga 2021.

“Saya legawa, karena dari awal tidak ingin jadi menteri juga. Pasti presiden memiliki kepentingan yang lebih besar, jadi apapun keputusan presiden pasti demi tujuannya membangun negara. Mari kita dukung,” kata Tetty.

Perempuan kelahiran Manado, 25 September 1967 itu mengaku saat ini ingin fokus membangun Kabupaten Minahasa Selatan, khususnya dalam memajukan infrastruktur dan pendidikan masyarakat setempat.

Tetty Paruntu, Ada yang Jegal Saya
Foto: Istimewa

“Banyak yang masih harus dilakukan. Saya memang ingin membangun daerah saya dan bekerja untuk masyarakat,” ucap almamater dari Universitas Sam Ratulangi itu.

Ia mengaku saat ini banyak mendapat telepon dari keluarga dan rekan-rekan, mengenai kejadian yang dialaminya. Sekadar informasi, saat wawancara dengan Ceknricek.com, Tetty sempat mendapat telepon dari mantan menteri Kabinet Kerja jilid I yang nampaknya masa baktinya tidak berlanjut pada jilid II.

“Yang tabah ya Bu. Lanjut berkarya,” kata mantan menteri tersebut. “Ya memang bukan berkatnya saja saya jadi menteri. Anda juga yang tabah,” kata Tetty menjawab.

BACA JUGA: Cek HEADLINE Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini


Editor: Farid R Iskandar


Berita Terkait