Ceknricek.com -- Kedutaan Singapura di Jakarta, bekerja sama dengan Yayasan Autisma Indonesia (YAI), menggelar pemutaran spesial film Singapura, The Wayang Kids (2018) di CGV Grand Indonesia, Jakarta Sabtu, (7/12). Sutradara film ini, Raymond Tan, bersama dengan produser Low Kwang Hoe, dan ketiga pemeran film, Austin Chong, Muhammad Mikail, dan Mukesh Raghavan sengaja terbang dari Singapura untuk pemutaran film ini.
Kedatangan mereka ke Jakarta dijembatani Pendiri Yayasan Maria Monique Lastwish, Natalia S. Tjahja, yang memperkenalkan film Wayang Kids ke Kedutaan Besar Singapura di Jakarta. "Singapore Embassy support free screening-nya," kata Natalia.
Foto: Thomas Rizal/Ceknricek.com
Diputar pertama kali di Singapura pada Maret 2018, The Wayang Kids adalah film kedua yang dibuat oleh Raymond, seorang insinyur Singapura yang beralih menjadi sutradara. Film ini menceritakan tentang Open (Austin) seorang bocah lelaki Singapura penyandang autisme, dan bagaimana dia mengatasi banyak rintangan dalam beradaptasi dengan lingkungan sekolahnya, mencari teman-teman baru, dan akhirnya memimpin teman-temannya dalam pertunjukan Opera China Internasional.
"Pesan dalam film ini sederhana namun sarat makna. Mengingatkan kita bahwa setiap anak berharga, dan mengajak semua orang dari segala usia untuk membangun masyarakat yang lebih inklusif bagi orang-orang berkebutuhan khusus," kata Raymond.
Foto: Thomas Rizal/Ceknricek.com
"Film ini juga merayakan keberagaman, dengan menampilkan kaleidoskop warna-warni budaya dan bahasa yang ada di Singapura," tambahnya.
Didukung oleh Lee Kuan Yew Fund for Bilingualism, film ini dibintangi oleh pemeran film internasional dari berbagai ras, serta menggunakan dialog dalam bahasa Mandarin dan Inggris. Lima orang pemeran utama berusia muda, dengan usia tertua baru berumur 11 tahun pada saat pembuatan film, dipilih dari audisi terbuka yang diikuti oleh lebih dari 500 anak di Singapura.
Baca Juga: Sutradara dan Pemeran 'The Wayang Kids' Kunjungi Redaksi Ceknricek.com
Kebanyakan dari mereka belum pernah mempunyai pengalaman berakting sebelumnya, namun berkat dukungan dari para orang tua dan guru, mereka diberi kesempatan untuk menunjukkan bakat terpendam mereka.
The Wayang Kids telah ditayangkan di 14 negara di seluruh dunia, seperti Amerika Serikat, Meksiko, Korea Selatan, Jepang dan Yunani. Indonesia adalah salah satu negara pertama di Asia Tenggara yang dikunjungi oleh baik sutradara maupun para pemeran film.
Foto: Brainchild Pictures
Pemutaran film ini dihadiri oleh Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Anil Nayar, serta pendiri dan ketua YAI, dr. Melly Budhiman. Film ini turut dihadiri para murid dan guru dari sekolah inklusif di seluruh Jakarta, yayasan dan lembaga nirlaba yang berfokus pada pendidikan dan pemberdayaan anak, kalangan profesional industri film Indonesia, serta perwakilan dari kalangan pemerintah, bisnis, dan akademis.
"Kedutaan Singapura berharap dengan adanya kunjungan sekolah dan pemutaran film ini akan menjadi batu loncatan agar lebih banyak pertukaran seperti ini lagi di masa depan," kata Anil Nayar.
Foto: Brainchild Pictures
Sehari sebelum pemutaran film tersebut, Jumat (6/12), para pemain dan kru The Wayang Kids juga mengunjungi 2 sekolah swasta inklusif di Jakarta, yaitu Sekolah Cikal dan Sekolah Tunas Indonesia. Grup ini berinteraksi dengan lebih dari 100 murid dan guru dari kedua sekolah, dan melakukan percakapan yang bermakna tentang bagaimana sekolah dapat mendukung dan merangkul anak-anak dengan kebutuhan khusus.
Foto: Ashar/Ceknricek.com
Para pemeran dan kru The Wayang Kids juga mengunjungi Redaksi Ceknricek.com, kawasan Meruya Selatan, Jakarta Barat, Jumat (6/12) sore. Mereka membagi keseruan yang dialami selama proses pembuatan film berlangsung. Kedatangan mereka didampingi Ketua Yayasan Maria Monique Lastwish, Natalia S Tjahja.
BACA JUGA: Cek Berita SELEBRITI, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.
Editor: Farid R Iskandar