Tim Relawan Kemanusiaan Gempa Bumi Sulbar Terbentuk Dipimpin Annar Salahuddin Sampetoding | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Sumber: Istimewa

Tim Relawan Kemanusiaan Gempa Bumi Sulbar Terbentuk Dipimpin Annar Salahuddin Sampetoding

Ceknricek.com-- Tanpa menunggu waktu berlama – lama, Annar Salahuddin Sampetoding, salah seorang tokoh masyarakat Sulawesi Barat di Jakarta, langsung memerintahkan membentuk TIM RELAWAN KEMANUSIAAN yang diprakarsai dirinya sebagai Ketua Umum DEIT (Dewan Ekonomi Indonesia Timur). Mulai dari tingkat pusat sampai ke propinsi dan kabupaten. Instruksi itu dikeluarkannya hanya beberapa jam setelah gempa bumi itu terjadi. Sebagaimana diketahui, gempa bumi berkekuatan Mag. 6,2 yang mengguncang wilayah Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) Jumat (15/1/2021) pukul 01.28 WIB, membuat Rumah Sakit Mitra Manakarra rata dengan tanah.

Kepada media di Jakarta,  Annar Sampetoding tokoh Kadin (Kamar Dagang Industri) pusat Jakarta dan pemilik perusahaan HPH PT Sulwood,  mengatakan, Sulbar adalah provinsi baru.  Sangat tidak siap dengan tragedi besar seperti ini. Apalagi mendadak dan di dalam suasana Covid 19. Menurut Annar, sampai pagi ini keluarga dekatnya masih mengirim video reruntuhan rumah sakit di Mamuju. Terlihat sejumlah pasien yang sedang tertimbun merintih dan menangis meminta tolong. "Tapi tidak ada yang bisa menolong. Dibiarkan saja sampai meninggal dunia,” ujar Annar dengan nada menahan sedih.

Akibat dari gempa yang berpusat pada 2.98 Lintang Selatan dan 118.94 Bujur Timur di wilayah timur laut Kabupaten Majene sejumlah perawat dan pasien di rumah sakit tersebut tertimbun. Hingga saat ini aparat gabungan masih berusaha mengevakuasi para korban dari reruntuhan bangunan. Evakuasi dilakukan dengan alat seadanya karena tidak ada alat berat.

“Ini tragedi kemanusiaan yang luar  biasa,” ujar Annar.

Tim dokter dari Makassar  sementara masih dalam perjalanan. Waktu tempuh perjalanan darat dari Makassar ke Memaju kurang lebih delapan jam. Diperkirakan tim kedokteran baru akan tiba sore nanti.

Regu penyelamat di Mamuju, Sulawesi Barat berjibaku dengan waktu untuk menyelamatkan korban reruntuhan RS Mitra Manakarra yang ambruk akibat gempa. Kurang lebih delapan korban dilaporkan terjebak di antara reruntuhan bangunan lima lantai yang rata dengan tanah. Gedung RS Mitra Manakarra Mamuju roboh akibat guncangan gempa bumi dengan Magnitudo 6,2 yang berpusat di Kabupaten Majene pada Jumat 15 Januari 2021 pukul 02.28 Wita.

Muflih salah seorang Bidan di RS Mitra Manakarra mengatakan, kedelapan korban itu terdiri dari dua orang perawat, satu pegawai apotek, empat orang pasien berpasangan dan satu bayi yang berada di dalam inkubator. Mereka terjebak karena tidak sempat menyelamatkan diri saat gempa itu terjadi.

"Empat korban terdeteksi masih hidup, karena beberapa saat yang lalu, saat subuh mereka masih meminta pertolongan. Sedangkan empat lainnya belum diketahui kondisinya,"kata seorang anggota tim penyelamat, Ibnu Imat Totori.

Imat menjelaskan, mereka kesulitan untuk menyelamatkan korban gempa. Tidak adanya alat berat menyulitkan mereka untuk mengevakuasi korban dari reruntuhan beton.

"Saat ini kita masih berusaha dengan alat seadanya. Kita sangat membutuhkan alat berat untuk memindahkan beton-beton ini," ujar Imat.

Imat menambahkan, saat ini pihaknya sudah menghubungi pihak terkait untuk membantu korban gempa dalam proses evakuasi. Sebelum bantuan datang, mereka tetap berusaha untuk menyelamatkan korban. "Semoga para korban ini dapat selamat," ucap Imat.

Gempa ini juga turut mengguncang Mamuju pusat ibukota Provinsi Sulawesi Barat.  Jaraknya hanya 34 kilometer dari pusat gempa. Sejumlah bangunan terlihat ambruk dan roboh  akibat gempa ini. Kerusakan yang sangat parah. Sejumlah bangunan di kawasan kantor Gubernur Sulawesi Barat roboh. Termasuk Grand Maleo Hotel dan Matos Hotel terlihat rusak parah. (aa).



Berita Terkait