Ceknricek.com -- Pemerintah Kota (Pemkot) Pekanbaru menggelar tradisi "petang balimau" (tradisi siraman membersihkan diri jelang masuknya bulan suci Ramadan) di tepian Sungai Siak, Minggu (5/5).
"Petang balimau" adalah tradisi yang diwariskan secara turun-temurun itu, berupa bersih-bersih massal di sungai. Tradisi serupa sebenarnya juga ada di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), yang disebut “potang balimau”.
Pengaruh budaya Sumbar mungkin terbawa ke Pekanbaru, dimana banyak penduduk asli terutama di daerah Kabupaten Kampar dan Kuantan Singingi memiliki kemiripan tradisi dengan Minangkabau. Di Kampar, tradisi ini disebut “belimau kasai”, yang intinya menyucikan diri dengan air jeruk limau dan campuran ramuan kuning yang terbuat dari beras dan kunyit.

Sumber : InfoPKU
Tradisi "petang balimau" awalnya dilakukan warga di kampung-kampung, kini digelar lebih besar skalanya karena mendapatkan perhatian pemerintah daerah.
Tahun ini, pelaksaaan tradisi ini dihadiri Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution, Wakil Walikota Pekanbaru, Ayat Cahyadi, Kepala Disbudpar Provinsi Riau, Fahmizal Usman serta seluruh pejabat eselon di lingkungan Pemkot Pekanbaru.
Acara pelaksanaannya didahului dengan melakukan ziarah makam di Masjid Raya Pekanbaru, dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju tepian Sungai Siak.

Sumber : PotretNews.com
Ribuan warga memenuhi pinggiran Sungai Siak dari dua sisi tebing dan bantaran, juga memenuhi kawasan jembatan Leighton 1 di Jalan Yos Sudarso dan leighton 3.
Wakil Gubernur Riau bersama Wakil Walikota, Pejabat Pemko Pekanbaru dan para Muspida melakukan pemukulan tabuh tanda dibukanya "petang balimau" dan Selamat Datang kepada Bulan Suci Ramadan 1440 H tahun 2019. Dilanjutkan dengan mandi "balimau" dan santunan kepada sejumlah anak yatim dan fakir miskin.