Tragedi Vanessa Angel, Benarkah Jalan Tol Tidak Aman Untuk Kecepatan Tinggi? | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Istimewa

Tragedi Vanessa Angel, Benarkah Jalan Tol Tidak Aman Untuk Kecepatan Tinggi?

Ceknricek.com—Vanessa Angel dan suaminya, Febri Andriansyah alias Bibi, meninggal dunia setelah mobilnya mengalami kecelakaan di jalan  Tol Jombang dari arah Nganjuk ke Surabaya Km 672+400/A. Dugaan sementara, mobil Pajero Sport yang ditumpangi melaju dengan kecepatan tinggi dan sopir mengantuk.

Terkait hal ini, Gatot Rusbintardjo, pemerhati konstruksi jalan raya dan jalan KA, memberikan analisanya lewat tulisan yang viral di sosial media. Menurut Gatot, jalan tol di Indonesia tidak aman untuk mobil yang dipacu dengan kecepatan tinggi.  Hal ini lantaran perkerasan jalan dibuat dari perkerasan kaku yaitu dengan beton semen. Perkerasan dengan beton semen tidak mempunyai skid resistance atau kecil skid resistance-nya.

Skid resistance adalah daya cengkeram ban dengan permukaan perkerasan jalan. Karena skid resistennya kecil atau bahkan nol, maka apabila mobil melaju dengan kecepatan tinggi dan mengerem,  mobil tidak segera berhenti karena tidak ada  daya cengkeram yang  memadai antara ban dan permukaan perkerasan jalan. Mobil akan meluncur cukup jauh sebelum berhenti, sehingga sering terdengar mobil menabrak truk atau mobil lain yang ada  di depannya.

Gatot juga “menyalahkan” median beton di lokasi kecelakaan. Median yang ideal adalah berupa area berumput, hingga ketika mobil oleng bisa berhenti dengan aman.

Sulfah Anjarwati, ST, MT      Foto: Istimewa

Berbeda dengan Gatot, staf pengajar Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sulfah Anjarwati, ST, MT justru punya pandangan lain. Menurutnya, perkerasan beton atau rigid justru mempunyai gesekan yang besar pada roda kendaraan. Hal ini membuat skid resistance-nya juga besar. Akibatnya, kendaraan menjadi tidak nyaman jika melewati perkerasan rigid.

“Pada jalan tol umumnya sudah menggunakan perkerasan kombinasi. Bawah beton atas sudah perkerasan lentur (aspal). Hal ini untuk untuk memberikan kenyamanan pada kendaraan,”ujar Sulfah saat dihubungi, Jum’at (5/1/21).

Sulfah sepakat, jalan tol di Indonesia tidak aman jika kendaraan bergerak dengan  kecepatan yang  tidak sesuai dengan kecepatan rencana. Merujuk pada aturan kecepatan, batas maksimal kendaraan melaju di jalan tol tempat Vanessa Angel kecelakaan adalah 100 km/jam. Sementara untuk tol dalam kota maksimal 80 km/jam.

Lokasi kecelakaan Vanessa   Foto: Istimewa

“Kecelakaan paling besar di Indonesia disebabkan karena perilaku pengemudi yang tidak patuh pada aturan yang ada. Karena dalam perencanaan, semua harusnya sudah sesuai standart yang ada,”kata jebolan S2 ITB ini.

Sulfah juga menggarisbawahi, selain faktor kecepatan, kecelakaan juga kerap tidak terlepas dari masalah geometrik jalan sebagai penyebabnya. Yaitu bentuk jalan seperti belokan, kelandaian, penempatan rambu dan penempatan media jalan.

“Kerugian perkerasan beton pada kendaraan yang  melintas lebih ke aspek ban cepat aus dan penumpang tidak nyaman karena tidak mempunyai daya lendutan seperti pada perkerasan lentur. Kalau soal pembatas dinding beton sudah standart ada dalam perencanaan jalan tol.Memang ada bermacam-macam median. Jadi tinggal dipilih kemanfaatannya saja.Median tidak masalah,”pungkas Sulfah.


Editor: Ariful Hakim


Berita Terkait