Florence Nightingale, "The Lady With The Lamp" | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Sumber : Ancient

Florence Nightingale, "The Lady With The Lamp"

Ceknricek.com - "Ia dikenal dengan nama Bidadari Berlampu (The lady with the lamp) atas jasanya yang tanpa kenal takut mengumpulkan korban pada perang Krimea, di Semenanjung Krimea, Rusia."

Florence. Sumber : Ashland University

"The lady with the lamp" yang dimaksud adalah Florence Nightingale. Ia  lahir di Florence, Italia, tepat pada tanggal hari ini, 12 Mei 1820. Nightingale adalah pelopor perawat modern, penulis dan ahli statistik.

Nightingale menghidupkan kembali konsep penjagaan kebersihan rumah sakit dan kiat-kiat juru rawat. Ia memberikan penekanan terhadap keperluan pasien dan penyusunan laporan mendetail menggunakan statistik sebagai argumentasi perubahan ke arah yang lebih baik pada bidang keperawatan di hadapan pemerintahan Inggris.

Masa Kecil

Nightingale lahir dan dibesarkan dari keluarga berada. Nama depannya diambil merujuk kepada kota kelahirannya.

Semasa kecil ia tinggal di Lea Hurst, sebuah rumah besar dan mewah milik ayahnya, William Nightingale, seorang tuan tanah kaya di Derbyshire, London, Inggris. Sementara ibunya keturunan ningrat. Keluarga Nightingale adalah keluarga terpandang. 

Pada masa itu, perilaku keluarga ningrat hidup sesuai dengan martabatnya sebagai putri seorang tuan tanah. Wanita ningrat, kaya, dan berpendidikan aktivitasnya cenderung bersenang-senang saja dan malas. Tetapi, berbeda dengan Nightingale, Ia lebih banyak keluar rumah dan membantu warga sekitar yang membutuhkan.

Belajar Jadi Perawat

Sumber : The Vintage News

Pada usia dewasa Nightingale sebagai seorang putri tuan tanah yang kaya, mendapat banyak lamaran untuk menikah. Namun semua itu ia tolak, karena Nightingale merasa "terpanggil" untuk mengurus hal-hal yang berkaitan dengan kemanusiaan.

Keinginan itu ditentang keras oleh ibunya dan kakaknya. Hal ini dikarenakan pada masa itu di Inggris, perawat adalah pekerjaan hina dan rumah sakit adalah tempat yang jorok. Banyak orang memanggil dokter untuk datang ke rumah dan dirawat di rumah.

Tetapi Nightingale bersikeras dan tetap pergi ke Kaiserswerth, Jerman untuk mendapatkan pelatihan bersama biarawati di sana. Nightingale belajar selama empat bulan di bawah tekanan dari keluarganya yang takut akan implikasi sosial. Selain di Jerman,  Nightingale juga pernah bekerja di rumah sakit untuk orang miskin di Prancis.

Tolak Diskriminasi

Pada tanggal 12 Agustus 1853 Nightingale kembali ke London dan mendapat pekerjaan sebagai pengawas bagian keperawatan di Institute for the Care of Sick Gentlewomen, sebuah rumah sakit kecil yang terletak di Upper Harley Street, London, posisi yang ia tekuni hingga bulan Oktober 1854.

Di sini ia beragumentasi sengit dengan Komite Rumah Sakit yang mendiskriminasi pasien, Pihak Rumah Sakit menolak pasien yang beragama Katholik. Nightingale mengancam akan mengundurkan diri, kecuali bila komite ini mengubah peraturan tersebut dan memberinya izin tertulis.

Lady With The Lamp. Sumber : Slide Player

Menurut Nightingale, rumah sakit harus menerima tidak saja pasien yang beragama Katolik, tetapi juga Yahudi dan agama lainnya, serta memperbolehkan mereka menerima kunjungan dari pendeta-pendeta mereka, termasuk rabi, dan ulama untuk orang Islam.

Komite rumah sakit pun mengubah peraturan tersebut sesuai permintaan Nightingale.

Sukarelawan Perang Krimea

Pada 1854 berkobarlah peperangan di Semenanjung Krimea. Tentara Inggris bersama tentara Prancis berhadapan dengan tentara Rusia. Banyak prajurit yang gugur dalam pertempuran, namun yang lebih menyedihkan lagi adalah tidak adanya perawatan untuk para prajurit yang sakit dan luka-luka.

Keadaan memuncak ketika seorang wartawan bernama William Russel pergi ke Krimea. Dalam tulisannya untuk harian Time, ia menuliskan bagaimana prajurit-prajurit yang luka bergelimpangan di tanah tanpa diberi perawatan sama sekali dan bertanya, "Apakah Inggris tidak memiliki wanita yang mau mengabdikan dirinya dalam melakukan pekerjaan kemanusiaan yang mulia ini?"

Hati rakyat Inggris pun tergugah oleh tulisan tersebut. Nightingale merasa masanya telah tiba. Ia pun menulis surat kepada menteri penerangan saat itu, Sidney Herbert, untuk menjadi sukarelawan.

Pada pertemuan dengan Sidney Herbert terungkap bahwa Nightingale adalah satu-satunya wanita yang mendaftarkan diri. Di Krimea prajurit-prajurit banyak yang mati bukan karena peluru dan bom, namun karena tidak adanya perawatan, dan perawat pria jumlahnya tidak memadai. Ia meminta Florence untuk memimpin gadis-gadis sukarelawan dan Florence menyanggupi.

Pada tanggal 21 Oktober 1854 bersama 38 gadis sukarelawan yang dilatih oleh Nightingale berangkat ke Turki menumpang sebuah kapal.

Pada November 1854 mereka mendarat di sebuah rumah sakit pinggir pantai di Scutari. Saat tiba di sana kenyataan yang mereka hadapi lebih mengerikan dari apa yang mereka bayangkan.

Beberapa gadis sukarelawan terguncang jiwanya dan tidak dapat langsung bekerja karena cemas, semua ruangan penuh sesak dengan prajurit-prajurit yang terluka, dan beratus-ratus prajurit bergelimpangan di halaman luar tanpa tempat berteduh dan tanpa ada yang merawat.

Florence. Sumber : National Army Museum

Nightingale melakukan perubahan-perubahan penting. Ia mengatur tempat-tempat tidur para penderita di dalam rumah sakit, dan menyusun tempat para penderita yang bergelimpangan di luar rumah sakit. Ia mengusahakan agar penderita yang berada di luar paling tidak bernaung di bawah pohon dan menugaskan pendirian tenda.

Dalam waktu sebulan rumah sakit sudah berubah, walaupun baunya belum hilang seluruhnya, namun jerit dan rintihan prajurit yang luka sudah jauh berkurang. Para perawat sukarelawan bekerja tanpa kenal lelah hilir-mudik di bawah pengawasan Nightingale.

Ia juga menangani perawat-perawat lain dengan "tangan besi", bahkan mengunci mereka dari luar pada malam hari. Ini dilakukan untuk membuktikan pada orang tua mereka, bahwa dengan disiplin yang keras dan di bawah kepemimpinan kuat seorang wanita, anak-anak mereka bisa dilindungi dari kemungkinan serangan seksual.

Pada malam hari saat yang lain beristirahat dan memulihkan diri, Nightingale menuliskan pengalamannya dan cita-citanya tentang dunia keperawatan, dan obat-obatan yang ia ketahui.

"The Lady With The Lamp"

Pada suatu kali, saat pertempuran dahsyat di luar kota telah berlalu, seorang bintara datang dan melapor pada Nightingale bahwa dari kedua belah pihak korban yang berjatuhan banyak sekali.

Nightingale menanti rombongan pertama, namun ternyata jumlahnya sedikit, ia bertanya pada bintara tersebut apa yang terjadi dengan korban lainnya. Bintara tersebut mengatakan bahwa korban selanjutnya harus menunggu sampai besok karena sudah terlanjur gelap.

Nightingale memaksa bintara tersebut untuk mengantarnya ke bekas medan pertempuran untuk mengumpulkan korban yang masih bisa diselamatkan karena bila mereka menunggu hingga esok hari korban-korban tersebut bisa mati kehabisan darah.

The Night of The Lamp. Sumber : YouTube

Berangkatlah mereka berenam ke bekas medan pertempuran, semuanya pria, hanya Nightingale satu-satunya wanita. Hanya berbekal lentera Nightingale membalik dan memeriksa tubuh-tubuh yang bergelimpangan, membawa siapa saja yang masih hidup dan masih bisa diselamatkan, termasuk prajurit Rusia.

Malam itu mereka kembali dengan membawa lima belas prajurit, dua belas prajurit Inggris dan tiga prajurit Rusia.

Semenjak saat itu setiap terjadi pertempuran, pada malam harinya Florence berkeliling dengan lampu untuk mencari prajurit-prajurit yang masih hidup dan mulailah ia terkenal sebagai "bidadari berlampu yang menolong di gelap gulita".

Tahun-tahun Terakhir

Nightingale kembali ke Inggris sebagai pahlawan pada tanggal 7 Agustus 1857, semua orang tahu siapa Nightingale dan apa yang ia lakukan ketika berada di medan pertempuran Krimea. Menurut BBC, ia merupakan salah satu tokoh paling terkenal setelah Ratu Victoria sendiri.

Nightingale mendapat sebuah undangan dari Ratu Victoria. Ia menjadi peran utama dalam pendirian Komisi Kerajaan untuk Kesehatan Tentara Inggris, dengan Sidney Herbert menjadi ketua.

Sebagai wanita, Nightingale tidak dapat ditunjuk sebagai Komisi Kerajaan, tetapi ia menulis laporan 1.000 halaman lebih yang termasuk laporan statistik mendetail, dan ia merupakan alat implementasi rekomendasinya. Laporan Komisi Kerajaan membuat adanya pemeriksaan tentara militer, dan didirikannya Sekolah Medis Angkatan Bersenjata dan sistem rekam medik angkatan bersenjata.

Untuk menghargai jasa-jasa Nightingale, tokoh-tokoh masyarakat mendirikan sebuah badan bernama "Dana Nightingale". Badan tersebut berhasil mengumpulkan dana sejumlah ₤45.000 sebagai rasa terima kasih orang-orang Inggris karena Nightingale berhasil menyelamatkan banyak jiwa dari kematian.

Nightingale menggunakan uang itu untuk membangun sekolah perawat khusus untuk wanita yang pertama. Sekolah tersebut didirikan di lingkungan rumah sakit St. Thomas Hospital, London dan dibuka pada tanggal 9 Juli 1860.

Florence. Sumber : Funeral

Pada tahun 1883 Florence dianugerahkan medali Palang Merah Kerajaan (The Royal Red Cross) oleh Ratu Victoria. Pada tahun 1907 pada umurnya yang ke 87 tahun Raja Inggris, di hadapan beratus-ratus undangan menganugerahkan Nightingale dengan bintang jasa The Order Of Merit dan Nightingale menjadi wanita pertama yang menerima bintang tanda jasa ini. Pada tahun 1908 ia dianugerahkan "Honorary Freedom of the City" dari kota London.

Florence Tomb. Sumber : Alamy

Nightingale meninggal dunia di usia 90 tahun pada tanggal 13 Agustus 1910. Keluarganya menolak untuk memakamkannya di Westminster Abbey. Ia dimakamkan di Gereja St. Margaret yang terletak di East Wellow, Hampshire, Inggris.



Berita Terkait