Ceknricek.com -- Ketua dan CEO Korean Air, Cho Yang-ho, tutup usia di sebuah rumah sakit di Los Angeles, Amerika Serikat (AS), Minggu (7/4) waktu setempat.
Mengutip penyataan Korean Air, Cho meninggal dalam usia 70 tahun karena penyakit kronis yang dideritanya. Kepergiannya hanya berselang kurang dari tiga pekan setelah para investor perusahaan memilih untuk mengeluarkannya dari jajaran dewan direksi.

Cho Yanggo. Sumber : BBC
Cho mengambil alih posisi Chairman Hanjin Group, kerajaan bisnis keluarga yang bergerak di bidang transportasi, dari ayahnya pada tahun 2003. Ia pula yang berperan membantu maskapai udara terbesar Korea Selatan, Korean Air Lines, bagian dari bisnis Hanjin Group, menjadi salah satu anggota pendiri aliansi global SkyTeam.
Setelah kematian Cho diumumkan kepada publik, saham Korean Air naik 3% pada pukul 00.17 (pukul 07.17 WIB), berdasarkan data Reuters.
Dalam beberapa tahun terakhir, Korean Air telah tersandung serangkaian skandal yang melibatkan anggota keluarga pendirinya.
Puncak dari skandal yang dialami terjadi dengan dakwaan terhadap Cho tahun lalu atas tuduhan penggelapan dan pelanggaran kepercayaan. Cho sendiri telah membantah tuduhan yang dilayangkan terhadapnya.
Ulah Heather Cho
Permasalahan yang mengganjal maskapai penerbangan itu dimulai setelah putri sulung Cho, Heather Cho, menjadi pemberitaan pada 2014 ketika dia kehilangan kesabaran atas pelayanan yang diterimanya saat terbang.

ChoYang-hoo-putri. Sumber: The Jaoan Times
Tingkah laku sang putri ketika itu menjadi bulan-bulanan di mana-mana, setelah ia memerintahkan pesawat Korean Air yang ditumpanginya untuk kembali ke bandara New York. Insiden tersebut sontak merusak citra Korean Air.
Pada April 2018, otoritas bea cukai Korea Selatan menyelidiki kabar bahwa putri bungsu Cho Yang Ho, Emily Cho, dan anggota keluarga lainnya tidak membayar bea masuk atas barang-barang mewah yang dibawa masuk ke negara itu.
Kasus tersebut menjadi berita utama di Korsel dan membuka kembali perdebatan nasional tentang sistem bisnis negara itu yang didominasi perusahaan keluarga, seringkali disebut sebagai chaebol.
Kedua putri Cho Yang-ho, yang sempat menduduki jabatan di maskapai penerbangan itu pun akhirnya mengundurkan diri setelah berturut-turut dirundung tudingan penyalahgunaan kekuasaan dan menjadi sorotan publik.