Ceknricek.com -- "Tolong jangan sebut saya arogan, karena apa yang saya katakan itu betul. Saya seorang juara Eropa, bukan seseorang dari botol. Saya pikir saya adalah orang spesial (Special One)," itulah kata-kata Jose Mourinho di konferensi pers pertamanya di Stamford Bridge, London, usai mengikat kontrak bersama Chelsea, 2 Juli 2004.
Kata-kata inilah yang akhirnya melekatkan julukan The Special One untuk manajer asal Portugal itu. Dirinya saat itu memang baru pertama kali mendaratkan kakinya di Premier League (Liga Inggris). Sebelumnya, Mourinho sukses membawa tim Portugal, FC Porto meraih gelar Liga Champions 2003/2004.
Sumber: AFP
Dalam kompetisi itu, Porto sukses menjadi kuda hitam dengan menumbangkan tim-tim besar seperti Manchester United, Real Madrid dan terakhir AS Monaco di babak final. Mourinho sendiri dikenal di Inggris akan aksi selebrasi larinya di Old Trafford, kandang MU saat menjungkalkan tim asuhan Sir Alex Ferguson.
"Saya menemukan orang yang memiliki mental sama dengan saya. Mereka mencintai sepak bola, seperti saya. Mereka mau menang, seperti saya. Kami punya pemain-pemain top dan maaf jika saya sedikit arogan, kita punya manajer top," ucap Mourinho saat menggambarkan perasaannya ketika pertama kali tiba di Chelsea.
Sumber: readchelsea.com
Belakangan, Mourinho sendiri mengakui bahwa pernyataan itu dilontarkan lantaran dirinya merasa dianggap sebelah mata oleh media-media Inggris. Pernyataan agresif memang kerap dilontarkan Mou di konferensi pers, yang dianggapnya sebagai permulaan dari ditabuhnya genderang perang.
Psy war atau perang urat saraf juga kerap dilontarkannya kepada manajer-manajer lain. Sebut saja Arsene Wenger, manajer Arsenal yang pernah disebutnya sebagai spesialis gagal, atau Alex Ferguson manajer MU, yang disebutnya terlalu emosional.
Sumber: AFP
Pada akhirnya, kedatangan Mou memang sukses mematahkan dominasi Arsenal dan MU di Premier League. Chelsea, tim yang 50 tahun tidak pernah meraih gelar juara Liga, akhirnya bisa dibawanya menjadi juara Premier League 2004/2005 dan 2005/2006.
Beda Sikap
15 tahun berlalu, nasib memutuskan Mourinho untuk kembali menjalani konferensi pers pertamanya di London, Kamis (21/11). Kali ini bersama dengan klub asal London Utara, Tottenham Hotspur. Dengan rambut yang kini sudah lebih banyak putihnya ketimbang waktu itu, Mourinho menunjukkan sikap yang berbeda di hadapan awak media.
Setelah menunjukkan rasa simpatinya kepada pendahulunya, Mauricio Pochettino, Mourinho justru mengajak awak media untuk bercanda. "Saya merasa kecewa Anda senang saya berada di sini. Saya pikir Anda lebih menginginkan saya sebagai komentator di Sky!" kata Mourinho, merujuk aktivitasnya selama 11 bulan terakhir sebagai pandit sepak bola.
Sumber: tottenhamhotspur.com
"Tidak apa-apa, kami bersahabat. Saya suka apa yang saya lakukan, tapi inilah hidup saya. Ini di mana saya seharusnya berada dan ini yang membuat saya bahagia," kata Mourinho menambahkan.
Baca Juga: Mourinho: Saya Bahagia dan Bergairah!
Mantan manajer Chelsea, Inter Milan, Real Madrid dan Manchester United itu lalu membagikan ambisinya bersama Spurs. Dirinya juga membagikan pandangannya terkait peluang Tottenham meraih gelar juara, sesuatu yang tak dirasakan Spurs sejak meraih gelar Piala Liga musim 2007/2008 lalu.
"Potensi dari klub sangat besar, potensi yang dimiliki para pemain juga besar, dan itu alasan mengapa saya mau datang ke sini. Visi dari Daniel Levy (pimpinan Spurs) meyakinkan saya tentang klubnya dan kualitas yang dimiliki pemain dan skuad. Saya tahu saya memiliki potensi pekerjaan bagus di tangan saya," ujar Mourinho.
Barangkali sikap yang lebih humble atau rendah hati ini ditunjukkan Mourinho, lantaran memang situasi yang dialaminya saat ini berbeda dengan 15 tahun lalu. Jika saat itu ia datang sebagai Juara Eropa, maka kali ini Ia datang setelah 11 bulan menganggur usai dipecat Manchester United.
"Saya rendah hati, saya cukup rendah hati untuk menganalisa apa yang saya lakukan, karier saya, bukan hanya tahun lalu tapi evolusi, masalah dan solusi. Saya cukup rendah hati untuk itu. Prinsip dari analisis saya adalah untuk tidak menyalahkan orang lain," kata manajer berusia 56 tahun itu.
"Tidak, saya selalu rendah hati. Masalahnya Anda tidak pernah mengetahui itu. Saya selalu rendah hati dengan cara saya. Tidak masalah dengan itu," kata manajer terbaik FIFA tahun 2010 itu.
Baca Juga: Resmi, Jose Mourinho Gantikan Posisi Mauricio di Spurs
Sumber: tottenhamhotspur.com
Ya, pada akhirnya The Special One kini telah mendeklarasikan diri sebagai The Humble One. Tugas berat menanti Mourinho dalam menyelesaikan sisa musim ini bersama Spurs. Saat ini, Tottenham berada di peringkat 14 Premier League, dengan torehan 14 poin hasil 3 kali menang dan 5 imbang.
Menurut catatan Opta tidak ada tim yang memiliki poin 14 pada 12 laga awal bisa berada di peringkat 4 di akhir musim. Padahal, Spurs sendiri telah menghuni 4 besar dalam empat musim terakhir kepemimpinan Pochettino.
Misi berat juga harus dijalankan Mourinho, guna mempertahankan rekor selalu menyumbangkan trofi di musim debutnya di tim baru, sejak melatih Porto di musim 2002/2003. Saat itu, peraih tiga gelar manajer terbaik Premier League ini menyumbangkan tiga gelar, Primeira Liga, Taca de Portugal dan Europa League.
Tugas pertama Mourinho kini adalah melewati hadangan West Ham dalam lanjutan Premier League, Sabtu (23/11).
BACA JUGA: Cek OPINI, Opini Terkini Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.
Editor: Farid R Iskandar