50 Tahun Vakum, Peraih Nobel Sastra Ini Terbitkan Novel Lagi | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Foto: Istimewa

50 Tahun Vakum, Peraih Nobel Sastra Ini Terbitkan Novel Lagi

Ceknricek.com -- Wole Soyinka, peraih Nobel Sastra 1986, akhirnya menerbitkan novel terbarunya setelah 50 tahun berlalu. Penulis drama dan penyair asal Nigeria itu menjadi orang Afrika pertama yang menerima Hadiah Nobel Sastra.

Karya terbaru yang berjudul Chronicles of the Happiest People on Earth akan terbit tahun ini. Penulis berusia 86 tahun itu aktif menulis selama masa karantina karena pandemi COVID-19.

Dilansir dari berbagai sumber, novel Chronicles of the Happiest People on Earth akan terbit di Nigeria akhir tahun 2020. Ini adalah menjadi novel ketiga yang ditulis seumur hidupnya.

Penerbit Bookcraft menyebut novelnya sebagai 'a narrative tour de force'.

"Novel ini memiliki segalanya. Persahabatan dan pengkhianatan, iman dan pengkhianatan, harapan dan sinisme, pembunuhan, kekacauan, dan tidak ada kekurangan drama. Semua berlatar negara Nigeria kontemporer," tulis keterangan penerbit.

"Seperti yang Anda harapkan dari sebuah karya Wole Soyinka, ada banyak karakter beragam, wawasan yang mendalam, komentar jenaka, dan bahasa yang paling elegan," lanjut keterangan Bookcraft.

"Dengan keadaan pandemi seperti ini, terpikir oleh saya oh tunggu sebentar, sepertinya menulis skenario teater dan merencanakan produksi bukanlah ide yang buruk," ungkap Soyinka.Sang penulis menambahkan ketika menjalani masa karantina, ia terinspirasi untuk menulis novel dan skenario teater terbaru. Selama 5 bulan tanpa henti, ia menulis.

Akademi Swedia sebagai penyelenggara Nobel Sastra menyebut sosok Wole Soyinka sebagai penulis dan penyair terbaik asal Nigeria yang menulis dalam bahasa Inggris. Ia menerima Nobel Sastra pada 1986.

Di dekade 1960-an, ia menjadi tahanan politik di Nigeria dan menyelundupkan puisi-puisinya keluar dari penjara menggunakan kertas toilet. Dia diasingkan lalu dibebaskan, di tahun 1975 Wole Soyinka kembali ke Nigeria tapi pergi lagi pada 1994 setelah paspornya ditahan penguasa saat itu.

Dia menghabiskan sebagian besar hidupnya di pengasingan di Amerika. Pada 1998, Wole Soyinka kembali ke Nigeria setelah kematian Abacha dan menghancurkan kartu hijaunya setelah Donald Trump terpilih menjadi Presiden AS di 2016.

Sebelumnya, ia sukses menerbitkan novel debut The Interpreters pada 1965. Novel keduanya Season of Anomy rilis di 1973 yang kembali melambungkan namanya di dunia sastra.

Baca juga: BBC London Siaran Indonesia 71 tahun, Ditandai Peluncuran Buku



Berita Terkait