Oleh Marsma TNI (Purn). Dr. dr. Krismono Irwanto., MHKes.
10/18/2024, 9:10 WIB
Ceknricek.com--Miliarder teknologi Johnson baru-baru ini menggemparkan dunia dengan klaimnya berhasil "memutar balik jam biologis". Prestasi ini tentu saja mengundang decak kagum, namun di balik kilauannya tersimpan pertanyaan mendasar: Apakah upaya memperpanjang umur dengan segala cara itu etis?
Kita hidup di era di mana teknologi semakin canggih dan memungkinkan kita untuk mengendalikan tubuh kita sendiri. Namun, seiring dengan kemajuan ini, muncul pula dilema moral yang kompleks. Upaya untuk hidup lebih lama tentu saja merupakan keinginan alami manusia. Namun, apakah kita harus mengejar keabadian tanpa mempertimbangkan konsekuensi sosial, ekonomi, dan lingkungan yang lebih luas?
Kesenjangan Abadi
Salah satu isu paling mendesak adalah kesenjangan akses. Sementara segelintir orang kaya mampu membiayai perawatan anti-penuaan yang mahal, jutaan orang di dunia masih kesulitan mendapatkan akses ke perawatan kesehatan dasar. Jika teknologi anti-penuaan terus berkembang, kesenjangan ini akan semakin melebar. Bayangkan sebuah dunia di mana hanya orang-orang kaya yang dapat menikmati kehidupan yang panjang dan sehat, sementara yang lain tetap berjuang dengan penyakit dan kemiskinan.
Beban Bumi
Perpanjangan usia manusia juga akan berdampak pada lingkungan. Populasi yang terus bertambah akan semakin membebani sumber daya alam dan memperparah masalah perubahan iklim. Jika kita ingin hidup lebih lama, kita harus memastikan bahwa planet ini dapat menopang populasi yang semakin besar.
Definisi Kebahagiaan
Pertanyaan yang lebih mendasar adalah: Apakah panjang umur selalu sama dengan kebahagiaan? Kualitas hidup juga perlu diperhatikan. Jika kita hidup lebih lama, tetapi dalam kondisi sakit-sakitan atau tanpa tujuan hidup, apakah itu benar-benar kehidupan yang kita inginkan?
Dilema Moral yang Kompleks
Upaya untuk memperpanjang umur adalah sebuah tantangan yang kompleks. Di satu sisi, kita ingin hidup lebih lama dan menikmati hidup. Di sisi lain, kita harus mempertimbangkan konsekuensi sosial, ekonomi, dan lingkungan dari tindakan kita.
Apa yang Harus Kita Lakukan?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kita perlu melakukan diskusi yang lebih terbuka dan melibatkan berbagai pihak, termasuk ilmuwan, ahli etika, pembuat kebijakan, dan masyarakat umum. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan antara lain:
* Akses yang adil: Bagaimana kita memastikan bahwa teknologi anti-penuaan dapat diakses oleh semua orang, bukan hanya segelintir orang kaya?
* Prioritas sumber daya: Bagaimana kita mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mengatasi masalah kesehatan global yang mendesak, seperti penyakit menular dan kelaparan?
* Kualitas hidup: Bagaimana kita mendefinisikan kualitas hidup yang baik? Apa saja faktor-faktor yang berkontribusi pada kebahagiaan dan kesejahteraan?
* Regulasi: Bagaimana kita mengatur pengembangan dan penggunaan teknologi anti-penuaan untuk memastikan bahwa teknologi ini digunakan secara bertanggung jawab?
Kesimpulan
Upaya untuk memperpanjang umur adalah sebuah petualangan yang menarik, namun kita harus tetap berhati-hati. Kita harus memastikan bahwa dalam mengejar keabadian, kita tidak mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan yang kita junjung tinggi.
Editor: Ariful Hakim