Adrianus Johannes Jan Bik, Sketsa Diponegoro dan Perburuan Rusa di Bandung | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Sumber: Myheritage

Adrianus Johannes Jan Bik, Sketsa Diponegoro dan Perburuan Rusa di Bandung

Ceknricek.com -- Guratan pensil di atas kanvas itu dengan tajam melukiskan garis-garis tegas raut wajah sosok berserban dengan keris terselip di samping perut dan selempang tersampir di bahu.

Tulang pipi pria itu nampak cekung, konon karena baru pulih dari penyakit malaria tropis, meski demikian sorot matanya menggambarkan keberanian yang nyata.

Potret itu adalah sketsa Pangeran Diponegoro. Adalah Adrianus Johannes Jan Bik, sosok di balik lukisan tersebut. Berkat sketsanya kita dapat melihat wajah Pangeran Diponegoro. 

Bik adalah seorang hakim dan seniman yang sempat bertugas di Batavia. Dia lahir tepat hari ini 239 tahun lalu, tepatnya pada 13 Januari 1790, di Dunkirk, Perancis.  

Kariernya sebagai seniman dimulai sebagai pelukis piring porselen. Pada 1816, Bik merantau ke Hindia, negeri koloni kerajaan Belanda. Bersama adiknya, Jannus Theodorus.

Adrianus Johannes Jan Bik, Sketsa Diponegoro dan Perburuan Rusa di Bandung
Sumber: Istimewa

Bik merupakan salah satu seniman paling terdidik di Hindia Belanda. Di Batavia ia sempat menjabat sebagai hakim kota bersamaan ketika Diponegoro ditahan di Balai Kota (Sandhuis) pada 1830-an.  

Sebelumnya, Pangeran Diponegoro dijebak dengan licik oleh Hendrik Merkus Baron De Kock, panglima tentara Belanda di Magelang, yang akhirnya mengakhiri Perang Jawa. Dia kemudian ditangkap dan diasingkan.

Menurut Peter Carey, mengutip Historia, di sela-sela masa penahanan itu, Bik meminta izin untuk melukis Diponegoro. Sketsa itu dibuat di kamar penahanan Diponegoro tak lama sebelum Diponegoro berangkat menuju Sulawesi.  

Baca Juga: Penangkapan Diponegoro dan Berakhirnya Perang Jawa

Mahir sebagai pelukis porselen, Bik terlatih untuk menggarap objek seninya secara cepat dan efektif dan tentunya sangat detail berikut dengan ciri keagungan sang pangeran.

“Bik adalah seorang seniman yang matang sebagai pelukis porselen. Jadi dia bisa kerja dengan sangat kilat untuk menangkap kepribadian Diponegoro,” tutur Carey.

Dalam lukisan itu, Bik mencitrakan bagaimana Diponegoro sebagai seorang ulama sekaligus panglima perang. Padahal, ketika dilukis, Diponegoro kala itu berstatus sebagai tahanan politik kelas kakap. 

Di waktu luangnya sebagai hakim kota, Bik juga masih terus melukis. Profesi formal sebagai hakim ia jalani hingga tahun 1839, untuk kemudian menekuni bisnis perkebunan tebu dan menjadi kaya raya.  

Adrianus Johannes Jan Bik, Sketsa Diponegoro dan Perburuan Rusa di Bandung
Sumber: Istimewa

Baca Juga: Autobiografi Pangeran Diponegoro Dipamerkan di Perpustakaan Universitas Leiden

Selain terkenal sebagai pelukis wajah Pangeran Diponegoro, Bik juga termasuk orang pertama yang mengabadikan kota Bandung dalam sebuah lukisan yang ia buat pada tahun 1819.

Poestaha Depok menulis lukisan lanskap yang diberi judul ‘Herten jacht te Bandong’ (Berburu rusa di Bandung). Ini menggambarkan suatu bangunan panggung yang besar di tengah padang yang menjadi area perburuan rusa oleh militer Belanda. 

Bik kala itu pergi ke Pranger (Parahyangan) saat pemerintah kolonial melakukan invasi ke daerah Jawa Barat dan membangun jalan pos trans-Java ruas Batavia-Chirebon melalui Buitenzorg, Cisarua, Cianjur, Baybang (kini Radja Mandala) dan Sumedang.  

Saat Bik membuat lukisan tersebut, ruas Baybang-Sumedang juga masih melalui area yang lebih tinggi di Cipaganti dan Ujungberung. Dalam lukisan tersebut terlihat bagaimana asrinya wilayah Bandung dengan penduduknya yang masih sedikit. 

Tahun 1847, Bik kembali ke Belanda dan menetap di Amsterdam. Ia meninggal seperempat abad kemudian pada 1872. Beberapa karya lukisannya ketika bertugas di Hindia Belanda termasuk sketsa Diponegoro dihibahkan oleh keponakannya ke Rijksmuseum.

BACA JUGA: Cek SEJARAH, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.


Editor: Farid R Iskandar


Berita Terkait