Ceknricek.com -- Manuskrip Panji, autobiografi Pangeran Diponegoro, dan epos La Galigo, termasuk karya sastra paling menginspirasi dari Asia Tenggara yang disebut dengan “Memory of the World: Panji--Diponegoro--La Galigo”, dipamerkan di Perpustakaan Universitas Leiden (UBL), 23 Mei hingga 1 September mendatang.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda, I Gusti Agung Wesaka Puja, menghadiri acara pembukaan yang berlangsung di Ruang Vossius, UBL. Antara London, Sabtu (25/5) melaporkan, acara tersebut dihadiri sekitar 40 tamu undangan.
Ketua UNESCO Komisi Belanda, Andree van Es, membuka acara, disusul dengan pemaparan mengenai pentingnya tiga naskah UNESCO di Leiden oleh Roger Tol, mantan pustakawan KITLV-Jakarta. Usai pertunjukan tari topeng Panji oleh kelompok tari Jawa Kuwung-kuwung, kurator Asia Selatan dan Tenggara UBL, Doris Jedamski, memberi paparan mengenai pameran Memory of the World: Panji--Diponegoro--La Galigo.

Sumber: Jejakrekam
Manuskrip Panji, autobiografi Pangeran Diponegoro, dan epos La Galigo, termasuk karya sastra paling menginspirasi dari Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Ketiganya memiliki arti penting bagi sejarah sastra dan budaya Asia Tenggara, sehingga dimasukkan dalam Memory of the World Register of UNESCO.
Pameran Memory of the World: Panji--Diponegoro--La Galigo difokuskan pada konten, fungsi, dan penggunaan naskah.
Kisah-kisah Panji meraih popularitas di seluruh Asia Tenggara pada abad ke-14 dan ke-15, dan menandai langkah penting dalam pengembangan sastra Jawa.

LaGaligo. Sumber: JejakRekam
Kronik Pangeran Diponegoro (1785-1855) ditulis selama pengasingannya di Sulawesi Utara. Sedangkan, manuskrip La Galigo, yang tebalnya 6.000 halaman, ditulis pada abad ke-19 dan ke-20 dari tradisi lisan Bugis kuno. La Galigo dicatat dalam aksara khas Sulawesi Selatan dan dianggap sebagai epik mitos paling komprehensif di dunia.