Angkat Teleponmu dan katakan, Halo? | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto : Sumber Inspirasi Data

Angkat Teleponmu dan katakan, Halo?

Ceknricek.com "Watson, come here; I want you.."

Kalimat panggilan yang dilakukan Alexander Graham Bell kepada Watson asistennya tersebut merupakan panggilan bersejarah bagi umat manusia. Bagaimana tidak?  Bell perlu seseorang untuk melakukan uji coba panggilan, dan kita perlu orang lain untuk ditelepon.

 

Alexander Graham Bell; Penemu Bell Telepon yang Tidak Pernah Menelpon Istrinya 

Tokoh penemu yang lahir 3 Maret 1847, di Edinburgh, Skotlandia. Pada usia 10 tahun ia meminta tambahan nama tengah “Grahamm” pada Ayahnya Alexander Melville Bell (ahli fonetik fisiologi). Sejak masa kanak-kanak ia telah memperlihatkan rasa ingin tahu yang sangat besar pada dunia. Hal inilah yang menyebabkan dia sering mengumpulkan contoh-contoh tumbuhan (spesimen botani) serta melakukan banyak eksperimen.

Sumber : Merdeka.com

Bersama teman baiknya yang memiliki penggilingan gandum dan juga merupakan  tetangganya, dia sering membuat keributan. Suatu hari ayah temannya berkata, "Mengapa kalian tidak membuat sesuatu yang lebih berguna?" Saat itu Alexander Graham Bell bertanya, apa yang perlu di kerjakan. Dan ayah teman baiknya memberi tahu bahwa gandum harus di pisahkan dengan kulitnya. Lewat beberapa eksperimen akhirnya Bell membuat peralatan sederhana yang mengkombinasikan dayung yang berputar dengan serangkaian sikat dari paku untuk memisahkan gandum dengan kulitnya. Peralatan tersebut dapat beroperasi dengan baik selama bertahun-tahun, dan sebagai 'hadiahnya', ayah temannya memberikan mereka kesempatan untuk bermain di sebuah bengkel (workshop) kecil untuk membuat 'penemuan baru'.

Bell mendapat pendidikan di Universitas Edinburgh dan London. Kemudian tahun 1870 dia pindah ke Canada, kemudian pindah lagi ke Amerika pada tahun 1871. Di Amerika dia mulai mengajar orang yang bisu dan tuli, mempopulerkan sistem yang disebut 'bahasa visual'. Sistem yang dikembangkan oleh ayahnya, Alexander Melville Bell, yang menunjukkan bagaimana bibir, lidah, dan tenggorokan digunakan dalam menggambarkan suara. Selain itu, dua orang terdekat Bell, ibu dan istrinya, Mabel Hubbard  adalah orang yang memiliki gangguan pendengaran. Kenyataan inilah yang akhirnya membuat Bell penasaran untuk menciptakan alat yang bisa mentransmisikan suara manusia. Itulah yang membawanya pada proses penciptaan telepon.


Awal Mula Istilah Halo

Alexander Graham Bell sebagai seorang penemu memiliki hak untuk mengawali apa yang perlu diucapkan ketika memulai percakapan dalam telepon, ia lalu merekomendasikan kata “Ahoy”. Kata yang berasal dari bahasa Belanda  yang juga berarti halo, namun kata tersebut tidak sukses di pasaran. Pada 15 Agustus 1877, Thomas Alva Edison menyarankan penggunakan “hello” sebagai kata sapaan.

Sumber : Museum Victoria Collection 

“hello”—yang dalam bahasa Indonesia diserap menjadi "halo"—kemudian digunakan sebagai standar sapaan via telepon di seluruh dunia.

Selain karena mudah didengar dan dibedakan dari kata lain, bahkan untuk transmisi dengan jarak yang lebih jauh, Kata “ halo” seperti yang dijelaskan oleh Ammon Shea, penulis The First Telephone Book, di mana buku yang diterbitkan tahun 1878 oleh District Telephone Company of New Haven tersebut ada lembar tambahan cara pemakaian Kata "halo" yang direkomendasikan untuk mengawali perbincangan.

Dilansir dari tirto kata “halo” jadi salah satu bentuk termodern tradisi lisan manusia. I Negah Duija dalam artikelnya berjudul “Tradisi Lisan, Naskah, dan Sejarah” yang terbit pada jurnal Wacana (vol. 7, Oktober 2005) menyebut, tradisi lisan merupakan segala wacana atau ungkapan yang disampaikan secara lisan dan memola.

Kata "halo" merupakan pola baru dari bentuk komunikasi modern, yang diterjemahkan dalam bentuk komunikasi telepon. Kata tersebut seolah-olah menjadi bentuk baku dalam konteks penerapannya pada perangkat teknologi. Ia hadir menggantikan ahlan, parev, goddag, bonjour, shalom, sampurasun, atau kata sapaan lain yang lazim digunakan pada berbagai bahasa. Karena itu, teknologi telepon—melalui “halo”—seakan-akan menyeragamkan manusia.


Penulisan Ulang Sebuah Sejarah

Pada umumnya kita mengenal Alexander Grahamm Bell sebagai penemu telepon tetapi sepertinya sejarah harus ditulis ulang kembali. Karena seorang imigran dari Firenze (Florence), Itali yang bernama Antonio Meucci lah yang pertama kali menciptakan telepon pada tahun 1849 dan ia  mematenkan hasil karyanya pada tahun 1871. Meskipun begitu, dunia patut berterimakasih juga terhadap Bell, walaupun ia bukan orang yang pertama kali menemukan telepon, sumbangsih dari penemuannya mampu mengubah bentuk dan lanskap komunikasi sosial. Sosok penemu yang juga gemar membaca ensiklopedia britanica ini meninggal pada usia 75 tahun pada 2 Agustus 1922. Ia dimakamkan di Beinn Bhreagh, Kanada.



Berita Terkait