Bagaimana Nasib Akhir Ganjar Pranowo? | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Istimewa

Bagaimana Nasib Akhir Ganjar Pranowo?

Ceknricek.com -- Ketika Partai Nasdem menyelenggarakan pemilihan calon presiden dalam Rapat Kerja Nasional minggu lalu, yang ada di kepala Surya Paloh, Ketua Umum Nasdem, mungkin sangat mulia. Ia ingin menjaring putera-puteri terbaik Indonesia untuk memimpin negara kita menggantikan Joko Widodo yang akan habis masa jabatannya pada 2024. Bukanah ini langkah baik dan mulia?

Namun, komunikasi adalah proses berpikir yang kadang complicated, ruwet sifatnya. Banyak faktor mempengaruhi kemampuan pelaku komunikasi menangkap atau menginterpretasikan makna pesan (message) yang diterimanya dari komunikan. Intensi/tujuan Nasdem menjaring 3 nama putera-puteri terbaik bangsa untuk dijadikan calon presiden rupanya disalah-interpretasikan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri sebagai intervensi Nasdem terhadap urusan internal PDIP dengan “menjambret” kadernya – Ganjar Pranowo -- untuk tujuan tertentu. Kenapa capres yang dipilih bukan dari internal Nasdem sendiri, kenapa harus kader PDIP yang dimasukkan dalam “keranjang capres Nasdem” ? kira-kira begitu pikir Bu Mega.

Maka, gusarlah Ibu Mega menghadapi “fakta” ini. Semua kader PDIP – khususnya Ganjar – diberikan ancaman keras oleh Sang Ketum dalam pidato pembukaan Rakernas yang baru lalu: Jangan main dua kaki, tiga kaki, jangan melakukan manuver-manuver politik! Semua kader PDIP mestinya tahu bahwa hanya Ketum Umum PDIP yang punya hak prerogatif untuk menentukan calon presiden PDIP sesuai mandat yang diterimanya dari Kongres PDIP.

Surya Paloh cepat-cepat minta maaf kepada Bu Mega. “Jika apa yang dilakukan Nasdem – memilih Ganjar Pranowo sebagai salah satu calon presiden -- telah  menimbulkan salah paham pada Ibu Megawati, kita minta maaf”. 

Meski Pemilu 2024 masih cukup lama, situasi politik memang sudah mulai memanas, kalau tidak dikatakan kian mendidih. Siapa calon presiden PDIP ? Publik semula tebak-tebak Rakernas PDIP akan mengumumkan nama itu secara definitive, seperti yang dilakukan oleh Rakernas Nasdem. Ternyata tidak. Sehari setelah Rakernas, muncul berita Ibu Mega meminta puterinya, Puan Maharani, untuk mulai melakukan lobi-lobi mencari mitra/koalisi. Secara implisit, berita itu – jika benar – mengandung arti pimpinan PDIP sudah mencoret nama Ganjar dari daftar calon presiden PDIP. Dan partai berkepala banteng itu tetap butuh mitra partai, meski kursinya di DPR 22,38%, lebih dari presidential threshold (PT).

Lalu, ke mana Ganjar jika nasibnya di PDIP tinggal nama saja? Keputusan pimpinan PDIP menyuruh Ganjar membacakan hasil Rakernas pada Jum’at sore yang lalu, secara implisit, mengandung arti mempermalukan Ganjar di hadapan seluruh peserta Rakernas, khususnya para pimpinan PDIP. Dalam keputusan Rakernas terdapat diktum yang digarisbawahi bahwa calon presiden PDIP ditentukan oleh Ketua Umum sesuai hak prerogatif yang dimiliki Ketua Umum. Kemudian terdengarlah gemuruh suara tepuk-tangan hadirin dan Ganjar hanya senyum-senyum pahit.

Siapa yang bakal digandeng PDIP dalam pemilu 2024?

Tampaknya ini keputusan yang amat sulit. Hubungan PDIP dengan sejumlah partai besar, tampaknya, kurang harmonis. Semula duet Puan-Prabowo Subianto (Ketua Umum Partai Gerindra) sudah kencang diberitakan. Hubungan pribadi Ibu Mega dan Prabowo pun cukup dekat. Tapi, politik adalah seni berkemungkinan. Dalam politik, hujan dan panas bisa cepat berganti-ganti tanpa ada yang bisa ramal secara jitu. Tatkala Prabowo beberapa hari yang lalu “sowan” ke Muhaimin Iskandar di kantor PKB, spekulasi pun beredar kencang bahwa dua tokoh partai ini (Gerindra dan PKB) hampir dipastikan “jadi”. Dua partai ini akan memiliki 23,25% kursi di parlemen jika berkoalisi.

Spekulasi pun cepat beredar Puan mungkin akan menggaet Erick Thohir (Menteri BUMN) dengan total kursi 22,38% jika bergabung. Namun, duet dua tokoh ini kurang taktis, sebab Erick sama sekali tidak memberikan tambahan suara (massa) jika bergabung dengan PDIP. Catatan tambahan: Puan belakangan ini banyak meluncurkan gagasan kontroversial seperti minta agar perempuan diberikan cuti hamil 6 bulan, bahkan suami pun boleh ambil cuti sekian lama ketika sang isteri hamil; suatu gagasan yang pasti ditentang keras oleh mayoritas pengusaha kita!

Bagaimana dengan Anies Baswedan? Awalnya, Anies diberitakan jadi capres PKS, karena hubungan mereka sejak awal memang mesra. Tapi, berita terakhir, AHY, Ketua Umum Demokrat, tiba-tiba “menyalip” PKS, bakal bergabung dengan Anies sebagai capres/cawapres dengan total kursi 28,5% kursi di DPR. Kemarin beredar berita bahwa Surya Paloh sudah menyerahkan 2 paket pimpinan RI untuk digulirkan di Pilpres 2024: Anies/Puan dan Anies/Gandjar. Paloh mungkin minta Pak Djokowi untuk timbang-timbang. Sebagai “King Maker”, Jokowi masih punya kuasa……  

Koalisi Prabowo dan Cak Imin tampaknya sudah “tenang-tenang”. Gabungan dua partai ini menguasai 23,25% kursi di DPR. Bagaimana peluang Gerindra dan PKB, sangat tergantung pada sikap dan tindakan NU. Jangan lupa, PKB itu “anak NU”, Gus Dur-lah  – tokoh kharismatik NU yang sebetulnya mendirikan PKB. Belakangan ini “silat lidah” antara Yenny Wahid – puteri Gus Dur --  dan Cak Imin makin ramai di udara. Cak Imin menuding Yenny Wahid bukan anggota PKB; sebaliknya kata Yenny, Cak Imin TIDAK pernah mendirikan partai politik…… Maka, muncullah jargon “PKB Muhaimin Iskandar” dan “PKB Yenny Wahid”. Jika Yenny beserta jajarannya, para pengikut setia (alm) Gus Dur di NU, bergerak, bisa saja Cak Imin dengan PKB-nya goyang-goyang yang berkonsekuensi para petinggi Gerindra akan pikir-pikir lagi untuk tetap berkoalisi dengan PKB atau cari kawan lain !

Jadi, bagaimana nasib akhir Ganjar Pranowo? Sudah tamatkah ?

BELUM! BELUM !

Nasib Ganjar juga ditentukan oleh Pak Jokowi. Semua orang, termasuk para kader dan pimpinan PDIP harus mengakui Ganjar saat ini tokoh yang sangat populer, pendukungnya luar biasa, tidak hanya di Jawa Tengah. Tidak salah jika para Pengurus DPW Nasdem memilih Ganjar sebagai salah satu calon presiden mereka. Kelebihan Ganjar: dia kaya dengan pengalaman dan pengetahuan di bidang pemerintahan dan legislatif (7-8 tahun sebagai anggota DPR-RI). Karakternya yang santun, rendah hati dan selalu senyum juga plus point Gadjar.

Sudah lama spekulasi beredar Jokowi diam-diam suka sama Ganjar. Masih ingat kalimat yang diucapkan Jokowi Ketika ia menghadiri pertemuan Persatuan Relawan Jokowi di Jawa Tengah belum lama ini: “Ojo kesusu; jangan-jangan orangnya ada di sini ……” Grrrrrr, ruangan itu pun diguncang tawa keras semua hadirin. Memang Ganjar hadir pada kesempatan yang penuh ceriah itu.

Sekali lagi, pemilu masih lama, masih banyak waktu bagi pimpinan parpol-parpol untuk berkontemplasi dan berpikir ulang sebelum memasukkan nama-nama definitif sebagai calon presiden/calon wakil presiden untuk “duel” pada Pilpres 2024! Oleh sebab itu, tidak mustahil Ibu Megawati Soekarnoputri pada menit-menit terakhir “berdamai kembali” dengan Ganjar Pranowo dan menetapkan Ganjar/Puan sebagai calon presiden/calon wakil presiden PDIP……!! Ingat, dalam politik tidak ada yang tidak mungkin.

#Tjipta Lesmana, Pengamat Politik Senior


Editor: Ariful Hakim


Berita Terkait